👒 ANTARIKSA 21 👒

234 32 76
                                    

Dari yang terbaik tetap akan ada yang lebih baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari yang terbaik tetap akan ada yang lebih baik. Kalimat itulah yang tepat untuk kelas unggulan, mereka semua adalah siswa-siswi pilihan dan tetap memiliki yang terbaik.

Pagi tadi, setelah mendapat sambutan kecil dari kepala sekolah untuk para peserta olimpiade, kelas Akselerasi heboh dengan ucapan selamat untuk Nirmala dan Damar. Ini baru pengalaman pertama sejak mereka menjadi murid Akselerasi di Antariksa, dan Nirmala serta Damar langsung memberikan yang terbaik.

"Keren lo, nggak nyangka kalau lo bisa dapet medali emas. Sekali lagi selamat, ya, say. Nggak nyesel gue punya teman pinter, cantik lagi," kata Melody pada Nirmala.

Gadis itu menarik bangkunya hingga tepat berada di samping Nirmala. Padahal, jarak setiap meja ke meja satunya sudah dibuat sama. Seperti tatanan bangku saat diadakan ujian Nasional, tapi apa yang tidak bisa dilakukan oleh Melody. Sebelum guru datang, ia bebas menjadi diri sendiri.

Nirmala mendengkus, ia melempar lirikan datar pada Melody. "Lo udah ngomong kayak gitu hampir seratus kali, Mel. Bosen gue dengernya. Mending buruan balik ke meja lo, daripada lo kena omel Pak Yudi."

"Belum juga bel, lagian, ya–"

"Selamat pagi, Anak-anak. Sudah hadir semua, 'kan?" Suara bass milik guru dengan kumis panjang dan tebal itu membungkam ucapan Melody. Gadis itu melirik Nirmala yang tengah menahan tawa. "Melody? Ngapain kamu duduk di situ? Cepat kembali ke meja kamu!" suruh Pak Yudi saat rotasi pandangannya menangkap posisi Melody yang tidak berada di tempat biasanya.

"Iya, Pak," jawab Melody disertai cengiran. Gadis bersuara cempreng itu mengangkat bangku dengan pantat yang masih menyatu di sana. Pak Yudi hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan murid perempuannya satu itu, dan pelajaran hari ini pun dimulai.

*****

Nirmala berjalan dengan pandangan menunduk, meski ia sering melewati koridor lantai tiga rasanya tetap berbeda. Lantai itu tidak memiliki ruang kelas, hanya berisi fasilitas pendukung lainnya.

Mulai dari perpustakaan, ruang musik, ruang komputer, ruang OSIS, gedung aula, dan kantin terlengkap yang mirip dengan food court di mall. Ada berbagai jajanan dan menu masakan yang membuat murid Antariksa lebih berselera untuk makan. Untuk ruangan guru beserta staf, dan beberapa ruangan penting lain, seperti laboratorium IPA, Bahasa dan komputer ada di lantai dasar, termasuk ruang kesehatan.

Harusnya Nirmala tadi menerima ajakan Melody yang ingin pergi ke kantin, sekali pun tujuan mereka berbeda paling tidak ia tidak berjalan sendiri. Rasa takut akan serangan Mutiara di tempo hari masih membekas dan membuatnya trauma berjalan seorang diri, seolah bayangan gadis itu selalu mengintai keberadaannya.

"Kalau jalan itu lihat ke depan. Bisa-bisa lo nabrak tiang atau dinding pembatas dan buat lo terjun langsung ke lantai dasar."

Nirmala (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang