"Selamat pagi Keonhee, Xion."
"Selamat pagi juga!"
Odelia langsung tersenyum lebar karena kedua lelaki ini benar-benar datang keesokan harinya. Odelia kira mereka hanya berbasa-basi saat itu.
"Apakah sudah siap?" tanya Xion.
"Tentu! Kita akan sarapan di desa?"
"Benar," jawab Keonhee.
Ketiganya mulai berjalan menjauhi rumah dan menuju desa. Letak desa cukup jauh kalau dari rumah Zoe. Namun, berjalan-jalan pagi ini juga menyenangkan. Keonhee banyak bicara, dan Xion juga menyenangkan. Jadi Odelia tidak merasa lelah sama sekali.
"Wah ternyata ini desanya."
Odelia menatap kagum sekeliling. Karena kebutuhannya selalu terpenuhi, Odelia tidak pernah ke desa. Ia baru tahu bahwa sepagi ini pun desa sudah ramai.
"Ayo sarapan dulu!"
Keonhee dan Xion menarik Odelia menuju sebuah toko roti. Keonhee mengendus udara. "Ah bau roti segar. Sepertinya diberikan isi keju. Pasti masih hangat!"
Odelia mengerutkan keningnya melihat Keonhee. "Kau bisa mencium wanginya? Bagiku wangi roti yang baru dipanggang sama saja."
Xion menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tentu berbeda. Dari baunya kita bisa menentukan akan makan apa. Ada bau cokelat, ada bau kismis juga. Ah, ada bau keju juga seperti kata Keonhee. Sepertinya Nyonya Helen baru selesai memanggang banyak roti! Ayo kita masuk."
Ketiganya masuk ke dalam. Keonhee dan Xion memilih meja yang dekat dengan dapur. Mungkin biar gampang memesan, begitu pikir Odelia.
"Pesanannya seperti biasa ya!"
"Baik!"
Seorang wanita yang bertubuh gemuk dan tampak ramah langsung bergerak cepat mengisi nampan dengan berbagai macam roti. Bahkan begitu diletakkan di atas meja, sudah tidak ada ruang untuk meletakkan minum. Jadi cangkir-cangkir minuman ketiganya hanya diselipkan di antara roti-roti yang sangat banyak di atas meja.
"Toko roti di sini adalah yang terbaik. Jauh lebih enak daripada kita membuat sendiri! Bahkan setiap ada jamuan, Nyonya Helen akan sangat sibuk membuat roti selama setidaknya dua hari! Banyak yang menggemari roti bikinan Nyonya Helen. Silakan dicoba," ucap Xion antusias.
Odelia mengambil selembar roti tawar, lalu mengoleskannya dengan mentega. Kata Xion mentega, keju, dan selainya dibuat sendiri.
"Wah!"
Reaksi Odelia sukses membuat Xion dan Keonhee bertukar senyum. "Kalau sore Nyonya Helen akan memanggang kue untuk makan sore. Nanti kita makan sore di sini saja. Aku harap kau mau menemani kami makan seharian," ucap Keonhee.
"Apakah kalian selalu makan sebanyak ini?"
"Ini tidak banyak," ucap Xion datar.
"Aku tidak mengerti dengan porsi makan kalian, tapi roti di sini sungguh enak!" ucap Odelia antusias.
Sarapan pagi ini berjalan lancar. Makanan enak selalu bisa membuat hubungan bertambah dekat. Dalam sekejap saja ketiganya sudah seperti teman lama. Sampai wanita pemilik toko roti ini mengira Odelia adalah saudara jauh mereka.
"Terima kasih untuk makanannya, Nyonya!" ucap ketiganya kompak. Dan hal itu mengundang tawa pengunjung lain.
"Kalian pasti adalah saudara yang akur," komentar Nyonya Helen.
"Terima kasih," Keonhee terkekeh.
Ia kemudian meletakkan beberapa koin emas di meja kasir.
"Aku akan membayar bagianku," ucap Odelia sambil mengeluarkan koinnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERO (ONEUS & ONEWE)
FanfictionGadis ini tidak sengaja membeli sebuah buku dari seorang penjual yang tampak sudah tua. Enam lelaki ini-Ravn, Seoho, Leedo, Keonhee, Hwanwoong, dan Xion-juga tidak sengaja membeli sebuah buku dari sebuah toko barang antik. Dan lima lelaki ini-Yongho...