Senja itu indah sekali, bukan begitu? Ya, Baylor, Gery, Jefri, Restu, Nata, Raja, dan Kirana sependapat. Sekarang, mereka tengah asik menonton lukisan Tuhan tersebut, lembayung senja seketika membuat mereka berdecak kagum.
"Jam berapa, Bay?" tanya Gery, dari nada bicara sedikit bergetar.
Baylor yang pura-pura tegar pun menjawab, "Jam setengah enam."
"Bukan itu maksudnya." Gery mengembuskan napas kasar. "Jam berapa lo berangkat?" tanya Gery memperjelas.
Semua pasang mata menoleh pada Baylor yang tak melepas tatapannya ke atas, ketika bibirnya menyahut, "Jam tujuh."
Kirana mengembuskan napas pelan. Disodorkannya sebuah sticky notes berwarna stabilo orange ke arah lelaki itu. "Tulis apa pun buat kita, nanti back."
Baylor meraih sticky notes tersebut, membuka tutup pulpen dengan mulutnya. "Masing-masing satu?" tanyanya, hendak menulis pada lembaran pertama.
Kirana mengangguk datar.
Ia mulai menggores pena di atasnya, mulanya kertas kosong, kini hampir terisi penuh. Tidak langsung memberikan pada masing-masing anak, ia menempelkanya dulu di semberang tempat.
Jefri yang kedapatan mengintip, langsung ditoyor oleh Restu. "Ngintip mulu!" tegur Restu. Yang membuat Jefri menarik kepalanya lagi. Sementara yang lain, menahan tawa.
Maksud Baylor, itu, momen-momen antar teman-temannya yang akan ia rindukan.
"Kenapa berhenti?" Suara perempuan yang tak lain adalah Kirana ketika Baylor melamun sejenak.
"Eh iya." Baylor kembali melanjutkan kegiatannya, terkadang ia tampak serius, tetapi di beberapa waktu ia senyum-senyum sendiri.
Setelah pas untuk enam orang yang ada di sana, Baylor pun menyerahkan ke masing-masing pemiliknya. Mereka menerima dan langsung membaca dalam hati, Baylor menunggu respon pertama. Dari siapa?
From Baylor
To Kirana as my ex girlfriendHehe, kapan terakhir kali kita ngobrol berdua? Makan bubur di pinggir jalan? Ke kantin bareng?
Enggak perlu ingat waktunya, yang penting rasanya masih ada. Enggak bakal ilang kok:)
Kirana. Gadis itu rasanya ingin memeluk Baylor di sampingnya saat ini juga. Namun, tidak boleh. Kirana hanya berujar, "Makasih, Baylor." Yang mendapat anggukkan kecil juga senyum tipis dari lelaki itu.
Gery membacakan pelan,
From Baylor
To Gery Salut as my chairmateGue salut sama lo, Ger.
Semangat terus jualannya!Ia pikir Gery akan marah atau paling tidak kesal karena membawa-bawa masalah itu. Masalah yang sempat membuat Gery kesusahan tidur karena harus memikirkan puluhan pesanan setiap harinya, tetapi Gery malah tersenyum pada Baylor sebagai ucapan terima kasih sudah diberi semangat.
Jika Gery membaca pelan, maka tidak berlau untuk Jefri.
Jefri membaca keras-keras,
From Baylor
To Jefri bukan Nichol as nobodyJep, gue cuma mau kasih saran sama lo.
Saran gue, coba lo hapus-hapusin deh yang kotor-kotor di otak lo.Tobat, bre, tobat!
Kiamat sudah dekat!Mengundang tawa dari mereka yang mendengarkan. "Bener-bener lo ye," kesal Jefri.
Lalu lanjut pada Restu yang setengah berbisik,
KAMU SEDANG MEMBACA
Baylor [Completed]
Подростковая литератураBEST RANK : #3 literasiindonesia 21 Juni 2020 #1 literasiindonesia 6 Juli 2020 Baylor itu enggak bakal main-main kalau ada orang yang berani ngusik kehidupannya. Dia itu sosok yang susah ditebak, bahkan dirinya sendiri juga masih bingung. Sama bing...