Ten yang baru saja bangun dari tidurnya sedikit terkejut mendengar suara kegaduhan dari luar kamarnya. Karena penasaran, akhirnya pemuda itu memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan melihat apa yang terjadi.
Baru sampai di pertengahan tangga, Ten melihat Sunmi yang tampak khawatir sambil membawa kotak obat di tangannya. Beberapa menit kemudian, ia melihat wanita itu kembali sambil membopong Lisa yang terus memegang tangan kirinya yang terlihat memerah. Dengan sigap Ten bersembunyi di balik tembok yang berada tak jauh dari tangga.
"Pelan-pelan saja nona." Ucap Sunmi.
Sesampainya di kamar Lisa. Sunmi langsung mendudukkan Lisa di pinggir kasur, lalu mengambil kotak obat yang selalu tersedia di kamar gadis itu.
"Hiksss,,,, hiksss sakit." Lisa terus menangis tanpa henti. Bahkan wajahnya juga ikut memerah sekarang.
"Nona tahan sebentar, nee. Aku akan mengambil air dingin untukmu." Dengan sigap Sunmi berlari ke arah kamar mandi dan kembali dengan sebuah baskom berisi air dingin.
"Masukkan tanganmu ke baskom ini nona." Sunmi menggiring tangan Lisa untuk di masukkan kedalam baskom tersebut.
"Kenapa tuan Johnny tega menyiram tangan nona dengan air hangat. Bukankah kalian bersaudara." Ucap Sunmi tak habis pikir. Bahkan kini ia sangat emosi mengingat bagaimana dengan santainya Johnny menyiram tangan Lisa tanpa wajah bersalahnya. Sungguh tidak manusiawi.
"Aku melakukan kesalahan tadi. Jika aku tidak ke dapur, mungkin Rose tidak akan terluka seperti tadi." Sahut Lisa sedih.
"Itu bukan salahmu nona. Jelas-jelas nona Rose yang menarik lengan nona hingga gelas yang nona bawa tersenggol dan mengenai tangannya." Jelas sunmi menggebu-gebu.
Bukannya makin menangis, kini Lisa malah tertawa melihat ekspresi Sunmi yang sangat marah saat menceritakan kejadian tadi.
"Kenapa nona tertawa? Apa ada yang lucu?" Tanya Sunmi bingung.
"Wajahmu sangat lucu Sunmi. Hahaha." Hanya dalam waktu sedetik, Sunmi terpaku melihat wajah Lisa. Manis, mungkin itu yang bisa Sunmi katakan jika harus mendeskripsikan wajah nona muda di hadapannya kini.
"Nona Lisa, kau sangat cantik saat tertawa. Jangan pernah menangis, aku akan selalu ada untuk nona." Lirih Sunmi. Entah kenapa, melihat Lisa tadi menangis membuat perasaan wanita itu sakit. Bagaimana bisa gadis selugu Lisa mendapatkan perlakuan yang tak adil dari saudaranya sendiri?
"Jika itu permintaanmu aku akan mengabulkannya. Lagu pula, Jaehyun oppa sudah mengingatkan ku untuk tidak turun ke bawah saat Rose dan teman-temannya datang. Dan yaaah, aku melanggarnya. Susu coklat ku habis, aku tidak bisa mengerjakan tugas jika tidak ada susu." Ucap Lisa dengan nada lucunya.
"Astaga nona kau lucu sekali. Jika nona perlu apa-apa nona bisa memanggilku. Aku pasti akan membantu nona." Ucap Sunmi.
"Selagi aku bisa kenapa tidak aku lakukan sendiri. Setidaknya aku bisa meringankan sedikit tugasmu."
"Tapi nona—"
"Sunmi, Yoona eomma selalu mengatakan padaku untuk sebisa mungkin selalu meringankan tugas orang lain. Aku sudah dewasa, tidak mungkin selamanya aku bergantung pada kalian semua. Ada saatnya aku akan pergi, dan ada saatnya aku akan hidup sendiri. Bukankah kebiasaan mandiri harus di tanamkan dari kecil?" Jelas Lisa.
Sunmi tertegun sejenak. Ia tidak percaya dengan apa yang Lisa katakan padanya. Biasanya anak-anak atasan selalu meminta ini itu pada bawahannya, tidak mau bekerja, bahkan sampai hal terkecil pun selalu bawahan yang melakukannya. Namun berbeda dengan Lisa, gadis itu sudah di didik dengan baik oleh orang tua sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Smile ft. Lisa Blackpink (Completed✅)
FanfictionTumbuh dari keluarga yang selalu menyayanginya membuat Lisa merasa sangat amat beruntung dengan kehidupannya. Kedua orang tua yang selalu menuruti semua permintaanya, dan tak lupa lima orang kakaknya yang selalu ada di samping gadis itu. Namun, rod...