25.Pesan Misterius

120 27 90
                                    

Ulangtahunmu akan menjadi ulang tahun yang paling gelap. Jadi bersiap-siaplah. Akan ada banyak air mata dan penyesalan.  Aku harap, nanti  kau  tidak terus berlarut-larut dalam kesedihan.

Mayrine mengerutkan dahinya, apa-apaan ini?

Apa ini ulah fans Renjun? Tapi tidak mungkin mereka tahu kalau sebentar lagi adalah ulangtahunnya.

Ah, makin lama rasanya makin rumit saja.

Ini sudah hari ketiga Renjun tidak menghubunginya, Mayrine berusaha baik-baik saja. Walaupun, dalam hatinya bertanya bagaimana kabar dan keadaannya.

Mark yang biasanya tiap hari  berkunjung ke rumah Mayrine, juga tidak datang.

Mungkin Mark tahu kalau dirinya sedang dalam keadaan tidak baik.

Atau

Dia sibuk dengan pacar baru, sekaligus sekretarisnya itu, Chika.

Mayrine hampir tertawa ketika membayangkan bagaimana  Mark berpacaran dengan Chika.

Secara yang Mayrine tahu kalau Mark adalah orang yang agak takut berdekatan dengan perempuan, kecuali dia dan ibunya.

Dan boom

Tiba-tiba di hari festival sekolah Mark sudah mengklaim Chika sebagai pacarnya.

Mayrine berani bersumpah ia dalam keadaan antara percaya dan tidak dengan apa yang telah terjadi.

Mark dan Chika? Bagaimana bisa?

Mayrine jadi ingat bagaimana Mark bersembunyi di belakang punggungnya ketika banyak siswi yang memberinya hadiah pada hari valentine.

Mark berkata, “Mayrine, tolong selamatkan aku dari makhluk-makhluk ini.”

Mark setengah ketakutan namun, Mayrine terus saja tertawa.

Kalau diingat-ingat rasanya lucu. Sepertinya ini hanya perasaannya, Mark memang berniat memiliki hubungan yang serius dengan Chika atau Mark menghindar darinya?

Mayrine merasa kesepian karena Mark tidak ada dirumahnya. Biasanya di saat seperti ini ada saja yang membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah.

Kalau kata Mayrine, Mark itu multifungsi. Bisa apa saja, kecuali memasak.

Terdengar pintu yang di ketuk.

Kalian yang jarang tinggal sendirian di rumah pasti tidak tahu bagaimana rasanya ketika pintu rumah diketuk.

Bagi Mayrine itu sangat menyeramkan.

“Ini bukan orang jahat, ini Jeno.” Terdengar suara Jeno yang berteriak dari depan pintu.

Mayrine mengembuskan napasnya, lega.

“Ada apa Jen?” Mayrine melihat Jeno yang membawa satu tas penuh dengan makanan.

“Boleh duduk tidak?”

Mayrine tersenyum kecil, ia baru sadar kalau mereka masih ada di depan pintu.

“Ah maaf, ayo masuk dan duduk.” Jeno tersenyum.

“Ini untukmu.” Jeno menaruh tas itu di meja.

Mayrine menatap Jeno  bingung, dalam rangka apa temannya memberikannya makanan gitu.

Biasanya Mark yang selalu memberikannya makanan.

Oh, atau Jeno akan menggantikan Mark?

Maksud Mayrine, menggantikan dalam artian membawakan makanan, merusuh, dan membantu Mayrine dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada di rumah.

“Ulangtahunku masih dua hati lagi  Jen. Ini dalam rangka apa?”

Jeno menaik turunkan bahunya, “Anggap saja aku kelebihan uang.”

Mayrine diam.

Lingkungan pertemanan dan sekitarnya memang begitu. Kalau bukan kelebihan uang ya pasti membeli sesuatu hanya karena ingin atau iseng saja.

Orang kaya, bebas. Batin Mayrine.

Sementara itu Jeno takut. Ia takut Mayrine akan menyadari kebohongannya.

Sebenarnya, makanan tadi itu adalah titipan Mark. Jika Mark bukan teman sekaligus ketuanya maka Jeno malas membawakannya kemari.

Mengapa bukan Mark saja yang membawanya?

Kalau Renjun tahu, nanti dia yang dihajar oleh Renjun bagaimana? Memangnya Mark mau tanggung kalau wajah yang tampan akan menjadi buruk karena dihantam?

Mana mau kan?

Mark pasti hanya bisa menertawakan nasibnya yang malang.

“Oh begitu. Ya sudah terima kasih banyak. Kau mau makan apa? Kebetulan aku habis masak nasi goreng. Mau coba?”

“Boleh, pantas saja Mark sering kesini. Ternyata walaupun dia kaya, dia suka numpang makan.” Mendengar itu Mayrine tertawa keras. Jika Mark ada disini, maka Mark akan memukul Jeno.

Hari ini kau selamat Jen.

Sebenarnya Jeno mengiyakan tawaran Mayrine bukan tanpa alasan. Mark tiap hari selalu meminta rapat agar cepat selesai terus belakangan ini.

Banyak yang tidak tahu alasannya. Namun, bagi sebagian anggota OSIS itu merupakan berkah tersendiri karena mereka bisa bersantai.

Dan, setelah ia bertanya dengan Mark. Akhirnya Jeno tahu jawabannya, disaat Mark mengakhiri rapat lebih cepat, itu artinya Mayrine sedang masak dalam jumlah banyak dan itu adalah kesukaan Mark.
Katanya, Mark tidak mau menyia-nyiakan waktunya. Kalau ia terlambat bisa saja makanan yang Mayrine masak sudah dibagikan ke tetangga.

Seharusnya Mark bilang lebih awal, jadi Jeno tidak perlu mengantri lama untuk membeli bakso bakar di depan sekolah sambil melanjutkan beberapa konsep program kegiatan OSIS.

Jeno salah, harusnya ketika ia mengerjakan tugas OSIS lokasinya di rumah Mayrine, bukan di ruang sekretariat.

“Kesini, Jen. Ambil saja, aku tidak tahu seberapa porsi makanmu.” Jeno langsung berjalan ke dapur.

Jangan berduaan dengan Jeno.

Prang..

Tangan kanan Mayrine tidak sengaja menjatuhkan gelas  karena pesan yang ada di layar ponselnya.

“Hey, kau memikirkan apa? Hati-hati.” Jeno ikut memunguti pecahan kaca yang berceceran di lantai.

“Ah, maaf Jen. Biar aku saja, aku tadi hanya tidak berkonsentrasi. Kau ambil saja dulu nasi gorengnya.”

Jeno menggeleng, “Masalah makan bisa nanti saja. Ini berbahaya jika terkena kaki. Biar aku saja yang bersihkan.”

Mayrine mengusap wajahnya kasar, lagi-lagi nomor yang sama dengan yang tadi.

Sebenarnya siapa dia?

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 1  Ft.Huang Renjun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang