Hari libur kali ini Jisoo manfaatkan untuk berkumpul dengan kedua sahabatnya. Sejak kejadian di taman sekaligus fakta yang di ungkapkan oleh Namjoon membuat dirinya harus berpikir dua kali lipat untuk menyelesaikan semua masalah yang ada. Menurutnya masalah seperti ini harus segera di selesaikan, jika tidak bisa saja masalahnya akan merembes kemana-mana dan itu tidak baik untuk hubungan mereka nantinya.
Terhitung sudah 30 menit lamanya Jisoo menunggu, tapi belum juga ada tanda-tanda kedatangan Rose maupun Jennie. Ingin marah juga tidak bisa, karena Jisoo tau bagaimana kebiasaan kedua sahabatnya itu. Akhirnya ia lebih memilih mengotak-atik ponselnya sembari menunggu.
Kriing,,, bunyi bel yang berada di pintu masuk menandakan jika ada pelanggan yang datang.
"Bukankah itu Jisoo?" Tanya Rose sambil menunjuk ke arah seorang gadis yang sedang sibuk mengotak-atik ponselnya.
"Ya kau benar. Ayo kesana, aku yakin dia akan mendumel setelah ini." Sahut Jennie menebak-nebak. Keduanya langsung menghampiri Jisoo dan langsung duduk di hadapan gadis itu.
"Hai Jisoo!" Sapa Rose.
Jisoo yang memang tidak sadar akan kehadiran keduanya tergelonjak kaget saat Rose tiba-tiba menatapanya. Gadis itu langsung mengelus dadanya sembari menatap tajam ke arah Rose.
"Kau mengejutkanku!"
"Hehe, maaf. Lagi pula kau terlalu sibuk dengan ponselmu. Apa kau tidak puas bertemu langsung dengan kekasihmu hingga melanjutkannya di ponsel?" Tanya Rose mendumel.
"Jika kau iri katakan saja! Siapa suruh kau bermain petak umpet dengan Jaehyun?" Sindir Jennie.
"Maksudmu?"
"Haaah, anak ini." Jennie mendengus pelan, "kapan kau akan mengungkapkan isi hatimu pada Jaehyun? Jika aku jadi kau, sudah sejak lama aku akan mengungkapkan perasaanku padanya."
"Dan sayangnya aku bukan kau! Prinsip ku tetap sama. Mencintai tidak harus memiliki. Lagi pula jika aku mengungkapkan perasaanku padanya, apa dia juga merasakan hal yang sama? Belum tentu bukan? Mau di taruh dimana wajahku jika ia menolakku secara terang-terangan?" Jelas Rose.
"Tapi tidak ada salahnya mencoba bukan?" Tanya Jisoo yang sedari tadi hanya memperhatikan keributan yang terjadi di antara kedua sahabatnya itu.
"Bilang saja kau takut. Benar?"
"Bukannya begitu. Aku hanya tidak ingin setelah aku mengungkapkan perasaanku padanya hubungan kami semakin renggang. Setidaknya aku sudah merasa nyaman dengan status hubungan kami yang sekarang." Jelas Rose panjang lebar.
"Kau terlalu polos Rose. Sudahlah, aku bosan berdebat denganmu." Perhatian Jennie kini beralih pada Jisoo, "oh iya Jisoo, tumben kau mengajak kami bertemu. Biasanya jika ada berita penting kau selalu membicarakannya di grup?"
Jisoo tersenyum manis, "aku hanya ingin berkumpul dan membicarakan banyak hal dengan kalian. Dan aku juga ingin mengatakan sesuatu yang penting."
"Tentang apa?"
"Sebenarnya, aku sudah tau kenapa Seulgi memusuhi kalian akhir-akhir ini. Dan itu ada hubungannya dengan Jimin bukan?" Tanya Jisoo di akhir kalimatnya.
Baik Rose maupun Jennie sama-sama terdiam di posisi mereka. Benar kata pepatah bukan? Sebaik-baiknya kita menyimpan bangkai, pasti baunya akan tercium kemana-mana. Apa ini saatnya mereka mengatakan yang sebenarnya pada Jisoo?
"Jawab aku! Kenapa kalian diam? Apa itu benar?" Tanya Jisoo menuntut.
"Ya kau benar! Kami yang menabrak Jimin hingga dia berada di rumah sakit sekarang. Semua orang membenci kami. Padahal kami tidak sengaja melakukannya. Tapi kenapa kalian mempersulit keadaan hah?!" Sahut Jennie dengan nafas yang memburu. Tidak ada gunanya menutupi semua perbuatannya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Smile ft. Lisa Blackpink (Completed✅)
FanfictionTumbuh dari keluarga yang selalu menyayanginya membuat Lisa merasa sangat amat beruntung dengan kehidupannya. Kedua orang tua yang selalu menuruti semua permintaanya, dan tak lupa lima orang kakaknya yang selalu ada di samping gadis itu. Namun, rod...