08

11K 892 78
                                    

"Pak, satu buket bunga mawar berwarna pink ya."

Ali mencium bunga mawar pink itu yang akan dia berikan untuk tunangannya.

Milla.

Dia tersenyum. "Milla pasti suka pagi ini aku memberinya kejutan."

Ya, Ali Besok akan Flight lagi.

Maka dari itu, dia harus kerumah tunangannya itu dulu sebelum dia berpamitan untuk bertugas lagi.

Ali masuk kedalam mobil dan segera kerumah Milla.

Setelah sampai dirumah Milla.

Ali menghentikan langkahnya ketika melihat mobil seseorang.

Mobil siapa?

Ali baru melihatnya.

Mobil Milla bukan warna merah tapi putih.

Ali tak ambil pusing, dia segera melangkahkan kakinya lagi.

Namun...

Ali terdiam begitu melihat seorang Pria lain yang tengah berlutut dihadapan tunangannya.

"Milla, biarkan aku tanggungjawab dan menikahimu."

"Enggak! Mendingan kamu pergi saja Kevin."

"Milla aku ayah dari anak dikandungan kamu itu."

"Apa?"

Milla dan Pria itu menoleh kearah Ali berdiri.

Milla melebarkan matanya. "Ali."

Milla segera menghampiri Ali.
"Sayang, kamu ngapain kesini? Kenapa ga bilang dulu kalo kamu mau kesini sayang."

Pria itu yang dipanggil, Kevin.

Kevin kembali berdiri tegak dan menatap mereka dengan sendu. Kevin tahu jika Ali adalah tunangannya Milla.

"Bisa kamu jelasin apa maksud dari omongannya?" Ali menatap Kevin yang hanya diam.

Milla menggeleng. "Ga ada yang perlu dijelasin sayang. Dia bukan siapa-siapa aku."

"Milla, ada hubungan apa kamu sama dia. Kamu jangan bohong sama aku, kita sudah bertunangan Milla." Ali menepis tangan Milla yang berusaha memegang pergelangan tangannya. Rahang bawah Ali mengeras kala Kevin melangkah maju.

"Milla, hamil anakku."

"Bohong!" Sentak Milla.

Kevin menatap Milla sendu. "Sampai kapan kamu terus menutupi kebenaranya?" Lirih Kevin.

"Sanah pergi bajingan!" Teriak Milla terisak sembari memukul-mukul dada bidang Kevin.

"Kau memang bajingan, Kevin!"

Kevin menarik tubuh Milla kedalam dekapannya. "Maafin aku Milla... Aku sangat mencintaimu."

Milla mendorong tubuh Kevin. Dia kembali berteriak. "Enggak! Aku sangat membencimu!"

Jodoh PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang