16

291 74 28
                                    

"Selamat pagi, Pangeran," beberapa pelayan tampak langsung memberi hormat dengan kedatangan sosok ini. Semuanya terkejut dengan kehadiran Pangeran yang tiba-tiba datang ke mansion seorang Duke, bahkan tanpa janji sebelumnya. Para pelayan sedang membersihkan rumah, dan saat itulah sang Pangeran datang.

"Lady Odelia ada?"

"Ada, Pangeran. Mohon tunggu sebentar."

Seorang pelayan mengetuk pintu kamar tersebut dan memanggil orang yang dimaksud. Tampak seorang gadis keluar dan menatap terkejut. Ia cepat-cepat memberikan hormat.

"Pangeran Ravn? Ada apa sampai berkunjung ke mari? Mau minum teh dulu?"

"Tidak. Aku buru-buru, jadi aku akan cepat saja."

"Lanjutkan kalau begitu," gadis itu tersenyum sopan.

"Kita lupakan saja soal perjodohan kita."

"Maaf? Pangeran tidak serius kan?"

Ravn tampak menghela napas dengan ekspresi yang tampak lelah. "Mohon kerjasamanya. Lupakan soal pertunangan. Lupakan soal pernikahan. Aku harus pergi."

"Berikan aku alasan sebelum Pangeran pergi."

"Aku menemukan seseorang yang aku cintai."

"Orang yang tidak jelas asal usulnya itu?"

Ekspresi Ravn langsung terlihat marah. "Jaga bicaramu. Kau bermimpi menjadi seorang Ratu di saat kau tidak bisa menjaga cara bicaramu?"

"Baiklah kalau Pangeran ingin begitu. Aku harap Pangeran memang sudah menyampaikannya ke ayah kita masing-masing."

"Aku akan bertanggungjawab atas keputusanku. Aku harus pergi."

Odelia menunduk memberi hormat sampai lelaki itu berlalu pergi.

"Wah," gadis itu menggelengkan kepalanya. "Ayah pasti tidak akan senang."

Beberapa pelayan yang menonton langsung mendekat. "Apakah Lady baik-baik saja? Ingin teh hangat mungkin?" seorang pelayan yang sudah mengasuhnya sejak kecil menawarkan dengan lembut.

Odelia menggeleng. "Tidak, terima kasih. Tapi apakah gaun untuk pesta dansa pekan depan sudah selesai? Sebaiknya kita kirimkan saja untuk perempuan pilihan Pangeran. Aku ingin ke ruang belajar, tolong jangan ganggu dan antarkan saja makan siang ke sana."

"Baik."

Odelia menarik napas dalam-dalam sebelum berjalan menuju ruang belajar yang ada di lantai yang sama dengan kamarnya. Ia masih tidak percaya dengan tujuan kedatangan Ravn barusan. Ingin membatalkan perjodohan yang sudah disiapkan bertahun-tahun? Entah apa yang sudah dikatakan gadis yang tidak jelas asal-usulnya itu pada Ravn yang tampaknya masih gampang dipengaruhi.

Odelia menghabiskan harinya seperti biasa. Malah ia belajar lebih keras dari hari biasa untuk melupakan kenyataan bahwa ia sudah tidak ada hubungan lagi dengan Ravn. Bukannya Odelia menyukai Ravn—salah, gadis itu memang mulai menyukai lelaki itu. Jadi ia tidak terima dengan keputusan Ravn barusan.

Bisa dibilang ia tumbuh bersama Ravn dengan rencana perjodohan yang sudah dilakukan. Mereka menghabiskan waktu bersama, belajar bersama, bahkan saat Odelia melakukan debut, Ravn-lah yang menjadi pasangan dansanya setelah ayahnya. Awalnya hanya rasa persahabatan yang muncul, tapi lama kelamaan perasaan cinta mulai muncul. Sayangnya ini adalah perasaan cinta sepihak. Atau mungkin itulah yang Odelia yakini.

Pintu ruang belajar diketuk. Terlihat seorang pria membuka pintu dan terlihat langsung masuk. Odelia refleks berdiri dan ia membungkuk. "Ayah sudah pulang."

"Benar, dan kabar apa yang baru aku dapatkan? Pangeran yang membatalkan perjodohan denganmu? Apa yang kau lakukan sampai dia membatalkannya?"

Pria ini adalah Duke Bennett, ayah Odelia. Hubungan mereka rumit. Karena Duchess Bennett adalah ibunya Odelia, tapi Duke Bennett bukan ayah Odelia. Sebenarnya Odelia adalah hasil hubungan gelap Duchess Bennett dengan Raja. Sementara Ravn adalah anak dari istri Raja dengan seorang ksatria yang langsung kabur setelah menghamili Ratu. Ratu pun meninggal saat melahirkan Ravn. Tapi tidak banyak yang tahu, bahkan Ravn pun tidak tahu. Raja menganggap ini adalah hukuman untuknya jadi ia berusaha menerima Ravn, walaupun tampaknya Raja tidak berniat menerima Odelia sebagai anaknya.

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang