03

11.9K 905 59
                                    

"Enak ga jadi Istri Pilot?"

"Tergantung." Jawab Satria, pria yang berprofesi Co-pilot.

"Apanya Satria?"

"Lo siap ga?"

"Siap?"

"Kalo lo siap sama beban mental dan mau mengubah kebiasaan hidup lo, ya enak. Tapi kalo ga, ya wasalam aja, bisa makan hati tiap hari."

"Kriteria calon istrinya Captain Ali itu yang bagaimana sih?"

"Dewasa, dan Ga Manja."

Prilly cemberut.

"Satu lagi ini paling penting nih."

"Apaan?"

"Mandiri dan jangan banyak mengeluh!"

Prilly tersenyum sumringah. Kalo mandiri mah dia dari ditinggal sama kedua orangtuanya. Dia sudah mandiri.

"Oh ada lagi ada lagi."

"Banyak amat!"

"Sholehah, itu. Se-iman. Agama lu islam bukan?"

Prilly menjitak kepalanya Satria.
"Gue Islam!"

"Nah ya, kalo udah semua tuh gue yakin Capt Ali pasti suka sama lu beneran deh ga pura-pura."

"Doain ya sat, Jodoh beneran."

"Hahaha aamiin."

Prilly tersenyum-senyum ketika tadi Siang dia bertemu sama Satria. Rupanya itu anak bakalan flight juga besok barengan sama Ali.

Sore ini Prilly baru memikirkan orangnya, sekarang anaknya ada disampingnya.

"Maaf ya, mama saya nyuruh kamu buat kerumah lagi."

Prilly masih tersenyum dan menggeleng. "Gapapa Captain, lagian dirumah cuman ada si Indah. Bosen aku, sekalian mau ngomongin soal tawaran mama kamu kerja di butiknya."

"Hmm. Sudah sampe ayo turun."

Prilly membuka pintu mobilnya dan mengikuti langkah Ali dari belakang.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam. Aduh calon mantu datang juga."

Prilly memeluk sebentar Resi.
"Tante ada apa manggil aku lagi buat kesini?"

"Lho, memangnya kamu ga suka ya Tante manggil kamu kesini lagi?"

"Bukan begitu Tante. Cuman prilly bingung aja hehehe."

"Gapapa sayang, Tante mau kepengen kamu kerumah aja calon istri Muhammad Ali Syarief Alkhatiri." Goda Resi.

"Mama apaan sih." Ali menggeleng saja lalu dia meninggalkan mereka berdua menuju kekamarnya membuat Resi tertawa.

"Tuh kan, dia malu kayanya hahaha."

Jodoh PilotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang