5

334 72 3
                                    

"Dasar, mentang-mentang ia terlihat cantik malam ini kau langsung saja berpura-pura baik dengan mengantarnya pulang ya."

Kanghyun baru membuka pintu, tapi langsung disambut oleh omelan Keonhee. Kanghyun hanya mengangkat bahunya lalu menuju kamarnya. Ia harus mengganti seragam pasukan elite dengan pakaian serba hitam karena ia akan menjaga perbatasan. Walaupun rambut pirangnya tampaknya tetap akan menarik perhatian meskipun ia menggunakan pakaian serba hitam.

"Aku tidak pura-pura baik," kata Kanghyun setelah berganti pakaian. Ia juga merebut buah yang baru saja dipotong oleh Keonhee.

"Sampai menawarkan mengantarnya pulang dengan kuda kesayanganmu, itu bukan kau yang biasa," lanjut Hwanwoong yang menyusul ke ruang makan.

"Aku hanya melihat seorang gadis yang masih belum biasa dengan segala hal tentang sihir. Jadi aku memberikannya tumpangan supaya ia merasa aman," balas Kanghyun tenang. "Kalau sudah tidak ingin membicarakan apa-apa aku ingin pergi ke perbatasan, aku sibuk malam ini!"

Kanghyun berjalan keluar dengan pakaian serba hitamnya. Meninggalkan Keonhee dan Hwanwoong saling bertatapan.

"Kemunculan seseorang yang tiba-tiba pasti akan membuat penasaran. Kalau penasaran tentunya akan mencoba untuk lebih dekat," ucap Hwanwoong. "Biarkan saja. Kasihan dia seumur hidup tidak pernah berkencan."

"Taruhan ia sendiri juga gugup di atas kuda," tambah Keonhee lalu ia tertawa sendiri.

"Sudah! Jangan dibicarakan lagi," Hwanwoong ikut terkekeh geli namun ia memilih untuk tidak memperpanjang ledekan mereka untuk Kanghyun. Toh lelaki itu tidak dengar.

"Aku khawatir ia mengalihkan perasaannya pada Tuan Putri ke Odelia. Kau tahu sendiri mereka terlihat sangat mirip. Dan aku berani taruhan pedang baruku bahwa selama makan malam Kanghyun sesekali melihat Odelia hanya untuk merasakan adanya kemiripan di antara ia dengan Tuan Putri."

"Setuju, mungkin ia mengantarkan Odelia untuk merasakan bahwa ia sedang bersama Tuan Putri. Tahu sendiri Kanghyun itu paling mencintai Tuan Putri. Namun sayangnya Tuan Putri hanya memikirkan Yang Mulia dan juga kerajaan," Hwanwoong menyetujui kalimat Keonhee. "Aku harap ia tidak memiliki niat seperti itu. Kasihan Odelia."

"Benar sekali. Ia hanya gadis yang tidak tahu apa-apa. Kasihan kalau sampai terseret ke masalah ini," Keonhee memberikan pandangan prihatin namun mulutnya tidak berhenti mengunyah buah-buahan. Memang, Keonhee ini makannya banyak, namun badannya tetap saja terlihat kurus.

Sementara itu, Odelia berjalan masuk semakin dalam ke rumah. Zoe tidak tampak di ruang tamu atau dapur, namun ada dua sapu terbang di dekat pintu. Odelia mengunci pintu depan sebelum ia berjalan masuk ke kamarnya.

Sepertinya Zoe lelah setelah mengobati Raja. Ia juga cukup lelah dengan hari ini. Tidak terasa hari ini adalah hari yang panjang padahal ini baru hari pertamanya.

Odelia masuk ke kamar. Ia mengganti gaun indahnya dengan gaun tidur dan melepaskan aksesoris di rambutnya. Ia juga menyempatkan untuk membersihkan wajahnya sebelum naik ke atas tempat tidur. Odelia masih terkejut dengan fakta bahwa sepertinya ia memang terlihat mirip dengan Tuan Putri.

Zoe memberikan nama yang sama mungkin juga dengan alasan itu. Nama mereka jadi terlalu mirip dan rupa mereka pun tampak mirip. Bedanya rambut Odelia berwarna hitam pekat sementara rambut Tuan Putri berwarna pirang keemasan dan bergelombang yang tampak indah. Warna mata mereka juga berbeda. Mata Odelia berwarna sama seperti rambutnya, hitam. Sementara mata Tuan Putri berwarna biru safir, mirip seperti mata Raja.

Tapi bentuk wajah dan bentuk tubuh, memang cukup mirip. Walaupun begitu mereka tetap berbeda jauh. Odelia hanya rakyat biasa yang tersesat, yang cukup beruntung diselamatkan oleh pasukan elit dan juga seorang penyihir. Sementara Tuan Putri adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar, seorang pewaris tunggal.

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang