MMIMF 01-05

198K 4.9K 277
                                    

                    MMIMF 01





Maaf typo
Bertebaran dimana -mana

-♥-

Happy readings guys....

Mauryn Adelia putri gadis itu tengah menangis sipusara makam ibu yang tak pernah ia lihat selama ini, mencurahkan kerinduan ingin mengenal sosok wanita yang merelakan nyawanya demi mempertahankan dirinya.

Tapi ia sama sekali tak kekurangan kasih sayang daddynya, sesibuk apapun beliau selalu mengutamakan diriku ditambah kehadiran sahabat terbaikku membuatku merasakan betapa enakknya dimarahi karena telat makan, lupa mengerjakan pr hingga dihukum dan masih banyak lainnya.

Aku selalu bersyukur atas semua yang diberikan oleh sang pencipta karena ketetapan yang diberikan adalah yang terbaik.

Daddyku masih tetap tampan walau usianya sudah 37 tahun tak jarang teman -temanku bertanya atau menitipkan kado untuknya, belum lagi wanita yang mengatakan bahwa dia adalah teman sewaktu kuliah membuat ku geram karena berusaha mendekati daddy.

Yang membuatku tak menyukainya adalah cara berpakaiannya yaitu menggunakan baju dengan belahan dada rendah, rok 5cm diatas lutut belum lagi make up menornya seperti ondel -ondel betawi. Seudzon adalah berpuatan yang tercela bukan... ? tapi feelingku mengatakan dia hanya menyukai daddy dan hartanya saja.

Bagaimana bisa aku berkata seperti itu, hufthhhhhhh

Flashback on

Karena guru mengadakan rapat dadakan para murid dipulangkan lebih awal, biasanya jam segini daddynya masih dikantor pasti dirinya akan sendiri dirumah ( sebenarnya ada bi imah, mang ujang, lala, narti itu semua yang bekerja dirumahnya)

"Ta kemall kuy...? Bosen nih gue "

Inilah sahabat yang kumaksud namanya Dewi Ratna Juwita namun biasa disapa ita orangnya yang humoris, galak, cerewet dan terkadang ceroboh tapi ia selalu ada disampingku.

"Gue izin bunda dulu! "

------

Tak hiraukan pandangan orang -orang yang menilai penampilanku saat ini, ya aku memiliki kebiasaaan melepas hijabku diluar sekolah simple saja karena aku belum bisa menutup auratku.

Ita...? Ia tak melarangkanku karena baginya aku akan menutupnya disaat yang sudah ditentukan. statment itu sungguh aku tak bisa memahaminya.

"Del gue laper nih makan yuk.. "

Ya tuhan perasaan saat menuju mall ita sudah memakan roti bolunya..
"Dasar tukang makan tapi badan kek lidi ae lhu.. "

"Ketimbang lhu diet tapi gak jadi -jadi, gue lihat tambah melar ae lhu... "

Kami berjalan mencari caffe yang nyaman, pilihan kami jatuh pada caffe xxx ....
Memesan meja yang sedikit dibelakang agar bisa makan tanpa malu dilihat orang lain.

Adel dengan jelas mendengar suara yang sudah tak asing baginya...
"Gimana lhu udah bisa gaet duda itu...? "tanya orang tersebut.

Ayah Temanku Suamiku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang