Pertemuan 2

1.1K 79 5
                                    

Selamat membaca!!!🌻
__________________________________

3 tahun kemudian...

Suasana kelas begitu riuh setelah guru fisika keluar dari kelas karena berakhirnya jam pelajaran fisika. Setelah pusing-pusing bergulat dengan rumus-rumus fisika setidaknya mereka bisa merayakan kepusingan itu.

"Baru juga masa ajaran baru udah belajar rumus-rumus memusingkan itu!" keluh seorang siswa laki-laki.

"Gue mau pergi! Pusing gue!" seorang siswa laki-laki lainnya berdiri membawa tasnya.

"Daf! Lo mau kemana? Kabur lagi? Baru masuk udah main bolos saja! Masih pagi juga!"

"Alah biasanya juga lo suka ngikut!"

"Sorry Ta gue sudah insyaf!" Andre menyengir kuda.

"Hah? Enggak salah dengar gue? Biang bolos insyaf? Sejak kapan bro?" Daffa geleng-geleng tak percaya.

"Pantes kemarin cuaca di rumah gue tiba-tiba hujan angin petir menyambar! Tak tahunya ada biang bolos sedang insyaf!" Tata tak kuasa menahan tertawanya walau mendapat tatapan tajam dari Andre tapi Daffa hanya cuek mendengar candaan garing dari Tata.

Perhatian mereka bertiga akhirnya terpecah ketika Fatih sang ketua kelas berjalan tergopoh-gopoh sambil berteriak.

"Ada guru! Ada guru!" Ucapnya sambil tergesa-gesa duduk di bangkunya.

Daffa pun yang tadinya sudah bersiap di depan kelas terpaksa kembali ke bangkunya dan meletakkan tasnya. Seketika kelas hening tanpa suara.

Gila nih guru! Baru juga gue mau cabut keburu datang padahal sudah pusing belajar melulu. Sial! Daffa hanya bisa menggerutu dalam hatinya sambil melihat kedatangan guru.

Terlihat seorang guru perempuan memasuki kelas. Dari penampilannya saja pasti sudah ketahuan. Kerudung yang lebar dan pakaian jilbab yang dikenakan menandakan dia adalah seorang guru PAI dan Budi Pekerti. Dengan senyumnya yang ramah, guru itu mengucapkan salam terlebih dahulu kepada siswa.

Guru perempuan itu mulai menyimpan buku dan alat tulis di meja guru tetapi tidak langsung duduk tetapi berdiri di depan kelas membelakangi papan tulis. Terlihat dia membuka buku absen di tangannya.

"Anak-anakku sekalian! Sebelum belajar kita ucapkan Basmallah bersama-sama ya! Bismillahirrohmaanirrohiim!" Pimpin guru itu yang diikuti oleh semua siswa.

"Hari ini pertama kali ibu mengajar kalian karena ibu ditugaskan mengajar kelas XII. Walau ada beberapa siswa yang sudah ibu kenal sebelumnya. Yang disebutkan namanya bilang hadir ya!"

Guru itu mulai mengabsen setiap siswa di kelas XII IPA 1. Tentu saja ketika nama temannya diabsen semua siswa memberi suara entah itu tertawa atau menyoraki.

"Sekarang ibu mau memberitahukan beberapa aturan selama kalian belajar mata pelajaran PAI dengan ibu. Jadi ibu mohon ikuti. Kalau yang melanggar berarti siap-siap nilai kalian berkurang di raport nanti. Paham?"

"Ndre! Aturan sekolah saja banyak gue langgar apalagi aturan dari guru kaya gini! Ribet banget nih guru pake ada aturan-aturan segala!" Daffa berbisik ke Andre. Tapi Andre hanya tertawa kecil.

"Aturan pertama adalah ketika jadwal pelajaran agama kalian harus membawa Al Qur'an atau ponsel yang ada aplikasi Al Qur'an digitalnya. Karena sebelum belajar kita akan membaca Al Qur'an bersama-sama. Sama seperti guru agama yang pernah mengajar kalian di kelas sebelumnya. Aturan kedua adalah buat siswa perempuan diwajibkan memakai kerudung dan menutup auratnya ketika pelajaran ibu..."

"Kok gitu sih Bu? Gerah tahu Bu!" seorang siswi yang memang tak berkerudung mulai memprotes aturan itu.

"Iya Bu! Gerah kita!" Timpal rekan-rekannya.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang