Pertemuan 29

659 35 1
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillaahirrohmaanirrohiim...
________________________________

Aku mencintaimu kemarin, sekarang dan untuk selamanya. Kubuktikan cintaku dengan menghalalkanmu bukan mengikhlaskanmu lagi.

* R P P *


POV Daffa

Aku merasa terpacu melihat bagaimana perempuan yang aku kagumi sudah tak memiliki alasan untuk menolak keinginanku. Aku ingin melamarnya. Dia seorang perempuan yang membuat diriku merasakan perjuangan meraih cintanya.

Sesuatu hasil perjuangan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagiku. Rasanya akan berbeda dengan sesuatu yang didapat dengan cara mudah, walau aku menginginkannya.

Aku bisa menyimpulkan bahwa perempuanku sangat mencintaiku. Hampir enam tahun kita berpisah, selama itu pula dia tidak menerima lamaran lelaki lain. Aku yakin dia masih mencintaiku.

Jawabannya ketika kucoba mengajukan lamaran membuat dia bimbang. Dia hanya butuh waktu karena memang kita berdua tengah sibuk dengan urusan kita masing-masing. Tapi aku yakin dia pun sama sepertiku ingin segera menyatukan cinta kami berdua dalam ikatan suci.

Semenjak aku mengkaji ilmu tentang bagaimana posisi seorang lelaki, tugas dan tanggung jawab lelaki di keluarga serta ilmu agama lainnya, baru aku paham bahwa aku banyak kekurangan. Aku belum sempurna ibadahnya dan dengan menikah ibadahku menjadi sempurna.

Aku sadar sekarang mengapa Jihan sangat menolak cintaku. Dia sebut seorang lelaki harus mapan bila ingin berumah tangga. Mapan harta untuk menafkahi keluarganya karena seorang suami adalah tulang punggung keluarga.

Seorang suami juga harus mapan ilmu, karena jelas suami pemimpin keluarga. Dia harus bisa membimbing istri dan anak-anaknya menuju surga-Nya. Aku mencintainya karena Allah, berarti aku harus menjaga dia dari panasnya api neraka.

Sejenak aku kembali berpikir tentang Alisa dan Fatih. Aku yang menggantung harapan bisa tersalip oleh Fatih yang memberikan kejelasan. Aku belajar dari sana. Aku tak ingin tersalip oleh lelaki lain dalam mendapatkan Jihan.

Aku siap menerima pandangan orang lain terhadapku ataupun Jihan. Aku mendapat motivasi dari guru mengajiku tentang perbedaan usia kami. Bila Jihan mau berjuang bersamaku, pandangan orang hanyalah angin lalu bagiku.

Kini rencana awalku sudah berjalan sukses. Jihan mau menerimaku walau tanpa mengiyakan, tapi kata-katanya menyiratkan dia mau menjadi pendampingku. Maka akupun bersiap untuk rencana keduaku.

Tak pernah aku sesemangat ini sebelumnya. Seperti kataku tadi, memiliki Jihan butuh perjuangan. Aku siap berkorban apa saja asal aku bisa mendapatkannya. Orang mungkin akan bilang aku gila, tapi memang aku gila. Aku gila karena terlanjur cinta pada Jihan.

Aku tak takut orang-orang akan menentang hubungan kami berdua. Tapi aku masih punya Tuhan yang menghalalkan hubungan kami. Aku dan Jihan tidak haram untuk menikah. Benarkan?

Sekarang aku mengumpulkan kekuatanku untuk berbicara dengan ayahku. Aku tak peduli dengan ibu tiriku. Walau aku sedikit berterima kasih padanya, karena dia aku batal menikah dengan Alisa dan bisa mengejar cinta Jihan.

Aku sadar serapat-rapatnya aku menyimpan rahasia, pasti akan terbongkar juga. Mungkin inilah saatnya aku menunjukkan keseriusanku. Ayahku kecewa padaku, tetapi aku merasa tidak bersalah dihadapannya. Alisa yang memutuskan bukan aku.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang