09

11.7K 914 127
                                    

"Gue kangen sama Mbah deh."

"Sama sama gue juga kangen sama Mbah."

Indah tak sabaran keluar dari taksi karena mereka ke Panti asuhan dimana mereka dulu di besarkan disana.

"Ndah, tunggu gue kek!"

Ketika Prilly hendak ingin menutup pintu mobil Taksi sedangkan Indah sudah masuk duluan aja. Prilly mengecek tas kecilnya yang dia bawa itu takut ponsel atau dompet masih tertinggal.

"Aman."

"Aduh!"

Tak sengaja Prilly menabrak seseorang membuat dia mau tak mau mendongak menatap siapa yang menabraknya.

"Sori."

"Iya, gapapa." Jawab Prilly santai.

Ini cowok tinggi amat badannya.

"Eh, Lo mau masuk juga?" Prilly heran karena Pria yang menabraknya ikut masuk.

"Iya. Memangnya kenapa? Ga boleh?" Katanya.

Prilly menggeleng.

"Mbahhhh." Pekik Prilly melihat Indah duluan yang sudah memeluk Mbah Susweni.

"Ihhh, sana ndah gue juga mau pelukan tahu sama Mbah."

"Dih apasih dih."

Weni hanya menggeleng saja, perempuan yang sudah berusia 60 tahun lebih itu.

"Jangan berebut dong. Kalian boleh peluk Mbah."

"Kangen tahu sama Mbah."

"Mbah juga kangen sama kalian."

"Maxime." Weni tersenyum.
"Kamu juga datang nak."

"Hah? Maxime?" Prilly dan Indah spontan menoleh kearah Pria bertubuh tinggi itu.

Maxime yang disebut namanya hanya tersenyum. "Mbah."

"Astaga, Lo max! Kenapa gue gak kenal sama Lo ya max."

Indah hanya berbinar-binar melihat Maxime. Dulu, dia memang menyukai Maxime.

Max makin ganteng aja.

"Hai Max." Indah tersenyum senyum ga jelas.

Prilly tertawa melihat tingkah laku Indah. "Ih kok sekarang gue yang jijik ya lihat Lo kaya gitu, iuuwww."

Indah melotot."Heh!"

Maxime sendiri tak menyaka selama 5 tahun tak berjumpa, Prilly sudah semakin dewasa saja dan yang jelas semakin cantik.

"Mbah, Max kesini karena Max mau ngasih ini buat Mbah."

"Apa ini Max?"

"Itu uang buat di panti Mbah. Max Alhamdulillah naik jabatan menjadi direktur utama dari perusahaan."

"Gila, Lo direktur sekarang Max?" Tanya Indah.

Jodoh PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang