37. MATA-MATA SINIS

1.3K 134 15
                                    

▪▪▪

Malam yang syahdu itu akhirnya terlewati dengan penuh kebimbangan dan rasa yang semakin mengacaukan hati Hyun-Ra. Malam itu ternyata Kyuhyun tidak menyentuhnya, tidak berbuat macam-macam ataupun menuntut sesuatu dengan syarat gila yang sedari kemarin selalu menjadi pertimbangannya. Bahkan Kyuhyun berjanji tidak akan menidurinya lagi meskipun masih ada embel-embel 'jika aku kuat menahan godaan iblis yang bahkan sering menginginkan tubuhmu.' Dan itu membuat Hyun-Ra antara ingin berterima kasih atau justru memukul kepalanya dengan sepatu.

Dan kemudian pria itu pergi, meninggalkannya dengan seribu janji, hingga membentuk sejuta kegalauan di hati Hyun-Ra yang sedang sepi.

Seperti biasa, pagi ini Hyun-Ra berjalan di koridor kantor setelah keluar dari mobil Daehyun, dengan pandangan orang-orang yang masih seperti kemarin, menatapnya seolah sedang mengamati kedatangan musuh. Hyun-Ra menunduk dari pancaran-pancaran sinis itu dan berusaha fokus pada pijakan kakinya. Namun kemudian, langkah Hyun-Ra mendadak berhenti saat sudah memasuki biliknya.

Di atas meja kerjanya tergeletak sebuah bunga seperti halnya bunga yang datang kemarin, hanya bedanya kali ini berwarna pink. Bahkan dari tempatnya berdiri Hyun-Ra bisa melihat ada nama Park Jinho kembali tertulis di kertas yang tertempel.

Dalam sekejap ia mulai merasa terganggu hingga mendekat kesal untuk merenggut kasar buket bunga itu.

Selamat pagi, Sayangku Hyun-Ra ....

Aku kembali mengirim bunga kesukaanmu masih dengan cinta yang sama, hati yang sama dan kerinduan yang sama. Bunga yang cantik secantik dirimu.

Ada bekas bibirku di kertas ini, kecupan selamat pagiku untuk gadis seindah dirimu.

Kuharap kau akan menyukainya, Sayang

Dari Park Jinho, kekasihmu

Apa-apaan ini?!

Hyun-Ra meremas kertas di tangannya hingga membentuk gumpalan kecil lalu melemparnya ke tong sampah. Berlanjut pada buket bunga yang bernasib sama, menyusul kertas malang tadi.

Siapa sebenarnya orang ini?

Hyun-Ra menghempaskan tubuhnya di atas kursi untuk kemudian menyadari ada beberapa pasang mata yang sedang mengamatinya, berbisik-bisik seolah sedang mencela Hyun-Ra. Seketika semua orang jadi terasa asing, seperti musuh yang hendak melemparinya dengan kotoran anjing. Kenapa mereka tidak menghampirinya saja dan bertanya langsung apa yang menjadi spekulasi di pikiran mereka?

Dalam keadaan seperti ini, Hyun-Ra akan butuh Seo Jin untuk berkeluh kesah agar ia tidak sendirian dalam menghadapi kerasnya raut-raut dengki di sekeliling. Namun pagi ini Hyun-Ra tidak menemukan Seo Jin di mana pun.

Apakah Seo Jin tidak masuk kerja?

Hyun-Ra mencoba mengabaikan mata-mata sinis itu dan mulai menunduk pada pekerjaannya. Ia mengingat apa yang dulu pernah Daehyun katakan, bahwa masalah yang ada padanya sekarang bukanlah urusan orang-orang. Kelangsungan hidupnya bukan tergantung pada bagaimana reaksi orang-orang. Yang terpenting Hyun-Ra tidak pernah melakukan apa yang mungkin orang-orang itu tuduhkan.

Dan keesokannya keadaan masih tetap sama, sikap sinis perempuan kantor terus menghantui Hyun-Ra hingga membuatnya seperti berada di dunia berbeda, dunia pengap yang penuh dengan laba-laba. Ada bunga misterius lagi yang datang di pagi hari dan bertengger manis di atas mejanya, bahkan kali ini Si pengirim itu semakin berani dengan surat omong kosongnya.

Tears Of Love (Completed ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang