14

258 70 31
                                    

Warning: Mohon maaf kalau ada yang gak suka sama peran ATEEZ di sini. Yang nulis sebenarnya suka kok sama ATEEZ, tapi lagi dibikin edisi antagonis gapapa ya ehe. Dan warning satu lagi, cerita ini dan ke depannya bakal panjaaang dan mungkin membosankan XD makanya satu partnya sekitar 2000 words biar partnya gak banyak, tapi 2000 words gak kepanjangan kan buat satu part? Anyway, enjoy!

###

Odelia dibawa Yunho ke sebuah ruangan gelap. Odelia sungguh tidak tahu harus merespon apa untuk saat ini. Apakah ia harus kelihatan ketakutan? Tapi ia sudah memperkirakan ini. Ia harus terlihat tenang? Tapi ia sama sekali tidak bisa tenang di situasi ini. Ia benar-benar tidak tahu harus merespon apa.

Lampu dinyalakan. Ternyata ruangan ini adalah sebuah kamar. Ada sebuah tempat tidur, meja nakas, meja dan kursi, juga beberapa sofa. Yunho menarik Odelia untuk duduk.

Tatapan Yunho terarah pada Odelia. Sementara gadis itu tidak berani menatap ke lelaki itu. "Ternyata dari dekat begini kau terlihat lebih cantik," wajah Yunho mendekat. "Wajar saja sampai ada yang merespon seperti tadi. Aku pun jika memiliki kekasih seperti dirimu dan tiba-tiba diambil orang lain juga akan bereaksi sama."

Odelia tidak merespon. Pikirannya terasa kosong dan omongan Yunho sama sekali tidak masuk ke otaknya. Semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba. Langsung saja Odelia sudah berada di sebuah ruangan lain yang ia tidak tahu ini di mana.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Odelia. Gadis itu langsung membulatkan matanya dan menoleh ke Yunho sambil memegang pipinya terkejut.

"Akhirnya sadar juga."

Yunho tersenyum dingin. Dan Odelia langsung merinding. Odelia sadar, ia tidak boleh tidak merespon.

"Maafkan aku," gumam Odelia.

"Tidak, tidak, aku minta maaf," Yunho mengelus pipi Odelia. "Kau lapar?"

"Aku hanya ingin minum saja."

Odelia berusaha merespon sebaik mungkin. Lelaki ini gila. Lelaki tinggi ini gila. Ia akan melakukan apa saja sesuai keinginannya. Tapi Odelia harus bertahan di sini setidaknya beberapa hari lagi sebelum ia kabur. Ia harus memastikan keadaan kerajaan sudah aman.

"Baik!" Yunho tersenyum. Ia tidak terlihat bahaya saat tersenyum.

Yunho mengambilkan segelas air minum dan juga beberapa roti lalu meletakkannya di atas meja teh.

"Silakan dinikmati."

"Terima kasih," Odelia tersenyum kaku.

Ia mengambil gelas tersebut dan minum sedikit. Tenggorokannya terasa tercekik saat mendapati di ekor matanya Yunho tengah mengamatinya.

"Apakah ada yang salah dari wajahku?"

"Tidak, anting-antingmu indah."

"Ah, ini dari temanku," Odelia memegang anting-anting itu. Ekspresinya langsung melembut.

"Sebenarnya aku ingin memintamu melepaskannya."

"Kenapa?" tanya Odelia.

Yunho mencondongkan tubuhnya ke Odelia. "Aku lebih suka saat pasanganku tidak menggunakan apa-apa termasuk perhiasan apa pun. Kau tahu sendiri, aku mungkin akan terluka karena itu. Anting-antingmu terlihat tajam."

"Sebentar, Tuan, pasangan apa ya?" Odelia berusaha tersenyum dan bertanya sehati-hati mungkin.

Yunho mengelus pipi Odelia. "Sayangnya ini belum waktu yang tepat, jadi aku biarkan kau memakai itu. Mari kita tunggu kabar baik dari teman-teman."

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang