Pertemuan 15

510 38 0
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillahirrohmaanirrohiim...
_______________________________

Sungguh Tuhan punya cara sendiri untuk menampakkan rahasia hidup manusia.

* R P P *

Laki-laki itu mulai melewati pintu rumah Jihan setelah dirinya diizinkan masuk oleh ayah Jihan. Sejenak dia terdiam dan mencari kursi yang kosong untuk dia duduk. Tapi tiba-tiba Attar menyodorkan kursi yang terbuat dari plastik untuk lelaki itu.

"Ini kursinya Kak!"

"Terus kamu duduk dimana?"

"Emmm...," Attar tampak berpikir dengan tangan kanannya menahan dagu.

"Ya sudah sini! Biar kamu duduk di pangkuan kakak!" Laki-laki itu duduk dan memangku tubuh kecil Attar, duduk di pangkuannya.

Semua orang merasa terkejut dengan percakapan di depannya. Berbeda halnya dengan Jihan dan Hanin yang sudah mengenal laki-laki yang baru datang barusan. Bahkan membuat Jihan semakin tak nyaman dengan kehadirannya.

"Kalian sudah saling kenal?" Ardi mulai angkat bicara.

"Sudah,"

"Bagaimana bisa?"

"Bu Jihan guru agama di sekolah Daffa!" Daffa berusaha menjawab setenang mungkin berbeda dengan hatinya yang begitu tak karuan.

Jihan hanya bisa terdiam, tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Dia masih tak habis pikir dengan hubungan antara Daffa dan Akmal begitu juga dengan Ardi.

"Oh ya Bu Jihan. Saya tadinya mau mengenalkan keluarga saya. Tapi ibu sudah mengenal mereka rupanya. Malah saya yang mau melamar ibu jadi orang terakhir yang dikenal oleh ibu," kekeh Akmal.

Bibir Jihan sedikit tersenyum mendengar ucapan Akmal. Sedikit mengusir ketidaknyamanan atas kedatangan Daffa.

"Jadi ini kakak saya yang pertama dan yang ini istrinya Kak Maya. Kakak kedua saya ada di Surabaya, jadi dia tidak bisa hadir. Ini anak pertama saya. Sedangkan di samping Kak Maya ada anaknya, saudara tirinya Daffa lalu Daffa adalah keponakan saya. Anak dari Kak Ardi," papar Akmal sambil menunjukkan setiap orang yang ikut dengannya.

Kembali Jihan tertegun mendengar penjelasan Akmal. Ternyata Daffa bukan anak Akmal seperti yang dia duga sebelumnya. Tetapi posisi Daffa adalah sebagai keponakan Akmal. Pantas saja nama belakangnya sama dan ketika dilihat secara seksama, bulu mata Daffa, Akmal dan Ardi pun persis sama.

Awalnya Jihan bernafas lega karena Akmal bukan ayah dari Daffa, tetapi ketika tahu ini semua rasa tak nyaman terhadap Daffa mulai menyerang kembali. Apalagi dia mulai sadar akan sesuatu.

"A...apakah Daffa adalah anak Pak Ardi yang mengalami kecelakaan dengan suami saya dulu?" Jihan mulai angkat suara dengan sedikit terbata.

Kini giliran Daffa yang terkejut. Dia mulai melirik ke arah ayahnya yang begitu tenang mendapat lontaran pertanyaan dari Jihan. Teringat ucapan pamannya yang tadi mengatakan bahwa Jihan sudah lebih dulu mengenal ayahnya. Fakta baru mulai muncul di pikiran Daffa.

"Iya,"

Deg....

Hati Jihan semakin gelisah menerima kenyataan in semua. Daffa yang mulai dia kenal setahun ini, yang begitu dia kenal di sekolah ternyata dialah sosok yang ada kaitannya dengan kematian suaminya.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang