2

557 93 8
                                    

Begitu jam makan malam tiba, ke-11 lelaki pemilik rumah mulai masuk. Saat istirahat makan malam, mereka digantikan oleh penjaga lain. Namun sesekali mereka harus bergantian ikut berjaga karena serangan akan terjadi kapan saja.

"Oh, kau masih di sini," kata seorang lelaki tinggi dengan wajah ramah. "Apakah kau yang mempersiapkan ini semua Daisy?"

"Bukan Daisy, Keonhee, tapi Odelia. Dan benar, aku dengannya mempersiapkan ini semua!" jawab Zoe.

"Odelia?" ulang Yonghoon. "Kau tidak menerima saranku?"

"Setidaknya nama yang aku berikan lebih baik. Cepat cuci tangan dan mulai makan. Ada banyak yang harus dibicarakan."

Ke-11 lelaki itu berpencar ke kamar masing-masing. Mereka membersihkan diri dan berganti pakaian. Tak lama kemudian, 13 orang sudah mengelilingi meja makan. Zoe sudah menambah kursi sehingga mereka semua muat di meja makan.

"Selamat makan."

Zoe tahu mereka semua lelah, jadi ia membiarkan para temannya makan dulu sebelum masuk ke pembicaraan yang serius. Odelia juga terlihat kelelahan, namun Zoe ingin cepat menyelesaikan ini semua.

Bertepatan selesai makan malam, Odelia mengambil piring-piring dan gelas kotor, lalu menumpukkannya di bak cuci. Sebelum Odelia mulai mencuci piring, gerakannya dicegah Hwanwoong.

"Biar kami saja. Kau pasti lelah. Dan Zoe bilang ingin membicarakan sesuatu, sebaiknya kita dengarkan ia dulu."

Odelia tersenyum. "Baiklah."

Kemudian mereka kembali duduk. Zoe langsung berdiri begitu semua sudah duduk di tempat masing-masing. Tubuhnya tidak tinggi, jadi ia merasa harus berdiri supaya terlihat mendominasi para lelaki di depannya.

"Aku sudah banyak mengobrol dengan Odelia. Dan aku mendapat kesimpulan bahwa ia benar-benar tersesat."

"Kalau begitu aku akan mengantarkannya ke perbatasan besok," ucap Leedo.

"Tahan dulu. Daripada ia diantarkan ke perbatasan dan dibiarkan di jalan, lebih baik aku melatihnya."

"Melatih apa?" tanya Yonghoon heran.

"Sihir, tentu saja! Aku melihat ada banyak potensi dalam dirinya. Jadi aku akan melatihnya sihir. Sekaligus aku akan menyediakan tempat tinggal untuknya. Jadi jangan khawatir, Yonghoon, Dongmyeong, CyA, ia akan baik-baik saja!"

"Sebentar," Dongmyeong menyela. "Aku tidak mengerti. Kau akan melatihnya sihir? Untuk apa?"

"Untuk menyelamatkan kita semua. Aku membutuhkan tenaga tambahan untuk membuat pelindung dan menyelamatkan Yang Mulia. Kalian tahu sendiri bahwa hanya aku penyihir yang tersisa, jadi aku butuh tenaga tambahan."

"Kau pasti bercanda," kali ini Xion yang merespon. "Memangnya latihan sihir segampang itu?"

"Tentu saja tidak. Tapi pastinya hal itu pantas dilakukan. Aku tidak pernah merasakan ada potensi dari seseorang sebanyak yang ia miliki. Jadi kalian tenang saja. Odelia tidak akan mengganggu kalian, dan aku yang bertanggungjawab penuh padanya. Aku tidak meminta persetujuan kalian ngomong-ngomong, jadi aku tidak peduli jika ada yang keberatan," ucap Zoe tegas.

"Baiklah," ucap Ravn. "Bukannya aku curiga pada Odelia, namun jika ada hal buruk terjadi padamu, hubungi saja kami."

"Huh, kau pikir aku siapa? Aku bisa melawan kalian semua dan aku yang menang. Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus aku lakukan!"

"Kalau sudah begitu, kami bisa bilang apalagi? Aku hanya berharap semoga latihannya lancar," Harin mulai buka suara. Ia tersenyum kecil untuk menunjukkan persahabatan pada Odelia.

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang