33

9K 772 79
                                    

Aileen sudah tidur.

Prilly menghela nafas lega. Seharian dia mengurus Aileen. Belum lagi mengantarnya ke rumah sakit untuk cuci darah Aileen.

"Astaga." Pekik Prilly kaget.

Dia kaget tak main ketika lampu tiba-tiba saja mati saat dia ingin memasuki kamarnya.

Ada apa dengan listriknya?

Prilly mulai takut. Dia takut akan gelap.

Prilly berusaha untuk mencari ponselnya, namun dia nampak kesulitan mencari keberadaan ponselnya itu.

"Dimana sih, perasaan ditaruh sini deh. Aduh mana sih hpnya." Paniknya.

Ting.

Lampu mendadak nyala lagi.

Dan Prilly berbalik badan dan melihat Mama Rani, Panji, Indah, Daniel dan eh Aileen.

Aileen bangun?

Ya Aileen berada di gendongan Daniel. Anak itu, padahal dia sudah umur 5 tahun tapi masih saja digendong orang lain.

Prilly tertawa ketika melihat Panji membawakan kue ulang tahun dan mama tirinya, Rani. Dia juga membawa kado untuk Prilly, tentunya.

15 Oktober

"Ah kalian merencanakan ini semua ya. Yaampun, aku ga nyaka deh hehehe."

"Selamat ulang tahun, Mami."

"Terima kasih, anakku sayang."

"Selamat ulang tahun... Selamat ulang tahun... Selamat ulang tahun Prilly. Selamat ulang tahun!"

Mereka mulai bernyanyi lagu selamat ulang tahun untuk Prilly. Wanita itu memejamkan matanya dan meminta permohonan dalam hatinya di hari ulang tahunnya.

"Hufttt!" Prilly meniup lilinnya.

"Yeeee, ayo Pril potong kuenya!" Pinta Indah.

Prilly sudah memegang pisau kecil dan memotong kuenya.

Jelas, satu suapan pertama untuk putranya, Aileen.

Kedua, dia berikan untuk sahabatnya. Indah.

Ketiga, diberikan potongan kuenya pada mama tirinya. Ya walau Rani, dulu pernah membuangnya di panti asuhan. Tapi Prilly tidak menyimpan dendam sedikitpun pada Rani. Dia sudah melupakannya dan Rani juga sudah mengakui kesalahannya.

"Buat kakak mana?" Pinta Panji.

Prilly mendengus. Jujur, dia masih kesel oleh kakaknya itu.

"Nih, nih!"

"Astaga Prilly, kau jika tidak ikhlas gausah!"

Prilly tertawa lepas ketika melihat Panji belepotan karena ulahnya. Mulut Panji sudah dipenuhi cream vanila.

"Wah, kau ini."

Aileen tertawa. "Uncle panji seperti badut hihihi."

Melihat Aileen tertawa lepas seperti itu membuat Prilly ingin mengerjai Panji lagi jika itu membuat Aileen tertawa bahagia.

Jodoh PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang