👉🐤👈
Hangyul senyum, senyum lebar sampe cewek di depannya itu mendelik.
"Gyul, lo udah gila? Senyum mulu dari tadi," kata cewek itu.
"Hah? Siapa yang senyum? Kagak tuh," elak Hangyul.
"Eh, gimana kabar lo?" tanya Jima sembari ngambil salah satu sabun cuci di rak yang ada di hadapan mereka.
"Kirain lo udah punah," ucapnya ngelanjutin sambil masukin sabun cucinya ke keranjang yang dia jinjing.
Hangyul cubit pelan pipi cewek di sampingnya itu, "Ngomong tuh, ya!"
"Gue baik-baik aja, kok. Lo gimana kabarnya?"
"Ya gitu deh, ada baiknya, ada juga buruknya," jawab si cewek.
"Dih, lo masih sama aja, ya, kalo ditanya kabar, pasti jawabannya itu," ucap Hangyul kesel.
Jima kekeh pelan, "Emang harusnya gue jawabnya apaan, Gyul? Itu kenyataannya."
Bener ya, rasanya Hangyul pengen terbang ke angkasa sekarang juga sambil bawa Jima. Dia gak kuat lihat cewek yang selama ini dia kira udah lupain dia ini senyum ke arahnya.
"Oh iya, kabar Kak Uyon gimana?" tanya Jima.
"Baik-baik aja. Dia sekarang udah punya anak satu," jawab Hangyul.
"Eh gila! Masa sih? Dulu waktu gue pergi, Kak Uyon masih jomblo. Udah main punya anak aja dia. Kalo lo, Gyul?" tanya Jima lagi.
"Gue masih gini-gini aja, Ma," jawab Hangyul nundukin kepalanya.
"Kalo boleh jujur, gue nunggu lo balik lagi," ucapnya kemudian.
Jima berniat bales ucapan Hangyul. Tapi bunyi ponselnya itu bikin dia ngurungin niatnya dan ngasih isyarat ke Hangyul kalo dia harus nerima telponnya dulu.
Cewek itu berbalik munggungin Hangyul, tapi masih di tempat yang sama. Hangyul nunggu sambil lihat-lihat merek sabun cuci yang beragam di depannya.
Dan saat dia denger kalimat yang dilontarkan Jima, Hangyul hampir aja jatohin sabun di tangannya.
"Halo?"
"Yang, lo di mana? Jadi ke rumah?"
Bagaikan dihantam batu keras di kepalanya. Hangyul beneran malu sama kalimat yang tadi ia lontarkan ke Jima.
"Yang, lo jangan bercanda, deh. Gue gak bawa duit sebanyak itu buat lo top up."
Hangyul tuh pengen banget menghilang saat itu juga. Tapi dia masih kangen banget sama Jima. Dia pengen luapin semua rasa kangennya yang selama delapan tahun ini dia pendam.
"Iya, gue tunggu, nih. Dadah, Yang!"
Jima ngebalikin badannya, "Gyul, tadi lo ngomong apaan?" tanya Jima selagi masukin ponselnya ke saku.
"Hah? Kagak, gue gak ngomong apa-apa," jawabnya gugup.
"Oh iya, gue minta kontak lo, Gyul. Biar abis ini kita bisa ketemu lagi," ucap Jima.
Hangyul langsung ngeluarin ponselnya, "Lo sebutin aja nomer lo, biar gue telepon," katanya.
Jima pun langsung nyebutin nomernya, "Nanti kalo lo butuh gue, telepon aja, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan ✔ [SELESAI]
Fanfiction🍃 Seungyoun series 🍃 Dipaksa jadi babysitter? Ambil atau tinggalin?