Pertemuan 21

493 39 1
                                    

Selamat membaca!!🌻

Bismillaahirrohmaanirrohiim...
_______________________________

Di mata Allah SWT itu tak apa,
tapi di mata manusia ini belum tentu.
Siapkah kita?

* R P P *

POV Jihan

Rasa tak menentu begitu menghinggapi hati dan pikiranku. Perilaku Daffa begitu berbeda ketika awal kita bertemu hari ini. Dia begitu menebar pesona senyum yang indah padaku, membuat desiran di hati begitu deras untuknya.

Semenjak perbincangan kita di telepon, aku merasakan ada sesuatu yang begitu menyeruak dalam hatiku. Pikiranku sering tergurat bayangan sosok Daffa. Setiap kali memikirkannya, rasa bahagia begitu menghinggapiku. Apa aku sedang jatuh cinta?

Aku berusaha menepis pikiranku. Tidak mungkin aku jatuh cinta pada siswaku sendiri. Apalagi usia kami yang berbeda jauh dan aku sebagai wanita jauh lebih tua darinya.

Apalagi tak hanya kulihat Daffa seorang, rupanya Pak Akmal menjadi pendampingnya di acara perayaan kelulusan. Hatiku tambah kacau, masih teringat jelas akan kegagalan menikah dengannya. Tapi aku coba bersikap seolah lupa dengan semua itu.

Senyum Pak Akmal yang begitu tulus membuat diriku merasa memang tak pernah ada di hatinya sehingga dia pun mudah melupakan diriku. Apalagi dia sudah menikah kembali dengan mantan istri yang sangat dia cintai. Perih memang. Tapi apa mau dikata.

Hadirnya Daffa ketika menghiburku dulu mampu membuatku bangkit. Ketika Pak Akmal menyuruhku berfoto dengan Daffa, aku merasa gugup dibuatnya. Ditambah lagi ketika Pak Akmal memintaku untuk melihat mata Daffa, sungguh aku tadinya memang penasaran.

Ku tatap mata Daffa yang begitu bening dan bulu matanya itu yang membuatku selalu gemas melihatnya. Tidak ada apa-apa di mata Daffa hingga aku tersadar dengan ucapan Pak Akmal kalau ada cinta di mata Daffa.

Cinta untukku yang membuat aku malu setengah mati. Walau aku tahu Pak Akmal sudah tahu Daffa mencintaiku. Tapi aku tetap malu dan rasa itu sepertinya memang ada di dalam hatiku.

Ketika acara dimulai aku dan Bu Sonia mulai memasuki gedung aula dan duduk di deretan para staf guru dan pegawai tata usaha. Aku merasa aku sedang ditatap oleh Daffa. Aku tahu itu ketika tanpa sengaja aku meliriknya. Itu terjadi berkali-kali, tapi aku coba untuk tak balik menatapnya.

Acara belum selesai sepenuhnya, tapi aku beranjak dari tempat dudukku. Rasa bosan dan pegal karena duduk terlalu lama membuatku untuk meninggalkan tempat acara begitu juga dengan Bu Sonia.

Tak begitu jauh dari tempat acara, aku rupanya bertemu dengan Alisa yang berjalan bersama dengan temannya. Tetapi ketika melihatku, dia langsung menyalamiku dan juga Bu Sonia.

Alisa rupanya ingin berbicara berdua denganku sehingga Bu Sonia pun terlebih dahulu menuju ruang guru. Kini tinggal aku dan Alisa yang duduk di bangku depan kelas.

Rupanya memang Alisa ingin berterima kasih padaku atas segala bimbingan dan pengajaran dariku. Ditambah lagi, aku sering menjadi tempat curhatnya. Dari sinilah aku tahu hubungan Daffa dengan Alisa, begitu juga dengan perasaan Alisa terhadap Daffa.

Perasaan Alisa rupanya masih sama kepada Daffa. Dia masih mencintai Daffa. Cinta pertama pasti susah dilupakan apalagi cinta itu begitu lama dan memberi kesan indah yang mendalam tetapi Alisa memilih jalan hijrah dan tanpa alasan yang belum bisa ia berikan, dia memutuskan hubungannya dengan Daffa.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang