Pertemuan 10

582 42 0
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillahirrohmaanirrohiim...
_________________________________

Usia memang bertambah tapi jatah hidup di dunia semakin berkurang

* R P P *

Daffa bergegas menuju kelasnya mengingat bel tanda masuk sudah berbunyi. Dulu ketika bel berbunyi, Daffa hanya acuh dan tetap berjalan santai menuju kelasnya. Tapi kali ini dia sudah berubah. Tak ada lagi kata terlambat apalagi bolos sekolah.

Kelas masih ramai karena guru belum masuk ke kelas Daffa. Sampai dia duduk di bangku miliknya. Ada sedikit rasa aneh dalam hatinya. Hingga ia memikirkan apa yang terasa aneh dengan pagi ini. Daffa hendak bertanya kepada Andre ketika dia baru menyadari Andre tengah bertukar tempat duduk dengan Angga dan kini sebangku dengan Tata di depannya.

"Ndre!" Daffa coba memanggil Andre tapi Andre begitu mengacuhkannya.

"Ndre! Budeg lo ya?" Kesal Daffa yang masih setia duduk di bangkunya.

Kesabaran Daffa mulai menipis, hingga dia pun berinisiatif mendekati Andre. Belum juga dia berdiri, tiba-tiba guru fisika sudah masuk ke dalam kelas. Terpaksa Daffa pun mengurungkan niatnya dan kembali duduk menghadap ke depan.

Selama pelajaran fisika, Daffa merasa dirinya terasing dari teman-temannya. Bahkan Angga yang menjadi teman sebangkunya tidak mau mengeluarkan sepatah kata pun padanya. Hanya anggukan ataupun gelengan kepala sebagai pengganti jawaban. Apalagi dengan Andre dan Tata yang dari tadi tak pernah menoleh kepadanya. Dipanggil pun seolah tak mendengar suara Daffa.

Waktu pelajaran Fisika pun sudah habis seiring bel tanda perpindahan jadwal pelajaran berbunyi. Kelas seperti biasa ramai dengan obrolan. Inilah kesempatan bagi Daffa untuk berbicara dengan Andre dan Tata. Tapi ketika Daffa hendak beranjak dari duduknya, Andre dan Tata secara bersamaan berdiri dan pergi keluar kelas.

Kembali Daffa harus menelan kekecewaannya pada kedua sahabatnya itu. Tak ada siswa lain yang mendekatinya. Mereka sibuk dengan kumpulannya masing-masing dan tidak menganggap keberadaannya.

Akhirnya Daffa hanya bisa memainkan ponselnya dan melihat pesan yang masuk di ponselnya. Sampai dia merasa ada hal yang mengingatkannya tentang peristiwa penting pada hari ini.

Ucapan selamat ulang tahun dari beberapa rekannya di klub dan satu nomor yang membuatnya terpana memandang layar ponselnya. Satu ucapan selamat dari seorang Alisa yang membuat dirinya menghiraukan suasana kelas. Hingga dia mulai tersadar.

🎵Nyanyian lagu 'Selamat Ulang Tahun' mulai terdengar di telinga Daffa. Nampak Andre membawa kue ulang tahu dengan lilin angka delapan belas yang menyala di atas kue itu. Andre hanya berdiam diri di depan kelas.

Tata pun mulai mendekati Daffa dan meraih tangan Daffa. Dia mengajak Daffa berdiri di depan kelas, di samping Andre yang masih setia membawa kue ulang tahun yang penuh dengan batangan coklat dan krim putih.

Rasa kecewa kini berganti dengan perasaan bahagia. Rupanya teman-temannya hanya bersandiwara mengacuhkan Daffa demi keberhasilan kejutan untuknya. Tanpa terasa senyuman bahagia terpatri di bibir Daffa.

"Sorry ya bro! Kita tadi nyuekin elo! Tapi lo suka kan surprisenya?" Tata mengusap punggung Daffa.

"Tiup cepat lilinnya! Tangan gue sudah kram nih! Ngomong saja dari tadi!"

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang