Nirmala mencoba menatap manik hitam milik Damar yang tengah melepas helm. Lelaki itu hanya mengatakan selamat pagi saat menjemputnya tadi. Tidak ada senyum seperti kemarin yang lelaki itu berikan.
"Ayo masuk," ajak Damar.
Dahi Nirmala mengernyit saat menemukan luka di sudut bibir Damar. "Ini ... kenapa?" Tangannya menyentuh luka Damar.
Lelaki itu hanya diam sambil melepas helm yang Nirmala pakai. "Nggak apa-apa, cuma kejedot ranjang."
"Ih, masa sampai kayak gini? Kamu nggak habis berantem, 'kan?"
"Nggaklah, ayo." Damar melangkah terlebih dulu, tanpa membawa Nirmala dalam genggaman.
Gadis itu segera mengikuti dan menyamakan langkah Damar. Lagi-lagi hati Nirmala harus bergelut, ia paling tidak bisa untuk mengungkapkan langsung apa yang sedang ia rasakan. Ia akan tetap diam sampai rasa penasaran itu terbongkar dengan sendirinya.
Sampai di kelas pun ia masih tertegun, ketika Damar meminta Melody agar kembali ke tempatnya semula.
"Mar?" tanya Nirmala ragu serta bingung.
"Kasihan Melody digodain Mail terus, enak di Mail, apesnya di Odet. Ntar lagi, oke." Sebelum melangkah ke belakang, menuju bangkunya. Damar mengusap surai hitam milik Nirmala, sambil berucap, "Belajar yang bener, biar pinter."
"Dasar bucin!" geram Melody yang saat itu melewati Damar.
Lelaki itu tetap melangkah ke belakang, sekalipun Nirmala enggan jauh darinya.
Nirmala seperti bangun dari mimpi saat lengannya ditarik Melody agar segera duduk. "Nggak ada masalah, 'kan?" bisik Melody.
"Nggak, pulang sekolah kemarin juga masih baik-baik aja, kok," jawab Nirmala lesu.
Melody menepuk pundak sahabatnya itu, sambil berujar, "Paling dia lagi ada masalah. Positif thinking aja, oke."
Nirmala mengangguk walau pikirannya tidak bisa tenang. Tak berselang lama, Pak Yudi datang dan pelajaran hari ini pun dimulai. Tatapan serta pendengaran gadis itu selalu tertuju ke depan, tapi tidak sejalan dengan isi kepala dan hatinya.
"Sebagai latihan, kerjakan buku paket halaman 120, nomor satu sampai sepuluh. Saya kasih waktu dua puluh menit, dimulai dari sekarang."
Suara buku yang dibuka berpadu dengan suara gesekan pensil yang keluar dari tempatnya. Irama indah itu pun seketika lenyap saat semua atensi tertuju pada deretan angka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala (END) ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Update seminggu sekali. Akselerasi, terkenal dengan murid jenius serta kutu buku. Tidak ada banyak waktu bermain sehingga membuat mereka hanya memiliki sedikit teman. Apa yang terjadi, jika kelas itu dipenuhi dengan gelak tawa...