13

258 66 45
                                    

Angin yang terasa berembus masuk membangunkan Odelia dari tidurnya. Padahal setelah tiba di istana cukup lama ia baru bisa tertidur. Sekarang malah ada yang menginterupsi tidurnya. Odelia duduk dan menatap ke pintu balkon. Betapa kagetnya ia melihat ada sesosok yang menggunakan jubah dan tudung berwarna hitam.

"Ssh, jangan teriak. Benar, tetap diam anak manis. Aku ingin mengecek keadaan sebelum lusa aku akan mengambilmu dari ayahmu."

Odelia membulatkan matanya. Tenggorokannya terasa kering, ia bahkan tidak bisa mengatakan apa-apa.

"Jangan menunjukkan ekspresi ketakutan seperti itu. Aku ini orang baik loh," lelaki itu duduk dengan santai di kursi meja rias di kamar Tuan Putri. "Ternyata baru bangun tidur pun kau sudah terlihat cantik. Sebenarnya aku berpikir menjadikanmu tawanan. Tapi kalau seperti ini bisa-bisa aku menjadikanmu pasanganku. Ah sayangnya mata biru safirmu terlalu mengingatkanku dengan ayahmu. Menyebalkan sekali."

Odelia masih tidak bisa beranjak. Ia hanya bisa melihat dalam diam sosok itu berbicara sendiri. Baru saja ia tidur di kamar Tuan Putri dan ia langsung mendapat kejutan seperti ini. Tapi untungnya lelaki itu tidak curiga dengan penyamaran Odelia.

"Baiklah, aku akan kembali dua hari lagi."

Lelaki itu mendekati Odelia, mengecup punggung tangannya lalu pergi keluar melalui pintu balkon. Dan bagian menyebalkannya, lelaki itu tidak menutup pintunya!

Odelia jadi terpaksa untuk berdiri. Barulah ia merasa kembali seperti dirinya. Entah apakah itu efek ketakutan atau terkejut, atau malah efek kekuatan lelaki itu. Rasanya campur aduk.

Odelia berdiri lama di balkon kamar Tuan Putri. Langit malam terlihat gelap. Bulan dan bintang ditutupi oleh awan. Mungkin karena itu lelaki tadi bisa bebas masuk ke kamarnya.

Odelia beralih ke meja belajar Tuan Putri. Ia mengambil alat tulis dan kertas. Di sana ia menceritakan kejadian yang barusan ia alami. Karena kalau tidak, ia pasti akan merasa ia bermimpi.

Odelia menatap punggung tangan yang tadi dikecup lelaki itu. Dan ada sebuah tanda bintang di sana! Entah untuk apa tanda ini, pastinya bukan hal yang baik. Untuk malam ini, sepertinya Odelia tidak akan bisa tidur sampai ia bisa menceritakan hal ini dengan Zoe.

Gadis itu sudah mulai berbaring lagi. Ia mulai merasa ketakutan, tapi di sisi lain ia berusaha menenangkan dirinya karena ini adalah hal yang ia inginkan. Untung saja lelaki itu datang di saat Odelia sudah menyamar menjadi Tuan Putri. Entah akan seburuk apa jika posisi ini masih dipegang Tuan Putri.

Odelia tidak tahu ia tertidur selama apa. Tapi matanya berat sekali saat pelayan membangunkannya. Para pelayan itu mengatakan bahwa mereka sudah menyiapkan air untuk mandi Odelia dan bahwa sebentar lagi waktunya sarapan. Tampaknya mereka tidak sadar bahwa Tuan Putri sudah berganti dengan Odelia yang menyamar. Kebanyakan dari mereka memang tidak tahu. Mereka mengantarkan barang Tuan Putri pun atas perintah Raja dan keinginan Tuan Putri. Hanya kepala pelayan saja yang tahu karena kalau terlalu banyak yang tahu tidak akan berjalan baik.

Odelia mematut bayangannya di cermin dan ia selalu terkejut setiap melihat cermin dan melihat bagaimana identiknya dirinya dengan Tuan Putri. Namun lamunannya buyar saat terdengar ketukan pintu.

"Tuan Putri, ini aku, Ravn. Apakah Tuan Putri sudah selesai? Yang Mulia menunggu."

"Ah tunggu sebentar, Ravn!"

Odelia bergegas menuju pintu dan terlihat Ravn sudah menunggu di balik pintu. Lelaki itu tampak takjub.

"Untuk sesaat aku benar-benar mengira kau Tuan Putri. Kalau bukan karena aku dari awal mengetahui ini kau, aku mungkin akan mengira kau Tuan Putri."

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang