Anjir, baru aja nyapu setengah udah capek banget! - batin Aruna.
Ketiga teman Xaver menatap Aruna bingung, mereka yakin dia bakalan nge rencanain sesuatu.
Saking kesalnya, dia nyapu tidak selesai juga dia menendang satu meja yang ngebuat semua menatap nya bingung.
“Lo kenapa dah buruan selesain tugasnya, malah nendang meja gak jelas!” peringat Lucky. Aruna menatap sinis ke arah Lucky, dia bakalan kerjain Lucky lebih parah dari yang lain.
Kemudian dia tidak melanjutkan lagi, dia menuju ke papan informasi untuk membaca jadwal piket hari ini selain Xaver.
“Woy yang punya nama Ayna, Lucky, Tio, Sandra! Nih buruan lanjutinn nih sampah maksudnya nyapu ini sampai, Bye gue pergi!” teriak Aruna, kemudian dia berjalan keluar tidak memperdulikan panggilan dari Xaver dkk.
Dia berjalan biasa menuju kelasnya di SMK tidak perduli dengan tatapan anak SMA memandang nya seperti apa. Bahkan ada yang mengatai nya secara terang-terangan tapi Aruna bersikap bodo amat.
Irfan menatap Aruna kesal, bagaimana bisa dirinya baru berangkat padahal dia ke sekolah bersamanya. Aruna tidak memperdulikan tatapan Irfan, dia berjalan menuju mejanya tepatnya di depan Irfan.
“Kenapa baru datang ?!” tanya Irfan. Aruna menatap kosong ke depan, memikirkan alasan yang jelas agar dia tidak curiga lagi dengannya.
“Tadi ada problem,” jelas Aruna tanpa menoleh ke belakang. Ia yakin saat ini Irfan sangat kesal kepadanya.
Guru fisika sudah datang, untung saja Aruna sudah menulis poin poin penting. Dia segera mengambil kertas yang berisi contekan. Dia melihat Irfan yang sangat santuy, bahkan dia tidak melihat kalau Irfan tidak dalam situasi tegang. Mungkin dia sudah belajar, pikirnya.
Ulangan fisika di mulai, Aruna mengerjakan begitu tenang karena udah buat contekan begitu juga lainya ada beberapa yang bisik bisik agar dapat contekan.
Aruna tidak tahu kalau di belakangnya ada guru Fisika yang sedang mengawasi anak didiknya mencontek. Guru fisika itu menjewer telinga Aruna, membuat dia kesakitan.
“Aw sakit buk, kenapa saya di jewer?!” ucap tak terima. Bu Jesy guru fisika menatap garang ke arah Aruna, bisa bisanya dia bertanya.
“Kamu itu mencontek! Pake di tanya lagi!” Aruna menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Maap buk kilap kilap,” situasi ini membuat beberapa siswa akhirnya mencontek satu sama lain.
“Sekarang kamu keliling lapangan lima kali gak pake nego!!” Aruna mengangguk kemudian ia keluar kelas untuk menjalankan hukuman yang diberikan oleh Bu Jesy.
Irfan menatap Aruna tidak percaya bisa bisanya dia mencontek.
Aruna mengelilingi lapangan dengan santuy, ini juga salah nya. Di putaran ketiga ia tidak menjalankan melainkan berjalan menuju kantin.
Tak di sangka most wanted Passion Aroza juga ada di sana.
Mampus!
Langkah Aruna semakin cepat menuju warung, untuk membeli minuman. Ia duduk di salah satu bangku kantin, nafasnya memburu akibat keliling lapangan tadi.
“Woy, beliin kita makanan!” bentak Albert. Aruna memutar matanya, gak habis pikir sama nih anak.
“ogah, besok dah gue capek lagian!” tolak Aruna yang ngebuat mereka melotot kecuali Xaver. Sekarang Aland berada di hadapan Aruna, dia menatap songong ke arah Aland.
“Kenapa gak terima?!” Aland mencengkram erat tangan Aruna, ngebuat dia mengangkat kedua bahunya.
“Lo itu babu kita!”
“Hm, dan Lo masih punya kaki tangan kan? Ngapain nge babuin orang?! Apalagi Lo pada orang kaya bisa bayar orang buat jadi babu lo!” desis Aruna tak suka. Xaver mengangkat alisnya, tertarik juga dengan kata kata Aruna.
“Lo mau bayaran? Kita bakal bayar lo, tapi tetep mau jadi babu kita gimana?” ucap dingin Xaver, Aruna tersenyum miring sambil berfikir.
“Bagus juga penawaran lo, tapi sorry gue gak tertarik dengan bayaran lo walaupun mau sampe milyar an gue ga Sudi! Dan mulai detik ini gue berhenti jadi babu kalian!” bentak Aruna, tangannya masih di cengkram oleh Aland.
Tangannya ia tarik agar terlepas, tapi malah Aland mengeraskan cengkraman. Tak ambil pusing dia menginjak kaki Aland keras.
“Maksud lo apasih! Pengen banget nge pegang tangan gue! Kalau mau ya bilang aja, gausah cengkram segala!” ucap Aruna tak suka, dengan perilaku Aland.
Dia tidak membalas perkataan Aruna, dia yakin seratus persen kalau Aruna sedang emosi karena ucapan Xaver. Xaver menggeser posisi Aland agar dia menyingkir.
“Maksud Lo apa?! Yaudah gantiin ban gue lima juta!” bentak Xaver, Aruna berfikir dia mengangguk sebagai jawaban nya.
“No rekening Lo, kirim aja ke gue!”
Dia akan minta jatah bulanannya dari Abang nya yang sudah bekerja di kota, yak setiap bulan ia dikirim lima juta oleh abangnya. Ting, bunyi hp Aruna berbunyi.
“Udah, buruan di kirim!”
“Hm, gila lima juta Lo dasarnya! bentar!”
Aruna menelfon abangnya.
“Ada apa dek?”
“Bang kirim uang lima juta dung buat gantiin ban motor orang nih, uang jajan bulanan aku aja yak,” jawab Aruna tapi masih di dengar oleh ke empat orang itu.
“Kamu ada masalah apa sama orang itu dek?”
“Biasalah bang aku kerjain hehe, habisnya kesel aku sama dia,”
“Masih aja kamu nge jahilin orang, apa mau Abang kirim uang sepuluh juta ntar yang lima juta buat jajan kamu diam sana, mumpung Abang dapat bonus dari bos!”
Aruna melotot dasar abangnya ini, “habisnya kalau nggak nge jahilin orang kek hambar gitu, nggak deng canda bang! Udah lima juta aja gausah nambahin sampai sepuluh juta segala, mending yang lima juta di tabung aja buat biaya pernikahan Abang sama calon yang belum ketemu jodohnya, daripada buat aku. Ntar jajanya gampang, aku bisa bawa bekel dari rumah,”
Mereka masih mendengar kan ucapan dari Aruna dan abangnya itu.
“Yaudah ini Abang kirim lima juta, jangan lupa belajar jangan kecewain keluarga dan jangan ngerepotin tante Serly!”
“Ahsiap, aku gabakal ngerepoti Tante Serly kog, tapi si Irfan yang aku repoti hehe, Abang semangat kerjanya ntar kalau pulang jangan lupa bawa calon kakak ipar!, Dadah jaga kesehatan bang!”
Aruna mematikan telfonnya, kemudian ia mentransfer uang ke rekening milik Xaver.
“Udah kan, urusan kita udah selesai!”
“Woy Ar, Ngapain Lo kesini sih! Bukanya Lo di hukum, ikut gue! Udah gue bilangin jangan sampai Lo berurusan sama mereka!” bentak Irfan tiba tiba. Membuat Xaver dkk kaget. Aruna menghela nafasnya kasar.
“Kan gue capek jadi kesini buat beli minum lah!”
“Ngejawab lagi!”
“Hm, yok ke kelas!” ajak Aruna.
Mereka menatap kepergian Irfan dan Aruna.
Apa mereka berdua memiliki hubungan? - pikir Xaver dkk.
🏫
Jangan lupa vote, koment dan share yaaa!!
See you all❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARXAVER [REVISI]
Teen FictionSudah kenal dengan Abhimayu Xavery Aloza si most wantednya SMA Pasion Aroza ?. Si bule ganteng campuran indonesia italia. Dengan sifat Dingin dan mata tajamnya mampu mengalihkan semua mata hanya untuk menatapnya. Jika sifat dinginnya bertemu dengan...