12 | Billy dan sebuah rencana

189 40 27
                                    

Ingetin aku kalo ada typo!
Happy reading 💖

Bagas mengerutkan dahi samar saat mendengar suara tangis di dalam gudang. Langkahnya terhenti demi memastikan siapa si pemilik suara.

Dengan gerakan cepat, ia melangkah menuju pintu gudang. Tepat saat benda itu terbuka, suara tangis itu berhenti, dilihatnya Rasty yang kini menatapnya dengan sorot ketakutan.

Entah apa lagi yang terjadi dengan gadis ini, tetapi Bagas sudah bisa menebak siapa si pelaku.

Siapa lagi kalau bukan Dhea? Gadis itu tidak juga jera meski banyak hukuman yang sudah ia terima.

Tanpa mengatakan apapun, cowok itu menggiring tubuh Rasty menuju UKS.

"Gue masih nggak ngerti sama jalan pikiran cewek itu!" seru Bagas saat barus aja keluar dari tempat itu.

"Gue yang bikin masalah, Gas," ucap Rasty pelan. Dari nada bicaranya terdengar jelas rasa bersalah atas kesalahannya tadi pagi. Kesalahan yang sama sekali tak pernah ia duga akan terjadi.

Alis bagas menyatu karena bingung, ia menoleh sebelum bertanya, "maksud lo?"

Rasty diam sesaat, dengan mata terpejam ia menjawab, "gue berangkat sekolah bareng Billy."

Tepat saat kalimat itu terucap, decakan terdengar jelas di bibir cowok itu. Ia sangat menyesali perbuatan temannya tersebut. Bagaimana mungkin Rasty berangkat sekolah dengan orang yang jelas-jelas disukai manusia paling galak di SMA Skylight?

"Gue beneran nggak tau kalo Billy bakal jemput gue," lanjut gadis itu berusaha meyakinkan Bagas.

"Udah tau biang masalah, masih aja lo lakuin." Nada bicara Bagas kali ini terdengar datar, seolah benar-benar marah atas perbuatan Rasty kali ini.

"Percaya gue, Gas. Gue bahkan nolak pas Billy ajak gue berangkat bareng." Rasty menjeda ucapannya sebentar. "Tapi lo tau, kan, gimana keras kepalanya cowok itu?"

Rasty menghela napas, sorot matanya berubah sendu kemudian ia menunduk. Dengan suara serak ia berucap, "gue bahkan nggak mau deket-deket sama Billy lagi."

Suara serak itu terdengar jelas di telinga Bagas, bahkan cowok itu sudah bisa melihat air mata yang menggenang di bola matanya.

Dengan tangan yang masih berada di bahu gadis itu, ia mengelusnya pelan berusaha membuat temannya itu kuat. "Iya, gue percaya," ucapnya kemudian.

Langkah mereka sudah berhenti di depan UKS. Bagas melepaskan rangkulannya dan meminta gadis itu untuk tidur di atas bangkar.

Sementara dirinya mengirim pesan kepada dua temannya yang lain.

Bagas:

Ke UKS skrg

Rasty dilabrak lagi


*****


Tempat favorite Billy dan Diko saat berada di kantin adalah meja paling sudut ruangan, karena di sana ia bisa dengan leluasa melihat seisi kantin tanpa terkecuali.

"Lo balikan sama Rasty?" tanya Diko. Ia ingat tadi pagi temannya itu tidak berangkat sendirian, melainkan bersama dengan gadis yang pernah menjadi pacarnya setahun lalu.

Mendengar pertanyaan itu, Billy meletakkan ponselnya sebelum menoleh. "Belum waktunya," jawab cowok itu singkat.

"Kenapa lo nggak terima Dhea aja?" tanya Diko dengan alis terangkat. "Cantik, iya. Banyak uang juga, iya. Apa lagi yang lo butuhin?"

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang