Selamat membaca!!!🌻
Bismillahirrohmaanirrohiim....
__________________________________Ada kalanya perbuatan dan alasan tak perlu diungkap. Hanya kita dan Tuhan yang tahu...
* R P P *
Waktu istirahat menjadi waktu melepas penat dan mengisi energi dengan asupan makanan yang mampu memuaskan perut. Seperti biasa Jihan hanya dapat beristirahat di ruang guru dengan rekan sejawatnya.
Guru-guru memang lebih memilih memesan makanan dan menikmati pesanan makanannya di ruang guru, dibandingkan mereka harus susah payah makan di kantin atau pedagang kaki lima di depan sekolah.
Jihan nampak sedang berbicara dengan Sonia, seorang rekan sejawatnya yang mendapat tugas di bagian bimbingan konseling. Mereka memang sudah bersahabat semenjak tujuh tahun yang lalu. Dipertemukan di sekolah tempat mereka mengajar.
Nasib mereka memang berbeda, Sonia memang sudah diangkat menjadi seorang PNS, sedangkan Jihan masih berstatus guru honorer. Walau mereka sama-sama mulai mengajar tujuh tahun di sekolah itu.
Seorang pedagang di kantin sekolah sedang membawakan makanan yang dipesan menuju ruang guru. Dia membagikan setiap makanan sesuai pesanan guru-guru. Hingga dia mulai menghampiri keberadaan Jihan dan Sonia.
"Bu, maaf ini pesanan Bu Sonia dan Bu Jihan!" Pedagang itu menyerahkan dua keresek makanan.
Sonia dan Jihan mulai membuka keresek putih itu dan melihat isi wadah yang terbuat dari sterofoam beserta minumannya. Mereka bermaksud mengecek pesanan mereka. Pesanan lontong kari serta es teh manis milik Jihan dan mie ayam plus es jeruk milik Sonia sudah ada di hadapan mereka.
"Terima kasih Bi! Ini uangnya!" Sonia mulai mengeluarkan uang dua puluh ribu dari saku bajunya.
Begitu juga dengan Jihan, yang mengeluarkan uang yang sama dari balik saku baju miliknya. Tetapi ketika hendak menyerahkan uang miliknya, pedagang itu hanya tersenyum dengan tangan kanannya bergerak melambai di depan dadanya.
"Untuk Bu Jihan gratis. Seperti biasa ini sudah ada orang yang membayarnya!" Kekeh pedagang itu.
Jihan kembali terdiam sambil mengerutkan keningnya. Seolah bertanya siapa yang sudah membayar makanannya. Bahkan ketika dia sedang puasa sunah Senin Kamis pun makanan itu selalu datang padahal dia tak memesannya.
"Bu Jihan diam-diam sudah punya pacar kayanya!" Sonia tersenyum menggoda Jihan.
Sontak Jihan yang sedang berpikir pun ikut tersenyum dengan tersipu malu yang terlukis di wajahnya. "Ah Bu Sonia ini bisa saja! Pacar darimana?"
"Itu buktinya, seminggu belakangan ini Bu Jihan dapat kiriman makanan terus kan? Kalaupun pesan makanan pasti sudah ada yang bayar. Jadi penasaran siapa pacar Bu Jihan? "
"Pacar? Saya tidak punya pacar Bu Sonia! Saya juga tidak tahu ini makanan dari siapa?"
"Pengagum rahasia Bu Jihan kali! Mungkin guru atau karyawan TU yang diam-diam suka sama Bu Jihan?"
"Bi! Siapa yang suka pesan dan membayar makanan saya?" Jihan begitu penasaran.
Pedagang itu hanya menutup mulutnya sambil tertawa. "Maaf, Bu! Bukan saya tidak mau memberi tahu, tapi saya sudah janji sama orang itu tidak boleh memberitahu siapa pun. Tugas saya hanya mengantarkan saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]
SpiritualBu Jihan berbeda dari perempuan yang lainnya. Dia seperti almarhumah ibuku yang begitu lemah lembut dan perhatian kepadaku. Dia sabar dalam menghadapiku. Entahlah rasa cinta itu serasa mulai tumbuh kepadanya. Perbedaan usia yang cukup jauh dengannya...