Epilog

437 69 48
                                    

"Ibu, bagaimana cerita Ibu bertemu dengan Ayah dulu?"

"Cerita tentang Ayah dan Ibu? Aduh, bagaimana kalau Ibu bacakan buku dongeng barumu?"

Gadis kecil berumur 5 tahun ini menggeleng kuat. "Tidak mau. Aku mau dengar cerita Ayah dan Ibu!"

"Ada ribut-ribut apa ini? Putri Ayah kenapa belum tidur?"

Odelia melirik ke pintu dan terlihat Ravn sedang berada di ambang pintunya. Ia baru pulang kerja tadi, tapi sekarang lelaki 30 tahunan awal itu sudah membersihkan diri dan telah memakai piyama barunya. Odelia terkekeh kecil karena tidak menyangka suaminya akan memakai piyama yang ia belikan tempo hari.

"Ayah, aku mau dengar cerita pertemuan Ayah dengan Ibu dulu," gadis kecil itu masih merengek.

"Baiklah, baiklah, kalau begitu kau harus berbaring dan memakai selimut."

Gadis kecil itu menurut. Ia langsung berbaring dan Odelia menyelimuti putrinya. Wanita 30 tahunan itu mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih sayang.

"Youngjo, kau harus bertanggungjawab dengan menceritakannya," Odelia melirik Youngjo yang telah menarik kursi untuk duduk di sebelahnya.

Ravn tersenyum. "Aku akan menceritakannya bahkan sampai putri kita bosan. Jadi ceritanya begini," mulai Ravn, ia langsung tampak seperti mengingat-ingat.

Odelia masih meliriknya, masa Ravn akan sungguhan bercerita Odelia ditemukan di bukit perbatasan dan pertemuan pertama mereka di rumah Ravn dan teman-temannya? Wanita itu penasaran dengan bagaimana suaminya akan bercerita.

"Ayah dan Ibu bertemu karena sebuah buku."

"Buku?"

Ravn mengangguk yakin. "Ayah dan Ibu membeli buku yang sama dan terjebak di sebuah situasi."

"Situasi apa?"

Sebagai anak umur 5 tahun, tentu gadis kecil ini akan banyak bertanya. Tapi Ravn tidak terlihat sebal. Ia malah menggenggam tangan anaknya.

"Kami harus menyelesaikan buku itu. Semacam menjadi penulis dadakan. Tapi bukunya banyak! Ada tiga. Jadi kami, juga dengan Paman-Pamanmu yang lain berusaha menyelesaikan buku itu. Ternyata Ayah jatuh cinta dengan Ibu dan baru lama sekali baru berani menyatakan perasaan."

"Bagaimana Ayah menyatakan perasaan?"

"Sama sekali tidak romantis," Odelia yang menjawab. "Ayah itu sama sekali tidak bisa romantis kalau ia sedang berusaha untuk terlihat seperti itu. Tapi kalau ia tidak berusaha dan melakukan hal-hal yang kecil malah terlihat tulus dan romantis."

"Kenapa Ayah bisa mencintai Ibu?"

"Karena Ayah ingin bertemu denganmu. Kalau Ayah tidak bertemu Ibu, tidak jatuh cinta dengannya, tidak menikahinya, maka putri kecil Ayah yang paling cantik sedunia tidak akan hadir."

Gadis kecil itu mengerutkan keningnya. Ia masih tidak mengerti dengan alasan ia hadir. Dan kenapa karena Odelia ia bisa hadir? Tapi sentuhan Odelia di kepalanya membuat gadis itu tidak bisa menahan kantuk. Sehingga tanpa bertanya lebih lanjut, ia sudah ketiduran.

Odelia dan Ravn membenarkan selimut putri mereka sebelum bersama-sama keluar. Keduanya saling bertatapan dan tertawa. Keduanya jadi ingat dengan masa lalu.

Mereka sudah bersama untuk waktu yang lama, mereka sudah melalui berbagai hal bersama. Saat memutuskan untuk bersama, saat Ravn melamar, saat mereka menikah, dan saat akhirnya mereka dikaruniai anak perempuan yang ceria dan hangat. Kehidupan mereka jauh lebih bahagia karena telah bersama dan membangun keluarga bersama-sama. Walaupun begitu, banyak kejadian menyedihkan juga yang sempat mereka alami. Seperti Ravn yang cemburu dengan Kanghyun, Odelia yang cemburu dengan rekan kerja Ravn, saat mereka bertengkar dan ego mereka tidak ingin mengalah, pokoknya ada banyak hal lainnya.

HERO (ONEUS & ONEWE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang