[31] turnament penentu

43 13 10
                                    

Akhirnya ingin berpisah dengan cerita ini....TwT, sedih rasanya bercampur senang:((

anyway,

we continue

+ Love behind mabar +

[ Jadilah pembaca yang bijak ]

Suara tepukan terdengar ditelinga
Saat jam sudah melewati angka tujuh
Disaat mendengar tepukan, disitu juga aku membuka kedua bola mata sehabis tertidur.

Puk Puk Puk

"Bangun" sahut nya.

"Masih ngantuk" kataku sembari menguap dan membuka mataku dengan perlahan.

"Hari ini mau ikut kan?" Dia langsung menarik tanganku dan membuatku berdiri dari tidurku, abangku yang sudah siap.

"Ikut!"  Setalah diangguki oleh kakakku satu—satunya, aku langsung menuju kamar mandi sembari membawa handuk dibahu.

Didalam aku tetap memikirkan kejadian kemarin. Sampai..mimpiku terlalu buruk untuk diceritakan! Bukan yang aku inginkan.
Melainkan yang aku benci saat itu juga.

"Yuk" ucapku sembari membawa tas selempang dibahu dan berpamitan terlebih dahulu kepada joy dan sungjae didapur.
Mereka sedang memasak berdua rupanya.

"Hati—hati, revan jangan lupa berdoa" kata joy sembari mengulurkan tangannya. Sebelum itu dia sudah memoto anaknya itu untuk dimasukan ke story Instagram.

"Semangat babiii!!" Teriak sungjae membuat kami tertawa melihat ulahnya pagi ini. Kami semua melirik tajam kepadanya "baby pih" kata kami dengan serentak dia hanya bisa menghela dan tertawa kecil mendengarnya

Disana aku dan revan menggunakan vespa, katanya biar keren aja. O iya, kenapa kami tidak bersama pacar abang revan, karena kemarin bang revan sudah memutuskannya sebab hal dia mengechatnya tidak tau waktu.

"Bang, pacar baru lu ikut?" Irene bertanya kepada sang kakak yang sedang fokus terhadap motor dan jalan itu. Bang revan langsung menggeleng dengan cepat.

"Dih?"

"Dia ngespam gue pas gue lagi push rank, mending gue putusin aja orang kayak dia"

"Dih haha lucu"

"Apanya yang lucu"

"Kepo bang" Revan langsung mengambil permen dan memasukkan ke mulutnya, tak lupa irene pun mengambil permen juga yang ada disaku sebelah kanannya tersebut.

Sampai disana ternyata ada mantan irene.
Mantan gebetan, kakak kelasnya maksudnya.
Kak jaehyun, kak rizky, kak jeno, kak chenle.

Aduh anjir gak kuat

"Kakak kelas kamu, saingan kita" telunjuk revan itu menunjuk barisan jaehyun sembari memarkirkan motornya diparkiran sana itu.

"Bang anterin irene pulang, malu" ajak irene sembari mengambil tangan revan dan membujuknya dengan sangat tergesa.

"Bilang aja ada jaehyun, gengsi amat" Irene langsung ditinggalkan oleh kakaknya yang langsung merangkul teman temannya itu.

Aku dimana, dengan siapa.

"Hai" sehun merangkulku tiba—tiba.

"Berat se" irene langsung mengambil tangan sehun yang berada dibahu nya kala ini.

"Bang revan mana?"

"Ada noh sana"

"Oke, dah!" Sehun pun meninggalkan ku dan langsung berlari ke arah bang revan. Entahlah aku belum melihat keberadaan sang ketua kelas dan si tampan.

love behind mabarWhere stories live. Discover now