****
Semua penghuni kelas Akselerasi masih tinggal di kelas saat kelas lain sudah sepi. Seperti hari-hari sebelumnya, pelajaran yang harus mereka kejar tidak sedikit. Dengan beberapa teori serta rumus yang harus mereka hafalkan juga. Maka jangan terkejut, saat melihat tubuh anak-anak Aksel yang kerempeng, tapi memiliki otak yang cemerlang.
“Mala, lo pulang sama siapa? Gue tadi baru ke toilet, tapi di luar sepi. Kayaknya Kak Gerry udah pulang,” bisik Melody pada Nirmala saat Bu Wati sibuk dengan ponselnya.
Nirmala enggan menjawab, dia hanya menggeleng pelan. Tidak ingin terlalu dalam memikirkan tentang kekasihnya itu. Meski sebenarnya ia juga banyak berharap Gerry bisa sehangat dulu.
Melody mencebik saat sisi lain Nirmala muncul, tidak akan peduli sekitar saat jam pelajaran sedang berlangsung.
*****
“Lo nggak ke sekolah, Bos?” tanya Haikal yang sedang mengapung di atas kolam renang.
“Ngapain balik ke sana? Sekolah juga udah bubar dari tadi.” Gerry kembali menyelam setelah keluar ke permukaan untuk menjawab Haikal.
“Biar gue aja yang jemput Nirmala,” sahut Soni yang hanya berdiam diri di atas sofa. Memetik gitar untuk mengiringi lantunan lirik yang ia ucapkan.
Haikal mengubah posisinya, menatap terkejut pada sosok Soni yang paling pendiam di antara mereka. “Lo suka sama Nirmala?” Soni tersenyum simpul atas pertanyaan Haikal.
“Kalau lo mau belajar pacaran, mending cari cewek lain, Son. Jangan coba-coba rebut milik temen sendiri.” Wildan ikut menimpali. Ia berdiri di tepi kolam bersama Haikal, menunggu jawaban Soni.
Lelaki itu malah tertawa. “Kalian nggak usah ngaco. Gue nggak tertarik sama cewek lemah kayak Nirmala. Sekalipun gue belum pernah pacaran, gue bisa bedain mana cewek yang pantes buat gue jadiin pacar. Umur Nirmala juga masih jauh dari kata ‘cukup’. Buat kalian juga, jangan mudah tertarik dari fisik seseorang, tapi lihat juga dalamnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala (END) ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Update seminggu sekali. Akselerasi, terkenal dengan murid jenius serta kutu buku. Tidak ada banyak waktu bermain sehingga membuat mereka hanya memiliki sedikit teman. Apa yang terjadi, jika kelas itu dipenuhi dengan gelak tawa...