Sedari tadi Ten terus memperhatikan seorang gadis yang kini sedang memetik bunga lily di taman belakang bersama Sunmi. Yang membuat fokus Ten teralihkan adalah senyum gadis itu yang sangat merekah. Terpikir dalam benaknya untuk bisa menjadi salah satu alasan gadis itu tersenyum bahagia seperti sekarang. Namun ego dalam dirinya seperti melarang hal itu terjadi.
"Nona, hati-hati banyak binatang di sana."
"Aku tidak pernah takut dengan hewan seperti itu Sunmi. Mereka juga makhluk hidup." Sahut gadis itu.
"Sepertinya kau sudah berpengalaman, nona."
"Tentu saja, dulu aku selalu berkebun dengan semua kakakku. Bahkan beberapa di antara mereka takut dengan cacing hahaha." Tawa gadis itu terdengar nyaring hingga terdengar sampai telinga Ten.
"Petiklah yang banyak nona. Jika lebih, kau bisa mengambilnya dan membawanya ke kamarmu sebagai hiasan." Ucap Sunmi.
"Aku juga akan memberikannya pada semua orang di rumah ini. Kamar mereka harus terlihat indah." Sahut gadis itu senang.
Dia Lisa, gadis yang kini sedang asik memetik bunga lily yang nantinya akan dirangkai sebagai hiasan di butik milik Suzy. Bahkan raut wajah gadis itu tidak menunjukkan kesedihan sedikit pun.
Ten tersenyum miris, "kenapa kedatanganmu malah membuat beban di dalam pikiranku?"
"Bukan salah Lisa. Tapi kau sendiri yang membuat beban di pikiranmu tentangnya." Ucap Suzy yang tiba-tiba saja sudah berada di belakangnya.
"Eomma."
Suzy tersenyum lembut, wanita itu lalu berdiri tepat di samping Ten. Pandangannya juga ikut beralih pada Lisa yang terus saja bercanda ria dengan Sunmi di bawah sana.
"Eomma tadi tidak sengaja melihatmu memperhatikan Lisa dari sini. Jadi eomma berinisiatif datang ke kamarmu." Jelas Suzy yang mengerti kemana arah pikiran Ten sekarang.
"Apa yang mau eomma katakan padaku?"
"Eomma hanya ingin kau membuka lebar tentang cara berpikir mu terhadap Lisa. Dia tidak melakukan kejahatan apapun. Bukan keinginannya untuk merebut nyawa orang tuanya sendiri. Mungkin Tuhan lebih sayang pada Sunny hingga beliau mengambilnya terlebih dahulu." Suzy menepuk pundak Ten pelan.
"Kau tau, Lisa sangat ingin menjalin hubungan lebih dekat dengan kalian. Tapi sepertinya kalian sudah lebih dulu membencinya. Ingatlah, penyesalan selalu datang di akhir. Eomma tau kau pasti sangat ingin berbicara dengannya bukan? Ajaklah dia bicara, dengan begitu kau akan lebih tau tentangnya." Ucap Suzy panjang lebar.
"Aku tidak bisa memutuskannya sekarang eomma, aku-"
"Aku tau ini pasti berat untukmu. Tapi cobalah untuk berpikir luas. Dengan begitu kau akan mendapatkan kebahagiaanmu."
Di luar sana, cuaca yang awalnya cerah kini berubah menjadi mendung. Perlahan rintik-rintik hujan mulai turun dari langit hingga makin lama semakin deras. Sedangkan di bawah sana, Lisa masih sibuk membantu Sunmi yang sedang memindahkan beberapa keranjang bunga yang sudah penuh dengan bunga lily di dalamnya.
"Astaga. Kenapa tiba-tiba hujan? Ten, eomma harus membantu Lisa dan Sunmi. Kau tetaplah di dalam, nee. Jangan keluar rumah, cuacanya sedang tidak menentu akhir-akhir ini." Nasihat Suzy yang di balas anggukan kepala oleh Ten.
Setelah mengatakan itu, Suzy segera berlari menuju taman belakang untuk membantu Lisa dan Sunmi yang kini sedang kesusahan membawa beberapa keranjang bunga di tangan mereka.
"Lisa, Sunmi. Ayo ke dalam. Kalian ingin sakit hah?" Teriak Suzy dari dalam ruangan.
"Sebentar lagi eomma! Aku sedang membantu Sunmi membawa keranjang bunga ini ke tempat yang lebih teduh." Sahut Lisa tak kalah kencangnya.
"Cepatlah! Jangan membuat eomma khawatir dengan kelakuanmu Lisa."
Lisa yang mendengar itu langsung berlari ke arah Suzy. Gadis itu lalu tersenyum menampilkan gigi-giginya yang putih bersih.
"Kenapa kau lucu sekali hmm?" Gemas Suzy pada gadis di depannya ini. Saking gemasnya, ia bahkan mencubit kedua pipi gadis itu dengan kencang hingga membuat si korban meringis kesakitan.
"Auhh eomma, sakit."
"Siapa suruh kau bersikap menggemaskan di depanku hmm? Kau harus tau Lisa, aku ini sangat suka pipimu itu." Sahut Suzy yang masih terus memainkan pipi anak gadisnya.
"Eomma berhentilah, aku harus membersihkan diriku dulu." Titah Lisa.
"Ahh ya, eomma lupa. Yasudah, sekarang bersihkan dirimu lalu turunlah kebawah untuk makan malam, nee."
"Nee, eomma."
🍁🍁🍁
Di lain tempat, seorang pemuda berbaring lemah di salah satu bangkar rumah sakit. Selang infus yang selalu menemani tubuhnya. Dan sebuket bunga mawar yang selalu berganti tiap hari menandakan jika selalu ada seseorang menjenguknya di ruangan bernuansa putih tersebut.
Sudah terhitung 1 Minggu lamanya pemuda itu tidak pernah membuka matanya sejak kejadian naas itu terjadi padanya. Kejadian yang membuat orang-orang terdekatnya sangat sedih sekaligus kecewa.
Krieet,,, suara decitan pintu memenuhi ruangan yang sunyi itu. Seorang gadis datang sembari membawa sebuket bunga mawar yang sangat indah.
"Selamat sore." Sapa gadis itu, walupun ia tau jika orang yang di sapanya tidak akan pernah menyahut ucapannya.
Gadis itu lalu menaruh buket bunga yang ia bawa di atas nakas yang berada tak jauh dari bangkar rumah sakit. Ia lalu duduk di salah satu kursi yang berada di samping ranjang sang pemuda.
"Bagaimana kabarmu hmm? Yaah sama seperti biasanya bukan? Kau bahkan tidak bisa menjawab sapaanku padamu." Ucap gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tidak bisakah kau bangun dan menyapaku? Aah tidak, mungkin kau tidak akan sanggup melakukannya. Tapi, apa kau tak bisa membuka matamu untuk membuatku yakin kau baik-baik saja? Kemana kekasihku yang selalu membuatku tertawa? Kemana kekasihku yang selalu mengejekku jika aku menangis. Ayo bangunlah! Kau orang yang kuat." Tangis gadis itu pecah sembari memeluk salah satu tangan pemuda itu.
"Berjanjilah padaku bahwa kau akan selalu kuat. Berjanjilah padaku untuk membuka matamu suatu saat nanti. Jangan membuatku menjadi gadis bodoh karena selalu menangisi mu. Ayo bangunlah." Gadis itu sedikit mengguncang tubuh pemuda yang kini masih bertahan menutup mata indahnya.
Perlahan, gadis itu mulai menghapus air mata yang mengalir deras dari pelupuk matanya, "aku berjanji padamu, setelah kau bangun nanti mereka akan segera meminta maaf padamu. Kau bisa menagihnya jika kau sudah sadar nanti."
Gadis itu bangkit dari duduknya, "percayalah padaku. Aku merindukanmu, saranghae."
🍁🍁🍁
Haii, gimana kabar kalian yang baca cerita aku? Masih kuat buat baca? Atau alurnya aneh? Jalan ceritanya yang kurang? Hehe sorry author masih pemula.
Btw untuk part kali ini memang pendek sih, author bingung soalnya. Sorry ya buat kalian yang nggak nyaman baca cerita aku, kalok ada kalimat ataupun kata yang kurang srek di hati kalian boleh komen kok, dengan begitu author bisa intropeksi diri juga hehe.
Udah segitu aja deh. Sampek ketemu lagi guyss.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Smile ft. Lisa Blackpink (Completed✅)
FanfictionTumbuh dari keluarga yang selalu menyayanginya membuat Lisa merasa sangat amat beruntung dengan kehidupannya. Kedua orang tua yang selalu menuruti semua permintaanya, dan tak lupa lima orang kakaknya yang selalu ada di samping gadis itu. Namun, rod...