Matahari terus menyingsing, membawa hangat terik yang menyentuh permukaan kulit. Acara di kediaman Jasmin masih berlanjut. Mereka hanya berpindah lokasi ke taman yang berada di sisi belakang rumah mewah itu. Bunga, tanaman hijau, sayuran tumbuh dengan pemandangan alami perbukitan. Sari yang suka dengan tanaman, menggunakan papan kayu untuk menanam bunga-bunga dan tanaman lainnya secara terpisah.
Sementara di sekelilingnya ditanami pohon-pohon yang tumbuh subur. Lalu bagian dasarnya, menggunakan kerikil putih yang membuat tempat itu tampak sangat terawat. Sari memang suka dengan tumbuhan, hampir di setiap sudut rumahnya ada tanaman hias. Di antaranya; peace lily, tanaman kupu-kupu, jade plant, chinese money dan macam-macam tanaman lain yang dapat membersihkan udara.
"Kita keluar aja, gimana? Bosen juga di rumah terus," ajak Jasmin setelah mengangkat kepala dari bahu Gibran, tempat bersandar ternyaman bagi Jasmin.
Damar dan Nirmala menghentikan permainan menghitung jari. Lalu berlomba menyebutkan nama hewan dalam bahasa inggris sesuai huruf dalam hitungan. "Ke mana?" tanya Damar.
"Terserah, sih. Ke Hawai bisa, atau cari tempat di Batu, yang penting kita hang out." Damar menatap Nirmala untuk meminta persetujuan. Gadis itu tampak bingung, sebenarnya ia ingin pulang. Tidak nyaman berada di sana karena penampilan yang tidak sesuai dengan dirinya, belum lagi melihat kemesraan Jasmin dan Gibran. Membuat Nirmala kembali teringat pada Gerry.
Gerry tidak sehangat Gibran. Lelaki itu tidak pernah mengajaknya pergi, mendatanginya saja tidak. Nirmala juga tidak akan mendatanginya lagi, teringat sikap Gerry ketika di kantin. Ia tidak ingin membuang harga dirinya kepada Gerry. Nirmala ingin meminta kepastian, bukan kisah yang tak berujung seperti ini.
"Gue ikut!" sambar Gerry yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Jasmin. Lelaki itu memakai celana jeans hitam selutut dengan kaos berwarna senada sebagai atasan.
"Nah, ini anaknya baru nongol," kata Jasmin.
"Iya, percaya kalau gue selalu ngangenin. Kalian mau ke mana? Gue harus ikut!" Gerry memakan kue yang ia ambil dari piring di atas meja. Damar berdeham untuk menyadarkan Gerry.
Benar saja, Gerry menatap Damar yang memberinya isyarat agar melihat pada gadis di sampingnya. "Eh, ada Nirmala. Udah lama? Nyokap kamu juga ikut arisan?" tanya Gerry tanpa gerakan untuk beralih mendekati Nirmala.
"Gue yang ngajak dia ke sini. Mending lo jalan sama dia." Jawaban dari Jasmin, membuat Nirmala menggigit bibir bawahnya dari dalam. Ia menunduk untuk menutupi kegelisahan.
Gerry menegak minuman kaleng. "Bareng-bareng ajalah, biar rame. Katanya tadi mau ke Hawai?" ujarnya kemudian. Hawai merupakan taman bermain yang cukup besar di Malang, karena memiliki sepuluh wahana. Salah satu kawasan wisata yang cukup menarik selain daerah Batu, Malang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala (END) ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Update seminggu sekali. Akselerasi, terkenal dengan murid jenius serta kutu buku. Tidak ada banyak waktu bermain sehingga membuat mereka hanya memiliki sedikit teman. Apa yang terjadi, jika kelas itu dipenuhi dengan gelak tawa...