Hilir mudik siswa siswi Antariksa dari berbagai belahan sudut negeri menjadi pemandangan yang sangat indah. Berbagai ras, suku, dan bahasa datang untuk meraih mimpi mereka. Para lulusan Antariksa Internasional High School selalu menjadi rebutan kampus di dunia.
Senyum lebar di wajah Nirmala tidak pernah luntur. Banyak pengalaman, pelajaran, serta kenangan yang tertanam di tempat indah ini. Begitu cepat berlalu, dan sangat sulit untuk dilupa.
"Hai, udah lama?"
Gadis itu berdiri tegak, menatap sosok di hadapannya yang tampak berbeda dengan balutan kemeja dan celana kain. Tak lupa sepatu hitam mengilap. Ada sedikit bulu tipis di dagu dan sekitarnya.
Lelaki itu berdeham, lalu mengajak Nirmala menyusuri koridor menuju lorong-lorong lain. Penampilan Nirmala juga membuat perasaan lelaki di sampingnya bergulat keras. Wanita itu mengenakan blus berwarna biru tua sebagai atasan, dengan bawahan rok warna krem di bawah lutut sebagai bawahan dan flatshoes yang senada seperti atasan.
Mereka duduk berhadapan di sudut kantin sekolah, tempat di mana kisah sedih pernah ada. Sembari mengulur waktu, Damar memesan minuman yang sama, es kopi susu. "Gimana kabar kamu? Toko tetep ramai, 'kan?"
"Alhamdulillah, udah ada cabang juga di beberapa titik, selama masih di kabupaten Malang," jawab wanita itu.
Nama toko Lapis Monumen Malang memang sudah terkenal di berbagai daerah, bahkan sampai luar kabupaten itu sendiri. Perjalanan tujuh tahun yang lalu, membuahkan hasil besar bagi Nirmala. Setelah lulus dengan nilai akhir tertinggi dan menyabet juara umum, wanita itu memutuskan tidak langsung melanjutkan kuliah.
Berbekal dengan ponsel pintar, Nirmala mulai memasarkan kue melalui situs online. Kemudian, ia berinisiatif untuk membuat sesuatu yang menjadi ciri khas kota Malang, dan munculah Lapis Monumen Malang yang melejit karena cita rasa dan variannya yang menarik.
Kini, kehidupannya sudah sangat baik. Ia berhasil membelikan Toni mobil yang dimanfaatkan untuk mengantar pesanan, kadang juga digunakan untuk ojek online. Gelar sarjana juga sudah ia dapat, tentunya masih dengan beasiswa karena prestasi.
"Maaf, aku nggak bisa lama-lama. Semoga kamu bisa datang, ya." Wanita itu menyodorkan kertas putih tebal berdesain minimalis. Ada ukiran namanya dan nama seorang laki-laki di bawahnya. Damar tersenyum melihatnya, sebuah undangan pernikahan.
——————
Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan cerita ini 🥺. Hampir setahun 🤯🤯
Makasih yang udah baca sampai sejauh ini.
Makasih buat yang udah ramein cerita absurd ini.
Makasih buat semua yang jadi penyemangat dan motivasi selama menulis cerita ini.
Tanpa kalian, cerita ini akan mati.
Jadi .... See ya di cerita aku yang lain.
Jangan lupa follow akun ini, untuk tahu kabar baik.
———————————
Pasuruan
2 Desember 2020————————————
©MiftaFelicia
—————————
————————
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala (END) ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Update seminggu sekali. Akselerasi, terkenal dengan murid jenius serta kutu buku. Tidak ada banyak waktu bermain sehingga membuat mereka hanya memiliki sedikit teman. Apa yang terjadi, jika kelas itu dipenuhi dengan gelak tawa...