"Tolong jangan terima saat Pangeran Ravn melamarmu. Aku akan datang beberapa bulan lagi. Paling lama setahun! Dan aku akan naik tahta. Saat aku sudah menjadi Raja dan sudah mengembangkan kerajaanku, aku akan datang kembali untuk melamar."
"Pangeran, bukannya aku tidak mau menunggu. Tapi ada banyak bangsawan di kerajaan Pangeran yang lebih pantas untuk posisi itu," Odelia berusaha menolak dengan halus.
"Jadi kau tidak mau?" ekspresi Seoho langsung tampak murung.
"Bukan begitu. Belum tentu aku yang terbaik untukmu, Pangeran. Aku juga bukan mengatakan bahwa aku pantas untuk Pangeran Ravn, tapi rasanya aku tidak bisa berjanji di saat aku tidak mengetahui bagaimana kondisi di masa depan. Bagaimana kalau ayahku bersikeras menginginkanku untuk bersama Pangeran Ravn?" ucap Odelia, berusaha selembut mungkin.
"Aku mengerti. Tapi besok, aku ingin kau tetap menghabiskan waktu denganku."
"Kalau soal itu, aku bisa janji."
Ekspresi Seoho berubah. Ia langsung tersenyum lagi. Odelia tidak memiliki banyak teman bangsawan, jadi sepanjang pesta ia hanya bisa menempeli Seoho. Lelaki itu mengajak Odelia berdansa, mengajaknya untuk makan, dan selalu ada kapan pun.
Tapi melihat Ravn yang berjalan mendekat membuat perasaan Odelia menjadi tidak tenang. Lelaki itu menghampiri Odelia dan Seoho lalu langsung menarik Odelia pergi.
"Pangeran? Apa yang kau lakukan?"
"Aku yang tanya. Apa yang kau lakukan dengannya?"
"Berdansa. Apa yang salah dari itu?"
"Kau calon istriku."
"Celina calon istrimu. Bukan aku. Apakah kau mabuk?" tanya Odelia tidak mengerti.
"Aku juga menginginkannya. Tapi aku tidak punya pilihan. Aku harus menikahimu dan menjadikannya sebagai selir."
"Memangnya aku mau menikahimu?"
"Yang Mulia Raja yang meminta langsung. Jangan berperilaku aneh-aneh seperti dekat dengan pangeran lain. Kau ingin dibicarakan dengan bangsawan lain?"
"Pangeran, apakah kau mengira kau lebih baik dariku? Kau juga bersama perempuan lain. Apakah menurutmu aku harus mengikuti kalian berdua? Jadi kita ke mana-mana bertiga? Yang benar saja! Tiga orang terlalu banyak."
"Kau pasti sudah besar kepala kan, karena Pangeran Seoho mendekatimu?" Ravn mendengus dengan gaya mengejek sebelum melanjutkan kalimatnya. "Ia selalu dekat dengan perempuan. Ia bahkan mendekati Celina!"
"Ia yang mendekati Celina atau Celina-mu yang mendekatinya? Jangan sembarangan menuduh, Pangeran Seoho bukan orang seperti itu."
"Dan kau mengatakan Celina adalah orang yang seperti itu? Yang menggoda orang lain?" tanya Ravn tidak terima.
"Aku tidak mengatakan seperti itu. Pangeran sendiri yang berasumsi begitu dan membuat seolah aku mengatakan itu. Jangan bicara aneh-aneh. Hanya dalam seminggu saja kau sudah berubah pikiran!"
"Itu karena Yang Mulia Raja hanya menginginkanmu sebagai ratu-ku."
"Memangnya kenapa dengan Celina-mu? Mungkin saja setelah mengambil kelas yang sama denganku ia akan menjadi lebih baik. Kau sendiri yang membatalkannya, jangan harap aku akan menerima lamaranmu!"
Perdebatan mereka terhenti karena terdengar suara langkah kaki. "Pangeran Ravn?"
"Pasanganmu membutuhkanmu. Cepatlah pergi. Aku juga tidak ingin melihatmu."
"Kau sungguh harus mengambil kelas tata krama tambahan. Aku akan mengirimkan guruku dulu."
"Tidak usah, terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
HERO (ONEUS & ONEWE)
FanficGadis ini tidak sengaja membeli sebuah buku dari seorang penjual yang tampak sudah tua. Enam lelaki ini-Ravn, Seoho, Leedo, Keonhee, Hwanwoong, dan Xion-juga tidak sengaja membeli sebuah buku dari sebuah toko barang antik. Dan lima lelaki ini-Yongho...