28.Happy Birthday

135 30 128
                                    

Mayrine mematut dirinya di depan cermin yang ada di kamarnya.
Apakah Renjun suka dengan penampilannya sekarang?

Ah Mayrine jadi tidak percaya diri

Mayrine sepertinya tidak cocok untuk laki-laki setampan Renjun.

"SUDAH ATAU BELUM?" Terdengar Renjun yang berteriak dari depan pintu Mayrine.

Dengan cepat Mayrine membuka pintu. Namun, nahasnya ia malah tersandung kaki sendiri.

Oh, ini sungguh memalukan.

Untungnya Renjun menyelamatkannya.

"Perhatikan langkahmu sayang,"

“Maaf,” Mayrine tersenyum kikuk.

“Sekarang mau kemana?”

Renjun menggenggam tangan Mayrine, “Mampir sebentar ke rumahku. Tidak apa kan? Ada sesuatu yang tertinggal disana.

Mayrine hanya mengangguk, rasanya sudah lama ia tidak berkunjung ke rumah Renjun.

“Kau seperti orang yang baru berpacaran denganku saja, pegangan.” Terdengar suara tawa Renjun.

Mayrine berdecak pelan, kedua tangannya melingkar sempurna di pinggang Renjun.

“Ayo, pergi.” Mayrine berucap pelan.

“Siap, meluncur tuan putri.”

Sudah setengah jam Mayrine duduk di sofa ruang tengah rumah Renjun, namun Renjun tidak kembali.

“Kau mencari apa sih Jun? Perlu aku bantu carikan barangnya?” Ucap Mayrine sambil mengirimkan pesan pada Mark.

“Kalau tidak ada jawaban, aku akan kesana ya.” Merasa tidak di respon, Mayrine berteriak, memanggil nama Renjun lagi.

“Sebentar, jangan kesini dulu.”

“Kau sedang apa sih Jun?” Mayrine sudah terlanjur penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Renjun.

“Sepuluh detik lagi aku akan kesana, pertama-tama tutup matamu.”

Mayrine mendengus kesal, “Kau akan melakukan apa?”

“Just close your eyes.”

Mayrine menuruti ucapan Renjun. Mengatupkan matanya perlahan.

“Happy birthday, my girlfriend, my enemy, my love.”

Bersamaan dengan suara itu, Mayrine membuka kedua matanya perlahan. Ia melihat Renjun yang membawa kue cokelat bersama dengan lilin yang menyala.  Air matanya menetes pelan.

Ternyata, Renjun ingat ulangtahunnya. Ia kira setelah perdebatan dan masalah hari itu, Renjun akan melupakannya.

“Thankyou.”

Mayrine masih menangis, tidak menyangka dengan apa yang ada di depannya.

“Hey, jangan menangis. Buat permintaan dulu, lalu tiup lilinnya.”

Mayrine menyatukan kedua tangannya di depan dada, menutup matanya perlahan.

“Tuhan, aku hanya punya Renjun dan Mark sekarang. Jaga mereka berdua. Jika apa yang selama ini Renjun lakukan adalah untuk melindungiku, misalkan nanti dia berusaha melindungiku tolong buat dia tetap selamat.”

Mayrine membuka matanya, lalu meniup lilin itu perlahan.

“Terimakasih, Renandra.”

“Sama-sama, kau membuat permintaan apa tadi?” Renjun mencubit hidung Mayrine gemas.

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 1  Ft.Huang Renjun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang