06| Flashback 1

185 19 0
                                    

3 Tahun yang lalu.

Saat Irfan dan Xaver masih duduk di kelas 10 Passion Azora mereka merupakan sahabat yang cukup akrab dan saling mendukung. Entah sebuah kejadian yang menjadikan di antara mereka merenggang dan saat berpapasan seakan tidak saling mengenal.

Tidak saling menyapa dan tidak saling menegur .

"Xaver," teriak Irfan. Senyum Xaver mengembang dan bahagia saat sahabatnya memanggilnya,"Sudah selesai bro?"

Xaver menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari Irfan.

"Mau main Bola bro?" Tanya Irfan sampil merangkul Xaver

"Oke, tapi Jangan curang yak hehe," ucap Xaver dengan akhiran kekehan.

"Ayo lah, sedikit curang gapapa lah baby," Irfan berucap manja kepada Xaver.

"Jauh jauh dah gue jijik," Teriak Xaver dengan berlari.

"Baby tunggu aku, Apa lo nggak mau di peluk hahaha," Tawa Irfan yang sangat lucu saat melihat reaksi Xaver yang tampak kegelian mendengar ucapannya.

Irfan selalu menggoda Xaver layaknya tinggah waria dan di buat manja. Sehingga membuat Xaver merasa geli

"hahahaha," tawa Irfan yang berhasil menggoda Xaver

......

Skip

Tepat di hari ulang tahun Xaver merupakan hari bahagia Irfan yang dapat memberikan sebuah hadiah untuk sahabat Xaver .

Di toko perhiasan,

"Mbak bisa lihat untuk sebuah aksesoris gelang untuk cowok?" tanya Irfan.

"Tunggu, toko kami memiliki beberapa macam bentuk, untuk setel anak muda jaman sekarang,"

Berikutnya pelayan tersebut memperlihatkan macam-macam bentuk, Irfan tampak Berpikir.

Sehingga Irfan memilih sebuah gelang yang bentuk sederhana namun elegan yang menurut nya sesuai karakter Xaver.

"Mbak," Irfan sambil menunjukkan gelang yang ia inginkan untuk di berikan kepada sahabatnya.

"Siap mas, total semuanya satu juta sembilan ratus ribu," ucap mbak itu.

Irfan kaget dengan jumlah yang cukup besar.

Untung gue ada tabungan batin Irfan

"oh ia mbak, ini uangnya," sambil menyerahkan uang pembayaran.

Rumah Xaver

Irfan telah sampai di kediaman Xaver. Yang tampak ramai, pesta yang di adakan cukup meria dan mewah.

Irfan melihat dirinya. Apa pantas gue dengan pakaian kek gini hanya memakai kemeja di lapisi jaket serta celana jins dan sepatu kets putih.

Irfan masih mencari Xaver di tengah keramaian pesta. Ia melihat Xaver berdiri di balkon rumah serta teman-temanya yang nampak serius cerita.

Saat Irfan hendak memangil Irfan sampil senyum dan memegang kado untuk Xaver, dia mendengar ucapan beberapa teman Xaver.

"Xaver?" Tanya Reyhan.

"Eh lo masih berteman dengan Irfan?"

"Apa lo ngga bosen temenan sama penjilat dan miskin?"

"Yah Irfan penjilat dan miskin masih tempel di dekat mu Xaver? "

"kado apa yang di bawanya, Kali Ini apa barang rongsokan yang di punggutnya di sampah?!"

"Ha ha ha ha ha"tawa teman Xaver.

Namum Xaver tanpak diam dan senyum sedikit.

"Iya Irfan merupakan Penjilat dan Miskin," ucap Xaver berhenti sejenak.

"Tapi-" potong Irfan.

Bagaikan di sambar petir. Terasa sesak pasokan udara terasa menghilang. Irfan memegang kado Xaver dengan kuat napas tak beraturan. Kaki seakan tak mampu untuk melangkah lagi. Namun Irfan masih untuk melangkahkan kalinya sehingga. Sampai di belakang Xaver.

"Tuan Alonza,"

Xaver tampak terkejut melihat Irfan memanggilnya.

"Tuan Alonza,Selamat ulang Tahun," ucap Irfan sambil tersenyum kecewa.Irfan menyodorkan kodo yang di bawanya ke Xaver.

Xaver mengambilnya kodo tersebut.

"Gue pamit," ucap Irfan.

Irfan berbalik badan dan melangkahkan kakinya untuk segera keluar, tanpa terasa air mata keluar.

Kata-kata Xaver begitu menyakitkan. Persahabatan yang di bangun telah hancur bagaikan kata yang tak mampu di perbaikan lagi.

Keesokan harinya

🏫

Yang penasaran ikutin terus cerita nya yaaaa.

Jgn lupa vote dan komen

Salam dari kami, Author Passion Azora.

ARXAVER [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang