6

320 71 22
                                    

Malam ini semua prajurit berkumpul di aula istana. Aula sudah disulap dengan banyak meja dan kursi untuk makan malam merayakan tidak ada korban yang jatuh. Odelia dan Zoe pun turut diundang, malah mereka mendapatkan meja bersama pasukan elite.

"Kerja bagus Odelia," ucap Zoe puas. "Tidak adanya korban jiwa juga berkatmu. Kau berhasil menjaga perbatasan yang luas. Bahkan aku dengar kau juga mengobati Leedo dan Yonghoon."

"Ah itu karena aku tiba-tiba teringat saja bahwa keadaan istana pasti cukup buruk. Jangan begitu, Zoe."

"Tidak, kau tetap pantas merayakan ini. Aku menjadi semakin semangat untuk melatihmu!"

"Hei hei, tapi jangan sampai Odelia jadi kelelahan karena latihan denganmu," sela Yonghoon dari seberang meja.

"Justru ia harus sampai pada batasnya untuk mengeluarkan kekuatan yang besar," kilah Zoe.

"Jangan terlalu memaksakan Odelia, ia masih belajar," tambah Ravn yang duduk di sebelah Yonghoon.

"Aduh, kalian ini tidak tahu apa yang harus dilakukan," Zoe mendengus.

"Sudah, sudah. Makan malam akan dihidangkan, tidak baik bertengkar," Leedo angkat suara dan meja makan langsung tenang.

Jamuan makan malam terasa menyenangkan. Terutama saat makan penutup selesai disantap, Seoho dan Keonhee maju dan menyanyikan beberapa lagu sebagai hiburan, diiringi musik dari beberapa prajurit lain. Kemudian Seoho dan Keonhee berganti dengan Yonghoon untuk bernyanyi. Satu per satu ada saja yang maju untuk mengisi hiburan.

Odelia yang awalnya menikmati lama-lama merasa ini semua jadi familiar. Terutama saat Yonghoon yang bernyanyi di depan bersama Dongmyeong dan CyA. Seperti situasi yang pernah Odelia lihat, tapi selama mereka saling kenal, Odelia tidak tahu para prajurit pasukan elite ini bisa bernyanyi.

Namun perasaan bahwa Odelia merasa suasana ini familiar sangat mengganggunya. Saat Yonghoon, Dongmyeong, CyA, Harin, dan Kanghyun ada di tengah ruangan, perasaan familiar semakin besar. Sepertinya Odelia pernah ada di posisi ini. Dengan sekelilingnya yang lebih ramai dan luas, juga terang.

"Kau baik-baik saja?" tanya Seoho lembut.

"Ah, aku baik-baik saja," jawab Odelia terkejut. "Hanya saja rasanya aneh."

"Kenapa aneh?"

"Seperti familiar? Tapi perasaan itu baru muncul jika mereka berlima ke tengah ruangan."

"Mungkin kau pernah bertemu mereka dulu? Atau kau pernah hadir ke pesta kerajaan mungkin?"

Odelia menggeleng. "Baru pertama kali aku hadir di acara seperti ini. Kau tahu sendiri bahwa aku tersesat."

Seoho tampak berpikir, ia jadi penasaran kenapa Odelia bisa merasakan begitu. Melihat Seoho yang tampak berpikir membuat Odelia terkekeh.

"Tidak usah dipikirkan. Mungkin ini hanya perasaanku saja. Aku mungkin pernah melihat ada lima orang yang tampil seperti itu di luar sini dan menyamakannya dengan mereka berlima. Benar, ini mungkin hanya kesalahanku dalam mengingat situasi ini."

"Tapi tampaknya kau terganggu."

"Aku hanya penasaran saja. Dan aku memang selalu merasa terganggu saat aku penasaran. Aku seperti ingin tahu jawabannya saat ini juga."

"Itu kebiasaan yang bagus dalam belajar."

"Berarti aku harus mengalihkannya dengan belajar ya," Odelia mengangguk.

"Tapi beberapa hari ini tidak apa untuk beristirahat. Kau sudah berusaha keras," Seoho mengelus kepala Odelia.

"Terima kasih, kau juga sudah berusaha keras. Untungnya kau tidak apa-apa."

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang