[15] Bantuan

1.7K 270 25
                                    

'Mungkin beberapa bulan lagi dia akan kembali, masih ingat pesan papaa?'




•••

Ucapan itu sungguh selalu terngiang dikepala Vantae, rasanya ia ingin cepat-cepat bekerja menghasilkan uang sendiri tanpa mau menerima dari sang papa.

Jika ia terus menerus menerima uang dari sang papa, kemungkinan besar ia tidak akan enak ketika menolak beberapa permintaan sang papaa nantinya.

Dan posisi sekarang ia berada dicafe Jinan, hanya berdua karena ada hal penting. "Apaan, tumben sendiri?"

"Mm bang, apa cafe lo lagi ada lowongan kerja?"

"Kenapa?"

Vantae menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sedikit ragu sebenarnya untuk mengatakan hal ini pada Jinan. "Anu— gue mau kerja disini, boleh?"

"Lo serius?" Tanya Jinan tak percaya. Bukannya apa, yang dilihat Jinan selama ini, lelaki didepannya ini hidup berkecukupan. Namun kenapa harus bekerja sambil kuliah?

"Gue serius bang,"

"Ada, tapi sebagai waiters. Gimana?"

Vantae mengangguk angguk senang. "Apapun— apapun gue mau bang. Tapi gue part time, boleh?"

"Iya boleh, santai kalo sama gue"

"Jadi?"

"Jadi lo boleh kerja disini"

"Mulai—"

"Mulai besok habis pulang kuliah lo langsung kesini aja"

Vantae tersenyum senang, lalu refleks memeluk Jinan. Tapi itu hanya sebentar. Dan beberapa bulan kedepan ini Vantae akan bekerja keras. Tapi sekarang yang ada difikirannya, bagaimana Jika Rosé tahu bahwa sang pacar bekerja sebagai waitres?

Namun tiba-tiba atensinya teralih pada ponselnya yang bergetar pertanda ada pesan masuk. Moodnya seketika membuat ia malas untuk melakukan sesuatu.

Dia menghela mafasnya, ternyata ayahnya benar-benar akan melakukan hal ini. "Bang, gue pamit dulu ya. Ada urusan dadakan" ucap Vantae, lalu menuju parkiran dan dengan cepat mengegas motornya.

Dan Vantae kini sudah berada ditempat yang ayahnya bilang. Ia mendapat pesan dari sang ayah untuk menjemput anak dari teman koleganya distasiun bus. Benarkan lelaki itu tidak bisa menolak permintaan sang ayah? Dan untung saja Vantae langsung menemukan gadis itu.


"Nana, kan?" Tanya Vantae sedikit ragu.

"I-iya"

"Oh, aku Vantae yang disuruh jemput kamu"

Vantae melihat gadis bernama Nana itu dari atas sampai bawah, cukup cantik. Lalu Vantae menggeleng cepat kepalanya, ia harus ingat jika ia sudah memiliki Rosé yang tak kalah cantiknya.

Dan atensinya kini beralih pada tas yang dibawa dan satu tas yang berukuran sedang. Ia cukup menghela nafasnya, untung barang bawaan gadis itu tidak terlalu banyak. Pasalanya ia hanya membawa motor. "Maaf ngerepotin—sebenernya aku udah bilang sama om Kim gak usah jemput"

"Gapapa kok" jawab Vantae seadanya.

Jujur, gadis bernama Nana itu langsung terpesona dengan ketampanan Vantae saat pertama kali bertemu. Padahal lelaki itu hanya memakai pakaian yang cukup sederhana.

Ya, namanya juga orang ganteng. Memakai apapun tetap terlihat menarik.

♒♒♒

How About Us? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang