Pertemuan 16

472 43 0
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillahirrohmaanirrohiim...
_______________________________

Pernikahan bukan hanya sekedar siap harta untuk menafkahi, tetapi siap ilmu untuk membimbing makmumnya bersama meraih surga-Nya.

* R P P *

Hari-hari terasa cepat berlalu bagi Jihan. Setelah keputusan dari kedua belah pihak yang sepakat untuk memilih tanggal pernikahan satu bulan dari hari lamaran. Jihan dan Akmal memilih tanggal itu karena melihat situasi dari kesibukan mereka sebagai guru.

Usai pengumuman kelulusan siswa kelas XII menjadi pilihan dari kedua insan itu. Walau nantinya mereka langsung sibuk untuk menyiapkan diri menyusun soal Penilaian Akhir Tahun dan evaluasinya juga bagi kelas X dan XI.

Sudah dua minggu pula semenjak lamaran itu, Jihan dan Daffa tak bertemu. Daffa memang sudah tak perlu ke sekolah kecuali ada urusan yang mengharuskan kelas XII berkumpul ke sekolah.

Berbeda dengan hari ini. Daffa begitu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ada satu tujuan yang mendorong dia untuk bertemu dengan Jihan. Dari kemarin rasanya dia sudah tak sanggup lagi untuk berdiam diri. Apalagi ini menyangkut Jihan.

"Daf!" Tata dari kejauhan melambaikan tangannya memanggil Daffa sampai Daffa pun menoleh kepadanya.

Tata pun menghampiri Daffa yang baru saja meletakkan helmnya. "Tumben lo ke sekolah. Biasanya juga diem di rumah atau nongkrong di tempat lain".

"Gue ada urusan. Lo sendiri ngapain ke sekolah?"

"Ada yang mau gue urus buat persiapan SBMPTN,"

"Gaya lo! Mau masuk PTN juga?"

"Iyalah. Emangnya lo sama Andre saja yang ikutan? Gue juga mau ikutlah. Kan kita sudah janjian, mau buka klinik bareng. Lo jadi dokternya, Andre jadi apotekernya dan gue jadi adminnya," Tata mulai merangkul bahu Daffa dengan alis yang dibuat naik turun.

"Gue doain kita semua lolos masuk PTN sesuai jurusan yang kita pilih!"

"Aamiin...! Gue ke ruang BK dulu ya! Lo mau kemana?"

"Gue mau ketemu calon bibi gue!"

"Bibi? Maksud lo?"

"Bu Jihan sebentar lagi nikah sama paman gue!"

Tata mulai membulatkan mata dan membuka mulutnya. Diam untuk sejenak melihat Daffa tak menyangka.

"Yang bener lo?"

"Beneran. Tapi jangan bilang sama orang lain. Undangannya belum tersebar. Gue pergi dulu!" Daffa pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dari Tata yang masih sibuk mencerna ucapan Daffa.

Sebenarnya Daffa begitu ragu untuk menemui Jihan, terlebih karena Jihan lebih memilih menghindarinya. Daffa menguatkan hatinya dan mencari cara agar bisa berbicara dengan Jihan. Dia mulai berjalan mendekati ruang guru. Sesaat dia berdiri, ragu untuk mencari Jihan.

Idenya pun muncul ketika ada dua orang adik kelasnya hendak masuk ke ruang guru. Segera Daffa menghampiri mereka dan meminta tolong untuk mencari informasi mengenai keberadaan Jihan di ruang guru.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang