11

12.1K 881 166
                                    

Beberapa hari kemudian,

Sudah tiga hari Prilly tinggal sementara di keluarga Ali. Selama itu juga Ali tidur di kamar tamu sedangkan Prilly dikamar Ali selama Pria itu stay dirumah tidak ada jadwal penerbangan.

Sore ini Ali mengantarkan Prilly ke Kontrakannya.

"Kamu yakin mau pulang?" Tanya Ali sekali lagi.

Dia masih pokus menyetir mobil.

Prilly menatap Ali yang juga menatapnya. Dia tersenyum kecil. "Gapapa kok Captain Ali. Gue kangen sama Indah. Lagian gue bukan siapa-siapa Lo nanti dikira apalagi sama omongan tetangga."

Ali hanya tersenyum. "Kamu calon istri saya."

Prilly memutar bola matanya males. "Gausah bercanda deh Captain Ali!"

Ali memutar stir mobilnya.
"Kamu masih belum percaya juga kalo saya sudah mulai tertarik sama kamu?"

Prilly menggeleng polos.

"Apa yang membuat kamu tidak percaya?" Kini mobil Ali berjalan lurus tanpa belok-belok lagi. Dia masih hafal jalan arah rumah wanita itu tinggal.

"Ya aneh aja. Katanya ga suka sama perempuan kaya gue. Masa ke Mbak Milla yang cantik dan sempurna, turunnya ke gue. Pasti pura-pura doang kan biar bikin anak orang baper." Prilly cemberut.

"Yaudah jika kamu tidak percaya sama saya. Yang penting saya sudah mengungkapkan perasaan saya yang sebenarnya sama kamu."

"Hah? Kapan?" Entah kenapa Prilly bibirnya berkedut, menahan senyumnya.

Duh, si Captain kok makin kesini makin gemesin ya.

"Barusan."

"Apaan, nembak aja belum Lo."

Ali tertawa. "Oh ya? Tapi bagi saya sudah. Mungkin kamu lupa."

"Dih apasih, kapan?"

"Saya memang tidak romantis."

"Apasih gajelas."

"Gajelas bagaimana Pril, tadi saya mengajak kamu Serius dengan menjadi istri saya. Apa itu gajelas?"

Degh.

Prilly bungkam. Dia tak bisa berkata-kata lagi selain tersenyum malu-malu.

Ali ikut tersenyum.

Sesampai dirumah kontrakan.

"Mau masuk?"

Ali menggeleng. "Gausah, saya langsung pulang saja."

"Oh yaudah."

"Hm, Pril."

"Iya Captain Ali?" Sahut Prilly masih menatap Ali sebelum dia berbalik badan dan masuk kedalam. Sepertinya si pilot tampan itu ingin mengatakan sesuatu.

Ali tersenyum. Entah kenapa dia menyukai Prilly terbiasa memangilnya dengan panggilan Captain Ali seperti orang banyak lainnya yang mengenal Ali dengan baik.

Jodoh PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang