08 | Malam Minggu

179 14 0
                                    

Hello WhatsApp gengsss, bertemu lagi dengan kita ehe!

Jangan lupa untuk vote, koment dan share cerita ini! Karena ini gratis gratis, kalian tidak bakalan rugi karena cuma nge vote cerita ini.

Selamat membaca!!!

🏫

Malam ini Aland mengajak sahabatnya untuk pergi ke Kafe. Bukan nongkrong biasa, melainkan mereka akan manggung seperti konser konser tapi bedanya ini di kafe.

Mereka setuju dengan ajakan dari Aland, karena malam ini juga malam Minggu.

----

Aruna sekarang berada di depan kamar Irfan sepupunya, dia mondar-mandir sedari tadi. Dirinya mau pergi ke kafe tapi kalau malam begini pasti tidak di perbolehkan oleh tantenya.

Cklek. Bunyi pintu terbuka, memperlihatkan sosok Irfan sepupunya. Aruna semakin gelisah gimana caranya supaya Irfan mau menemani nya.

"Lo kenapa dah?" tanya Irfan kepada Aruna. Dia menarik tangan Irfan membawanya agar jauh dari kamar tantenya. Memang kamar Irfan dekat di kamar orang tuanya dan Aruna di sebelah Irfan yang berada di atas.

 Memang kamar Irfan dekat di kamar orang tuanya dan Aruna di sebelah Irfan yang berada di atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti itu lah rumah milik Irfan.

"Ayo keluar Pan?! bosen nih," ajak Aruna berbisik. Irfan mengerutkan keningnya. Heran dengan permintaan saudaranya. Dia melihat tampilan Aruna yang sudah bersiap-siap untuk pergi entah kemana.

"Lo napa sih?!" gerutu Irfan. Aruna mencebikan bibir nya setelah mendengar gerutuan dari Irfan. Bukanya saudara harus saling membantu ya, ini aja ngebantu kagak gerutu Aruna dalam hati.

Aruna berjalan pelan melihat ke bawah, wait tantenya ada di bawah berarti artinya dia semakin sulit untuk keluar rumah.

Fak!- Umpat Aruna di dalam hati.

"Ayo keluar ke kafe gitu, kalau gue sendiri gak bakal di beri izin sama tante," jawab Aruna. Bagaimana pun caranya dirinya harus pergi, makin bosen kalau kaya gini mumpung malam Minggu.

Irfan kembali menatap Aruna malas, dia melihat Aruna yang menjalan kan kakinya secara mengendap endap, dia mengerutkan keningnya. Apa yang akan di lakukan oleh saudara nya. Irfan mengikuti dari belakang, dia melihat Aruna bersiap siap untuk menalikan kain demi kain ia pasangkan pada tepi balkonnya. Ketika Aruna akan menaiki tepian balkon sambil memegang i kain, Irfan memberhentikan Aruna. Dia menatap malas ke arah Irfan.

"Aruna, gila ya lo!" Aruna mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. Irfan segera menyeret Aruna agar kembali ke kamarnya.

"Gue mo ke kafe," Irfan heran mengapa Aruna ngotot banget pergi ke kafe?.

"Lo Napa sih? Ngotot banget?!" ketus Irfan.

"Bosen njir," jawab enteng Aruna kemudian kembali berjalan menuju balkon tapi tangannya keburu di cekal oleh Irfan.

"Tunggu, gue ganti baju dulu!kita ke kafe!" setelah mengatakan itu Irfan segera ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Aruna tersenyum miring, ini adalah bagian dari rencananya agar Irfan mau menemaninya.

Setelah selesai mengganti pakaian dia langsung menarik tangan Aruna paksa, mereka melewati tangga.

"Mau kemana?" Ucap Serly-Mamanya Irfan. Aruna menatap Irfan, seakan akan di bilang, "Kasih tahu mama lo nggak."

Irfan menghela nafas panjang, "Ke kafe ma mau ngajak Aruna."

Serly mengangguk mendengar jawaban dari anaknya itu. Irfan dan Aruna segera berangkat ke District Cafe.

Mereka berdua masuk dengan tenang, tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang memuja.

"Mau pesan apa Lo?" tanya Irfan, Aruna melihat lihat bil menu makanan. Dia mengerutkan keningnya bingung.

"Apa aja dah, nasgor spesial terus minum nya lecyfloat," Irfan mengangguk.

"Jadi Lecyfloat 1, nasgor 2 sama cold brew 1," ucap pelayan kafe. Mereka mengangguk menanggapi ucapan pelayan itu.

Aruna menatap sekelilingnya, tapi dia melihat objek menarik panggung yang ada di dalam kafe itu. What? Cowok itu ada di panggung itu buat apa dia di sana.

"Hallo sobat, ketemu lagi sama kita! D'band Pasion Aroza!" intro Aland sambil memegang gitarnya.

"Kami di sini untuk menemani kalian tepatnya kaum jomblo," ucap lucky membawa gitar.

"Kita akan membawakan lagu Aku Cuma Punya Hati," yup Albert dan Xaver Sebagai Vokalis utama.

Mata Xaver terkunci dengan mata Aruna, dia juga melihat Irfan menemani Aruna.

Mereka berdua pacaran? -batin Xaver.

Jreng jreng jreng, Aland dan Lucky segera memainkan gitarnya untuk intro awalnya.

Dulu saat ku siap mati untuk mu
Kamu tak pernah menganggap aku hidup
Dulu saat semua ingin ku pertaruhkan
Kamu tak pernah percaya cinta sejati ku (Xaver).

Aku cuma punya hati
Tapi kamu mungkin tak pakai hati (Albert).

Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak peduli
Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini (Aland).

Kau tinggalkan aku ku tetap disini
Kau dengan yang lain ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa aku cuma punya hati(Lucky)

Aku cuma punya hati (Xaver).

Tapi kamu mungkin tak pakai hati
Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak peduli (Xaver).

Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini
Kau tinggalkan aku ku tetap disini
Kau dengan yang lain ku tetap setia (Albert).

Tak usah tanya kenapa aku cuma punya hati
Ohhhh (Aland)

Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak peduli
Coba kau fikir dimana ada cinta seperti ini
Kau tinggalkan aku ku tetap disini
Kau dengan yang lain ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa oh
Tak usah tanya kenapa aku cuma punya hati (Xaver, Aland, Albert, dan Lucky).

Tepukan tangan memenuhi District Cafe karena penampilan dari D'band Passion Aroza.

"Wow," ucap spontan Aruna, Irfan menatap tajam ke arah Aruna. Dia segera menarik paksa Aruna. Itu semua tidak lepas dari pandangan Xaver. Irfan membawanya keluar.

"Lo gausah berhubungan atau jangan sampai pacaran sama Xaver!" bentak Irfan. Aruna menghendikan bahunya siapa juga yang mau pacaran sama Xaver. Dia diam tidak menanggapi ucapan saudaranya.

"Jawab Ar budek ya Lo?!" maki Irfan.

Aruna tidak menanggapi, dia berjalan menuju mobil milik Irfan. Bukan karena di maki emang dasarnya dirinya males untuk nge jawab. Irfan memasuki mobilnya, melihat wajah saudaranya yang datar membuat Irfan merasa bersalah.

"Gue minta maaf! jangan marah dong ntar gue yang di salahin sama mama,"

"Siapa yang marah sih!" ketus Aruna.

"Yuadah kita pulang."

---

Jangan lupa vote, koment dan share ya guyyss.

See you all ❤️.

ARXAVER [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang