Hari Minggu tiba. Di tiket memang tidak ada keterangan penerbangannya akan berlangsung berapa lama, tapi ada keterangan bahwa pesawat akan take off pada jam 2 siang. Odelia tidak bisa membayangkan apa yang harus mereka katakan saat check-in, dan akan bagaimana bentuk boarding pass-nya. Apakah bahkan ada penumpang selain mereka?
Zoe datang berkunjung kemarin. Ia senang karena ada Odelia juga. Jadi ia mengatakan bahwa mereka tidak perlu membawa barang-barang lain dan pada jam 1 siang mereka akan dijemput untuk ke pesawat. Memangnya tidak apa-apa pergi satu jam sebelum pesawat lepas landas? Odelia sungguh tidak mengerti.
Zoe bilang untuk tidak perlu membawa apa-apa, jadi mereka tidak perlu membawa baju atau barang tertentu karena di sana akan disediakan. Karena itu mereka sepakat hanya membawa barang-barang yang berkaitan dengan identitas mereka dan membawa dompet juga ponsel. Selain itu mereka memang tidak bawa apa-apa.
Tepat jam 1, Zoe datang dari sebuah portal. Ia mengecek penampilan duabelas orang di depannya. Mereka memang hanya membawa sebuah tas kecil dan berpenampilan seperti musim panas biasa. Bahkan Odelia juga tampak menggunakan gaya yang mirip seperti lelaki lainnya.
"Ayo kita langsung masuk ke pesawatnya," ajak Zoe riang.
"Bukannya harus ke bandara dulu?"
"Tentu tidak, Yonghoon. Satu persatu akan masuk melalui portal ini dan kalian sudah ada dalam pesawat itu. Waktu satu jamnya untuk kalian berkeliling di pesawatnya. Ini adalah produk dari tempat kami, jadi kalian harus membiasakan juga dengan teknologi yang biasa dipakai. Penerbangannya akan berjalan cukup lama, kalian akan tiba saat malam. Jadi bisa langsung istirahat! Ada pertanyaan?"
Semua menggeleng. Jadi Zoe tersenyum puas. Ia mengarahkan Yonghoon untuk masuk. Dalam sekejap Yonghoon tampak tersedot ke dalam portal itu.
"Yonghoon langsung hilang."
Ucapan Odelia membuat Zoe terkekeh. "Silakan selanjutnya kau saja yang masuk, pelan-pelan saja."
Odelia melangkah ragu ke dalam. Tapi akhirnya ia menguatkan dirinya bahwa tidak akan ada apa-apa. Jadi ia melangkah semakin dekat dan rasanya seperti berjalan melalui pintu. Begitu masuk ia langsung mengagumi fasilitas di pesawat ini yang tidak pernah ia rasakan seumur hidupnya.
Kursinya berupa sofa dan tampak empuk juga lapang. Masing-masing dari mereka seperti memiliki ruangan masing-masing dan ada sekat yang memisahkan. Sofanya bisa diubah menjadi tempat tidur dan ada televisi juga. Mereka bisa menutup tempat mereka duduk dan mungkin akan langsung terasa seperti berada di dalam kamar yang agak mungil. Rasanya tempat duduknya jauh lebih luas daripada kelas satu malah karena setiap baris hanya ada satu tempat untuk mereka dan di sisinya adalah koridor untuk berjalan. Ah pesawat-pesawat pribadi kan memang fasilitasnya sangat memanjakan, Odelia mengangguk kecil dan ia tidak lagi terlalu terkejut.
Tanpa terasa ternyata semuanya sudah menginjakkan kaki di pesawat. Zoe mengenalkan bahwa ini adalah tempat mereka duduk dan menunjukkan fasilitas yang ada. Ternyata mereka bahkan bisa memilih ingin makan apa dan makanan itu langsung terhidang tanpa diantar. Katanya sudah ada sistem untuk itu. Lalu mereka juga bisa mengubah suasana tempat duduk mereka, mulai dari pencahayaan, temperaturnya, dan sebagainya.
Kalau mereka melangkah ke belakang ada ruang makan juga, jika mereka mau berkumpul dan makan bersama. Selain itu ada juga sofa-sofa dan meja, seperti sebuah tempat pertemuan. Bisa dikatakan, isi pesawat ini seperti isi apartemen. Bedanya bentuknya hanya memanjang saja.
Masing-masing sepertinya langsung penasaran. Jadi mereka langsung duduk di kursi mereka dan meraih sebuah tablet. Dari sini ada berbagai pilihan menu untuk makanan. Dan jika mereka butuh barang juga bisa langsung mereka pilih dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERO (ONEUS & ONEWE)
FanficGadis ini tidak sengaja membeli sebuah buku dari seorang penjual yang tampak sudah tua. Enam lelaki ini-Ravn, Seoho, Leedo, Keonhee, Hwanwoong, dan Xion-juga tidak sengaja membeli sebuah buku dari sebuah toko barang antik. Dan lima lelaki ini-Yongho...