Pertemuan 24

490 37 2
                                    

Selamat membaca!!!🌻

Bismillaahirrohmaanirrohiim...
_______________________________

Sakitnya seorang ibu bukan ketika dirinya yang sakit tetapi ketika melihat anaknya sakit.

* R P P *


5 tahun kemudian.

Suasana rumah sakit begitu sibuk, terutama di ruangan IGD. Banyak korban kecelakaan yang harus ditangani. Hari Sabtu sudah pasti hanya dokter jaga dan para calon dokter yang sedang melaksanakan koas saja yang menangani belasan korban kecelakaan.

Tak hanya orang dewasa, anak kecil pun ada yang menjadi korban dalam kecelakaan. Senja itu menjadi kelam dengan kejadian kecelakaan beruntun. Sebuah mobil elf terpaksa membanting stir menghindari sepeda motor yang dikendarai dua orang wanita dan harus terguling.

Penumpang mobil banyak yang terluka. Begitu juga dengan kedua wanita pengendara motor, yang mendapat luka yang cukup parah. Sayang, mobil itu harus menyerempet sebuah motor yang sedang dikendarai seorang lelaki dewasa yang membonceng seorang anak.

Kedua lelaki itu pun tak ayal mendapat luka di sekujur tubuhnya. Bahkan anak kecil itu masih tak sadarkan diri. Berbeda dengan lelaki dewasa yang masih bisa tersadar dan mendapat luka berdarah serta lebam di sekujur tubuhnya.

Walau tak ada korban yang meninggal, tetapi korban yang mendapat luka serius cukup banyak. Sebagian dari mereka ada yang harus menjalani rawat inap. Bahkan pihak asuransi pun turun tangan memeriksa setiap korban untuk proses pembiayaan pengobatan korban kecelakaan.

Jihan bergegas menuju rumah sakit setelah adik iparnya Zahira mendapat kabar bahwa suaminya dan juga anak Jihan, Attar menjadi korban kecelakaan. Mereka berdua pun menuju rumah sakit melihat kondisi Alfian dan Attar.

Sungguh hati Jihan sangat gelisah. Kembali dia harus teringat akan kejadian meninggalnya Nizar. Waktunya pun begitu mirip. Jihan tak kuasa menahan tangisnya. Tapi dia masih berusaha sadar karena dia sedang mengendarai motor.

Sesampainya di depan ruang IGD, Jihan dan Zahira berhambur mencari informasi tentang keadaan Alfian dan Attar. Ketika mereka diperbolehkan masuk, segera mereka mencari blankar Alfian dan Attar.

Hati seorang ibu begitu menjerit tatkala melihat anaknya dalam kondisi tak sadarkan diri. Kepalanya memang tak ada luka, tetapi tangan dan kakinya menampilkan banyak luka. Perban pun menggulung di tangan dan kakinya.

Jihan hanya bisa menangisi keadaan anaknya. Niat hati ingin mengunjungi Haura dan juga ibu mertuanya, tetapi apa daya kemalangan kini menimpa anak dan adik iparnya.

Blankar Attar dan Alfian bersebelahan, sehingga Jihan pun dapat melihat bagaimana keadaan Alfian yang juga cukup mendapat luka di sekujur tubuhnya. Bagian kaki terbalut perban dan tangannya pun ikut menoreh luka lebam.

Kondisinya masih bisa bertahan sehingga Alfian masih sadar. Dia hanya terjatuh dan kakinya terhimpit motornya yang menabrak tembok. Berbeda dengan Attar yang terlempar dari motor dan jatuh tersungkur ke sisi jalan. Untungnya helm masih setia di kepalanya sehingga kepalanya tidak terbentur.

Jihan tak hentinya merapalkan doa untuk sang anak. Keinginan sang anak untuk membeli makanan bersama pamannya berujung kecelakaan. Tak ada yang harus disalahkan. Ini sudah menjadi qadha Tuhan.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang