28

243 59 33
                                    

Hari-hari di pulau ini berjalan menyenangkan. Kata Zoe, anggaplah seperti liburan, jadi mereka memang merasa bahwa ini adalah liburan. Aktivitas mereka mulai dari bermain di pantai sampai bersantai di rumah. Mulai dari mengganti desain rumah sesuka hati sampai menikmati barang yang instan didapatkan. Mulai dari menikmati waktu sendirian sampai berkumpul untuk bermain bersama-sama.

Liburan mereka berjalan tenang selama beberapa hari. Cuaca juga selalu tampak cerah sehingga pada malam hari mereka bisa makan malam di beranda lantai teratas. Namun hari ini berbeda, seharian hujan turun. Dan pada malam hari malah lebih parah. Petir dan kilat menyambar. Bahkan petirnya terasa begitu dekat.

Mereka berkumpul di lantai 2. Masing-masing sibuk dengan aktivitas mereka, tapi tampaknya tak ada yang ingin beranjak. Tidak ada yang ingin sendirian di kamar di tengah hujan sederas ini. Mereka tidak tahu apakah di sini mungkin bisa terjadi mati listrik, tapi setidaknya jika itu terjadi mereka sedang bersama-sama.

Tiba-tiba terdengar suara gedoran di pintu. Disusul bel yang dibunyikan bersahutan. Membuat penghuni rumah ini terkejut sekaligus cemas. Siapa di luar? Kenapa kedengaran tidak sabaran sama sekali? Apakah itu orang jahat? Siapa yang bertamu di tengah hujan sederas ini?

Ravn langsung berdiri. "Aku akan mengecek ke bawah. Kalian jaga Odelia di sini."

"Jangan," ucap Odelia cepat. Ia akan lebih khawatir jika Ravn hanya sendirian ke bawah, menyambut tamu tidak dikenal itu. "Kita ke bawah bersama-sama. Janji aku akan paling jauh dari pintu."

Ravn menimbang sejenak sebelum mengangguk. "Baiklah, tapi Leedo, Seoho, dan Yonghoon jaga Odelia di belakang ya."

Mereka turun ke bawah sambil mengambil beberapa barang yang bisa dijadikan perlindungan diri. Mereka tidak tahu siapa tamu itu dan apakah ia berbahaya. Sementara suara gedoran terdengar semakin kuat.

Ravn membuka pintu hati-hati. Bertepatan kilat menyambar, memberikan kesan seram pada tamu itu. Tapi tamu itu tidak memberikan kesempatan bagi penghuni rumah untuk merespon. Ia cepat-cepat masuk dan menutup pintu. Lalu ia tampak terduduk sambil mengatur napasnya.

"Maaf, Nona? Apakah Anda salah rumah mungkin?" tanya Ravn heran.

Tamu itu adalah seorang perempuan. Sepertinya sudah berada di pertengahan akhir umur 20. Wajahnya seperti wajah Asia biasa, dengan tubuhnya yang kurus tampak basah kuyup. Rambutnya berantakan dan wajahnya terlihat kotor. Begitu pula pakaiannya yang serba hitam dipenuhi lumpur.

"Maaf, aku butuh tempat berlindung. Sebentar saja. Mungkin hanya seminggu atau dua, sampai aku bisa membuat sebuah perahu untuk pergi dari sini. Aku mohon berikan aku tempat tinggal sementara," perempuan itu berlutut dan mengatupkan telapak tangannya.

"Kami harus tahu Anda siapa sebelum memutuskan," ucap Keonhee lembut yang berdiri di sisi Ravn. "Tolong ceritakan Anda siapa dan bagaimana bisa berakhir begini."

"Beberapa bulan lalu aku dikunjungi oleh Zoe di rumahku, ia mengatakan ada penawaran baik untukku. Aku yatim piatu dan aku tidak punya siapa-siapa ataupun tempat tinggal yang baik. Kata Zoe aku akan diberikan pekerjaan dan tempat tinggal asalkan mau mengikutinya. Jadi, aku dibawa ke mari. Aku kira semua baik-baik saja sampai aku tahu bahwa aku akan menjadi objek eksperimen! Aku tidak tahu bagaimana dengan kalian, sepertinya kalian pun mungkin akan menjadi korban sepertiku juga."

"Jangan bercanda," ucap Odelia dari ujung lain ruangan. "Kata Zoe kami akan liburan di sini."

"Ia juga mengatakan itu padaku! Ia memintaku untuk istirahat sebelum mulai bekerja. Tapi setelah beberapa saat tubuhku mulai ditempeli hal-hal aneh. Dan aku tidak sengaja mendengar bahwa tubuh ini akan menjadi bahan eksperimen mereka."

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang