12 || Bintang

147 13 0
                                    

“Lo tuh ya. Udah dibilangin jangan deket-deket sama Xaver masih aja ngeyel.” Saat di rumah Irfan mengatakan tersebut ke Aruna.

“Ish. Kan salah dia juga. Ngapain dia bawa-bawa gue sok nganter segala? Kan gue udah nolak SAYANGGG!!!” Jawab Aruna sambil memakan kebabnya yang ia beli di depan kompleks rumah.

“Serah lo ah. Gue mau mandi.” Irfan beranjak dari sofa sedangkan Aruna masih menonton tv.

Aruna sekarang telah dilanda bosan. Karena sekarang Irfan lagi mandi sedangkan tantenya lagi pergi arisan. Aruna dari tadi mencat-mencet tombol remot tv-nya. Aruna pikir ada kartun doraemon. Tetapi malah tidak ada. Mana ada kartun doraemon sore-sore begini? Aneh sekali.

“Hoammm. Suntuk banget dah hari ini. Mana males keluar rumah lagi.” Aruna menggerutu tidak jelas.

Aruna pergi ke kamarnya lalu membuka HP-nya. Buka tutup apk sosial medianya. Habis Instagram buka Whatsapp terus pindah ke Line. Ntahlah, sudah berapa kali dia buka apk tersebut?

“Argh ... . Sialan! Mana jomblo lagi. Kyaaaa!!!” Teriak Aruna.

“Lo ngapain sih!?” Tanya Irfan. “Teriak-teriak ga jelas. Cari pacar sana!”

“Jijay dah. Ngapain gue cari pacar? Mentang-mentang lo pakboy!”

“Ngawur. Gue gak pakboy, ya.”

***
Detik telah berganti, menit telah berganti, jam pun telah berganti. Sekarang adalah malam hari. Malam yang menurut Aruna sangat indah karena Aruna menyukai bintang.

Sekarang Aruna sedang berada di meja makan bersama Irfan dan tantenya. Mereka hendak makan malam.

“Run, Fan. Gimana sekolah kalian berdua?” Tanya ibunya Irfan.

“Sekolah Aruna, Tan? Seru tau, Tan. Tapi ada juga tuh makhluk nyeselin. Masa iya, Tan aku dianter pulang sama cowok ga dibolehin sama Irfan? Kan nyeselin tuh.”

“Heh! Gue bukannya ga bolehin ya. Tapi gue MELARANG!” Jawab Irfan kepada Aruna.

“Udah-udah kenapa kalian malah ribut sih?” Lerai ibunya Irfan.

“Kalo Irfan sih biasa aja, Ma.” Irfan mengucapkan kalimat tersebut kepada ibunya.

Makan malam telah usai sehingga mereka tidak berada di meja makan lagi. Aruna pergi ke balkon kamar untuk melihat bintang, Irfan ke kamar untuk mendengarkan musik sedangkan ibunya Irfan lagi menonton televisi.

“Eum, kenapa ya kalo gue deket sama Xaver jantung gue kayak beda berdebarnya? Aneh deh. Masa iya gue suka sama Xaver? Ish, jijay banget deh,” batin Aruna.

Bintang
Warna kerlap-kerlip yang selalu datang di malam hari kini sangatlah indah. Namun, apakah aku sedang jatuh cinta, bintang? Andaikan bintang bisa ngomong. -Aruna.

***

Xaver kini sedang berada di balkon kamar sambil melihat bintang. Bintang kini sudah lama disukai oleh Xaver, bahkan Xaver suka sejak kecil.

“Apa benar gue itu sebenarnya suka sama Aruna? Gak! Gak! Gak! Masa iya sih gue suka? Tapi kalo  gue ga suka kenapa jantung gue berdebar kencang saat melihat Aruna? Sesuatu yang aneh yang harus diselidiki. Hmmm,” batin Xaver.

Xaver melihat bintang sembari menikmati kopi hitam yang dibuatkan oleh bibinya serta sembari mengerjakan tugas. Karena Xaver sedang ada tugas Fisika.

Di Malam Hari

Bintang yang kini menyinari tiap malam, apakah bintang bisa mendengar segala curhatan? Hmmm, bila bintang bisa mendengarkan segala curhatan pasti gue bakal cerita apa itu arti BROKEN HEART? -Xaver.

Xaver ternyata tak sadar karena ia telah menumpahkan air matanya. Ya, air mata dan bintang kini telah menjadi saksi bahwa Xaver saat ini sedang sedih.

🏫

Jangan lupa vote koment dan share!!!

See you all ❤️.

ARXAVER [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang