24. Menghilangkan diri

140 32 56
                                    

Renjun menghela napas panjang. Menutup matanya sejenak. Apakah yang ia lakukan ini salah?

Ia hanya ingin Mayrine selamat.

Tapi Mayrine tidak mau mengerti.

Matanya melirik ponsel sejenak, sudah dua hari pesannya tidak dibalas. Ponselnya juga tidak aktif. Sebenarnya apa yang  Mayrine inginkan?

“H..halo?”

“Tolol, kau apakan lagi Mayrine hah?” dahi Renjun berkerut, ia tidak dapat mengatakan apapun yang membuat Mayrine sedih, mengapa Mark segalak ini padanya?

“Dia tidak ada dimanapun, aku sudah seperti orang gila mencarinya sejak dua hari. Kau tidak tahu kalau Mayrine tidak ada di rumah dua hari?” Di seberang sana, Mark mengacak rambutnya frustasi.

“Tidak.”

“Huh, tidak salah aku menyebutmu kurang ajar, tolol, tidak berguna. Jika sesuatu terjadi pada Mayrine, kau takkan kubiarkan selamat.” Mark terdengar marah.

“Hey, aku tidak mengatakan apapun padanya. Mengapa aku yang disalahkan?” Renjun tak mengerti, bagaimana bisa Mayrine pergi dan itu disangkut pautkan dengan dia?
Pesan dan telpon yang ia tujukan untuk Mayrine  saja tidak direspon.

“Mana aku tahu, terakhir dia mengirimkan pesan padaku begini, ‘Aku pergi sebentar, hanya dua hari setelah itu aku akan pulang. Jangan beritahu Renjun kalau aku pergi, dia bisa saja tahu dimana tempatku. Sampai jumpa lagi Mark ku yang tampan.’ Begitu Jun, apa kau pikir aku tidak khawatir? Dia kalau mengendarai mobil dalam keadaan emosional bisa ugal-ugalan. Kalau terjadi...ah susah bicara dengan orang sepertimu. Intinya, cari Mayrine. Aku tidak peduli, mau sampai ke ujung dunia pun terserah, yang penting Mayrine baik-baik saja.”

Tut.

Ah, rasanya kepala Renjun ingin pecah saja.

Mark sudah dua jam disini, mengganti saluran TV secara acak sambil menunggu kedatangan Mayrine.
Ia tahu, Mayrine sudah dewasa. Mayrine tahu jalan pulang.

Seharusnya Mark tidak perlu menelpon Renjun masalah ini. Ini hanya akan memperkeruh keadaan.

Cklek.

I'm home.”

Mayrine berucap datar, ia sudah menduga kalau Mark akan datang terlebih dahulu dibandingkan dengan tuan rumah.

“Darimana saja? Mentang-mentang libur kau pergi seenaknya tanpa memberitahu aku. Aku hampir gila mencarimu selama dua hari ini.”
Mark menatap Mayrine jengah, sementara lawan bicaranya melemparkan tas ranselnya ke sembarang arah, ikut duduk di sebelah Mark.

“Liburan keluar kota. Mencari ketenangan.” Mayrine berucap santai.

Anggap saja itu alasan.

Sebab ia tidak mau Renjun menghubunginya, sesekali ia ingin melepaskan beban pikiran dengan refreshing.

“Kau tak waras? Luar kota?” Mark setengah berteriak, tak percaya dengan apa yang mayrine lakukan.

“Heem luar kota. Ada masalah?”

“Kau gila, kalau ada apa-apa nanti juga aku yang repot.” Mark mengembuskan napasnya, berusaha sabar dengan Mayrine.

Ia yakin, ada sesuatu yang terjadi pada Mayrine dan Renjun. Karena itu Mayrine sampai pergi jauh untuk menenangkan pikirannya.

Pacarmu sudah pulang, tidak usah kemari.  Dia sangat menyebalkan

Renjun
Ok.

Mark mengacak rambutnya. Manusia macam apa Renjun? Harusnya dia bertanya bagaimana keadaan Mayrine saat ini. Tapi Renjun hanya membalas dengan kata ‘ok’. Memangnya dia peramal yang bisa tahu bagaimana keadaan pacarnya saat ini?

Sudahlah, Mark pusing dengan hubungan Renjun dan Mayrine . 

Mayrine mengeluarkan beberapa cemilan dari tasnya, “Makan, jika tak mau mati kelaparan.” Nada bicara Mayrine terdengar cuek.

Mark mengambil cemilan dan roti yang ada di meja, “Memangnya, kau tidak ada niat memasak?”

Sebenarnya tujuan Mark kesini adalah untuk mencicipi nasi goreng buatan Mayrine, tapi berhubung  mood Mayrine yang buruk ia mengurungkan niatnya.

“LALU KAU KIRA AKU BISA MEMASAK SETELAH PERJALANAN JAUH? KAU BANYAK UANG KAN? DELIVERY SAJA! SEJAK KAPAN TUAN MUDA MARK JADI MISKIN?” Ucap Mayrine ketus.

Mark diam, mengapa dirinya menjadi tempat pelampiasan amarah?

“Ya sudah aku delivery saja. Kau mau pesan juga?” Mark bertanya hati-hati pada Mayrine, takut dimarahi lagi.

“Beli saja sendiri. Aku tidak ada niat makan.”

“Tapi nanti, kau sakit.”

“Kan sudah kubilang, aku tidak ada niat makan. Jangan keras kepala.”

Mark menunduk pasrah. Hari ini Mayrine benar-benar menyebalkan.

ᴵⁿˢᵒᵐⁿⁱᵃ 1  Ft.Huang Renjun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang