Pertemuan 12

450 40 0
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillahirrohmaanirrohiim...
________________________________

Ikhlas bagi orang yang selalu ingin menang, menjadi sesuatu yang sangat sulit dilakukan !

* R P P *

Daffa mengeluarkan ponsel dari saku bajunya. Rasa kesal membuncah ketika melihat nama yang tertera di layar ponsek miliknya. Dengan terpaksa Daffa menggeser layar ponselnya.

"Daf!" Baru juga ponsel itu menempel di telinga, Daffa sudah menjauhkan ponselnya. Andre ternyata meninggikan nada suaranya.

"Lo dimana? Engga kesasar kan lo? Ke kamar kecil lama banget sih! Ini bakso lo keburu dingin. Terus yang mau bayar bakso siapa? Daf? Daf lo dengar gue enggak sih?" Andre berbicara tanpa mengerem.

"Gue dengar Ndre! Lo kaya istri enggak dapat jatah bulanan dari suaminya saja! Nyerocoooos mulu dari tadi!" Daffa hanya bisa kesal.

"Ya elo lama banget sih! Bakso gue sudah mau habis nih! Cepetan ke sini! Lo kaya cewek saja, lama di kamar mandi!"

"Iya...iya! Gue ke sana!" Daffa langsung menutup teleponnya.

Takut Andre curiga, Daffa pun memutuskan untuk kembali. Walau rasa penasaran itu masih bergelayut manja di pikirannya. Dengan berat hati, Daffa meninggalkan tempat persembunyiannya.

Di meja kini hanya ada satu mangkok bakso yang masih utuh, tentunya bakso milik Daffa. Tapi nafsu makannya tiba-tiba hilang tergerus rasa penasaran, kesal dan juga cemburu. Tanpa menyentuh bakso itu, Daffa malah langsung membayar lima porsi bakso.

"Kak Daffa mau pulang ya? Kok baksonya engga dihabisin sih? Enggak baik loh buang-buang makanan!"

Daffa sesaat menatap anak lelaki berumur enam tahun itu dengan tersenyum penuh kepalsuan. Dia pun menghampiri Attar dan secara refleks tangan kanannya mengusap kepala Attar dengan lembut seperti ingin menyalurkan rasa yang dia tak tahu pasti.

"Kalau Attar mau, habiskan sama Attar! Kak Daffa lagi sakit perut", Daffa beralasan.

"Tapi Attar sudah kenyang,"

"Kak Daffa bungkus ya? Buat Attar makan nanti di rumah atau buat ummi Attar saja?"

"Ok deh kakak! Terima kasih ya Kak! Kak Daffa memang the best lah!" Kekeh Attar mengacungkan dua jempolnya di hadapan Daffa.

Senyuman menjadi perisai bagi dirinya hari ini. Tingkah lucu Attar sanggup membantunya dari perasaan yang tak menentu. Daffa mulai merasa begitu sayang terhadap anak laki-laki yang begitu ceria dari awal dia bertemu.

Andre sudah mengajak Daffa untuk pulang. Tadinya Daffa berharap bisa bertemu dengan Jihan untuk sekedar bertanya sedikit tentang kabar sebagai basa-basi lalu menanyakan perihal pria tadi.

Semua hal itu urung dia lakukan bila berpikir lebih jauh bahwa dia bukan siapa-siapa Jihan. Mungkin lain kali dia harus bertanya sekedar memenuhi rasa keingintahuannya yang begitu menguasai pikirannya saat ini.

Sungguh pikirannya sedang kacau, hanya gara-gara seorang perempuan yang tidak ada hubungan dengannya. Mengingat kembali bagaimana Jihan tersenyum malu dengan mata layaknya seseorang yang sedang mengagumi orang lain.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang