~'|60|'~

1K 172 119
                                    

Selamat malam dan selamat membaca!
♥️❤️♥️




















































Entah berapa lama gue pingsan. Saat sadar, gue lihat Mas Seungyoun lagi duduk di samping ranjang dengan tangannya yang genggam tangan gue.

Gue pun lihat sekitar, ini rumah Mas Seungyoun. Tepatnya, ini kamar Mas Seungyoun. Saat gue nyoba nyari ponsel, mata gue gak sengaja lihat tanggal di koran yang tergeletak di lantai.

Terakhir gue sadar, itu tanggal 4 dan sekarang udah tanggal 6? Maksudnya gue udah gak sadar selama dua hari? Gak masuk akal banget. Cuka kejedot doang masa gak sadarnya ampe dua hari?

"Udah sadar, lo? Huft, kirain meninggal."

Geble, orang baru sadar setelah dua hari pingsan. Malah dibilang begitu.

"Berisik lo, Gyul. Gue potong anu lu mampus," ketus gue kesel.

Hangyul senyum, buset gemes banget sampe pengen pukul pake motor.

"Heh, kemaren-kemaren lu berantem sama Mas Seungyoun sampe pingsan atau gimana? Ini orang satu nyalahin dirinya mulu, katanya kalo lu meninggal, ini salah dia."

"Meninggal mulu otak kalian, gimana kalo gue meninggal beneran?!" pekik gue kesel.

"Kalo meninggal ya tinggal dikubur, apa susahnya?"

"Gyul, sumpah akhlak lo pindah ke dubur."

Sesaat gue ngerasa genggaman tangan Mas Seungyoun makin erat, dan saat itu gue sadar kalo dia bangun.

"Huh? Kamu udah sadar? Gimana, ada yang sakit?"

"Iya, jiwa gue sakit," ucap gue sambil lepasin genggaman tangannya kemudian beranjak turun dari kasur.

"Mau kemana kamu? Baru sadar, masih lemes," tutur Mas Seungyoun.

"Apa peduli lo? Minggir. Gue mau pulang. Ngapain diem di sini, rumah orang asing."

"Lu?!" Hangyul natap gue dengan komuknya.

"Mas, bisa minggir? Gue mau pulang," tegas gue dorong pelan Mas Seungyoun buat minggir, abis itu beranjak dan jalan keluar.

Dan gak seperti yang gue ekspetasikan. Beberapa saat setelah gue keluar dari kamar Mas Seungyoun, gue terdiam mematung lihat pemandangan yang ada di hadapan gue sekarang.

"Mama udah bangun? Yeaay!" seru Dohyon turun dari pangkuan mama gue dan lari ke arah gue berdiri.

"Ma, sini, nenek Dohyon baru dateng loh!" Dohyon dengan antusiasnya nunjuk neneknya dari Mas Seungyoun, tepatnya orang tuanya Mas Seungyoun. Dengan orang tua gue yang ada di sana juga.

"Sayang, sini. Kamu masih pusing?" ucap mama ke gue.

Gue menggelengkan kepala, setelah itu lepasin tangan Dohyon dan pergi keluar.

"Dohyon, kamu sama nenek dulu, ya," tutur gue sebelum keluar dari rumah.

"Kamu mau ke mana?" seru mama.

Seakan tuli, gue gak dengerin seruan mama dan lebih memilih buat pergi. Tanpa peduli baju dan celana siapa yang gue pake, tanpa peduli muka gue yang gak pake polesan apapun, gak peduli sama orang-orang komplek yang natap gue. Pokoknya gak peduli. Yang penting sekarang gue mau pulang, jauh-jauh dari rumah Mas Seungyoun. Gue ngeraba saku, dan syukur di sana ada sejumlah uang yang bisa gue pake untuk ongkos pulang.

"Ini baju siapa, ya?" gumam gue agak bingung, soalnya gede banget. Kalo dari wanginya sih ini kayaknya baju punya Hangyul.

"(Y/N)? Kemana aja? Hampir satu komplek kemaren nyariin kamu. Semuanya pada khawatir karena sebelumnya liat kamu berantem sama cowok."

Gue menolehkan kepala ke kiri, "Eh, Mas Sungjin. Aku ada kok, gak kemana-mana."

"Gak kemana-mana gimana? Kamu gak ada di rumah. Orang tua kamu juga gak bisa dihubungin. Tadinya mau lapor polisi atas kasus penculikan, tapi belum ada bukti jelas kalo kamu diculik. Jadi warga komplek masih pada heboh."

Ah iya, gue lupa Mas Sungjin temenan sama ketua RT komplek, makannya tau.

"Pada heboh gara-gara aku, ya? Duh, aku jadi malu mau pulang ke komplek."

"Gak usah malu, kalo kamu dateng dan jelasin, orang orang di komplek juga bakal ngerti. Oh iya, kamu sakit?" tanya Mas Sungjin.

"Hah? Enggak," jawab gue.

"Muka kamu, pucet banget." Mas Sungjin merogoh sakunya seakan ngambil sesuatu.

"Sini, pake ini biar gak pucet." Dia buka sesuatu di tangannya, ternyata itu lipgloss.

"Ini punya istri aku, selalu aku bawa kemana-mana. Sini, Mas pakein," tuturnya lembut.

TOLONG HAMBA, GUE BAPER BANGET SAMA SIKAP LEMBUT MAS SUNGJIN KE CEWEK KAYAK GINI AH TOLONG. TOLONG SADARKAN AKU KALO MAS SUNGJIN UDAH BERKELUARGA.

"Eh, sama aku aja, Mas." Gue pun ngambil alih lip gloss tersebut dan pake sendiri. Kalo Mas Sungjin yang makein terus ada warga komplek yang liat, bisa-bisa gue balik ke komplek langsung ditelanjangin dikira pelakor hiiihhh serem.

"Loh, (Y/N) cantik, kamu dari mana aja dua hari gak ada kabar? Aku kaget banget denger suara teriakan cowok di mobil dua hari yang lalu, waktu aku liat, ada kamu di sampingnya dalam keadaan udah gak sadar."

"Karena itu kakak mikir aku diculik?" tanya gue ke istrinya Mas Sungjin.

Istrinya Mas Sungjin ngangguk, "Itu siapa emang? Pacar kamu?"

"Eh, bukan. Maksud aku, iya, eh, bukan kak, bukan."

"Maaf bikin keributan kemarin, saya gak bermaksud kayak gitu sebelumnya. Ah ya, kenalin, saya Seungyoun, calon suaminya (Y/N)."

Gila aja, kita lagi ngobrol bertiga tiba-tiba ada yang nimbrung. Gue, Mas Sungjin dan istrinya langsung noleh ke arah kanan yang di sana ada Mas Seungyoun dengan gak tau dirinya ngerangkul gue.











































Halo, aku balik lagiii😣♥️

Keadaan kalian gimana? Baik-baik aja, kan? Awas ya jangan ada yang sakit! Jaga kesehatan terus.

Maaf baru bisa update sekarang dan maaf pertanyaan dari kalian belum bisa aku jawab. Aku greget banget pengen update chapter ini buat kalian yang nunggu😣♥️

Makasih juga udah nunggu story ini update walaupun lamanya minta ampun.

Jaga kesehatan yaa sekarang musim hujannn jangan sampe kalian keujanan terus sakittt😣😣

Sampai jumpa lagiii♥️♥️♥️

Majikan ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang