👒 ANTARIKSA 8 👒

343 45 117
                                    

Aku ingin melihatmu selalu tertawa bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingin melihatmu selalu tertawa bahagia. Bukan senyum dibalik luka.

👒👒👒👒👒

Nirmala berjalan keluar kelas membawa dua buku paket tebal, tujuannya adalah perpustakaan. Ia akan mengembalikan buku dan meminjam buku baru lagi. Kadang ia juga meminjam novel, saat merasa pikirannya jenuh pada pelajaran.

Baru beberapa langkah dari pintu kelas, tubuhnya tiba-tiba saja terpental yang mengakibatkan buku dalam dekapannya melayang ke lantai.

Gadis itu tidak jatuh, ia masih tetap berdiri meski seseorang menarik lengannya sangat keras. “Kak Ara?” gumamnya saat melihat siapa yang menariknya.

“Bagus kalau lo masih ingat gue,” sarkas Ara seraya menekan tombol lift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Bagus kalau lo masih ingat gue,” sarkas Ara seraya menekan tombol lift.

“Lepas, Kak! Gue bisa jalan sendiri,” rintih Nirmala mencoba melepas tangannya yang mulai terasa sakit.

Ara hanya meliriknya tajam, kemudian memasuki ruang persegi itu yang berisi beberapa siswa kelas XII. “Diam atau lo nggak bakal bisa ngomong lagi!” ancamnya dengan berbisik pada Nirmala.

Gadis itu terdiam, ia merasa bimbang sekaligus ketakutan. Berharap salah satu dari tujuh orang siswa kelas XII yang berada di dalam sini ada Jasmin. Nirmala tidak punya pilihan selain menuruti ucapan Ara.

Sesampainya di lantai satu, Ara kembali menarik tangan Nirmala, menyeretnya menuju gedung tua yang berada di belakang gedung Antariksa.

“Gue nggak bakal kasih peringatan kedua buat lo. Cukup sekali dan itu pun nggak lo pakai!” bentak Ara setelah menyentakkan tangan Nirmala dan mendorongnya hingga terhempas di atas permukaan tanah yang keras.

Nirmala meringis sambil mengaduh. Ia paham, bahkan tidak lupa dengan ucapan Ara yang melarangnya berhubungan dengan para cucu Antariksa. Namun, ini bukan salahnya. Nirmala tak pernah berniat untuk mencari muka pada mereka, justru mereka yang mendatangkan diri padanya.

"Buka baju lo!" bentak Ara menyadarkan lamunan Nirmala.

"Buka baju?" ulang Nirmala dengan menyilangkan tangan di dada. "Buat apa, Kak? Nggak mau," tolak Nirmala beranjak berdiri untuk pergi dari hadapan Ara.

Nirmala (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang