Pertemuan 4

750 49 4
                                    

Selamat membaca!🌻

Bismillaahirrahmanirrohiim....
______________________________

Benci jadi cinta?
Aku merasa kan sebaliknya
Cinta jadi benci!

* R P P *

Seperti biasa suasana kelas akan menjadi ramai ketika pergantian jadwal mata pelajaran. Begitupun dengan suasana kelas Daffa yang sudah ramai dengan pembicaraan setiap kumpulan di dalam kelas.

Mereka menyisihkan waktu untuk berbicara satu sama lain sebelum guru masuk ke kelas membagikan ilmunya kepada mereka. Tak ketinggalan tiga orang siswa laki-laki di bangku paling belakang sedang ikut bersenda gurau meramaikan suasana kelas.

"Daf! Luka lo masih kelihatan juga! Memangnya kemarin lo dikeroyok berapa orang sih bisa babak belur kaya gini?" Tata bertanya sambil sesekali memainkan ponselnya.

"Katanya atlet taekwondo! Masa lo kalah sama mereka?" tambah Andre yang setia melihat setiap jengkal luka lebam di wajah Daffa.

"Kita berempat mereka belasan. Ya kalah telak dong! Gue saja menghadapi lima orang sekaligus!" Tangan Daffa hanya bisa mengelus luka-lukanya yang mulai tak terasa sakit.

"Lo juga sih cari gara-gara sama gank motornya Gio, jadi begini nih akibatnya!"

"Bukan gue yang mulai, Ta! Anak buahnya Gio yang nantangin gue!" Daffa merasa tak terima dengan ucapan Tata.

Tata hanya terdiam melihat kilatan amarah di mata Daffa dan melirik Andre yang hanya memberi isyarat 'harusnya lo diem' dengan mata yang berkedip-kedip dan telunjuk berdiri di depat mulutnya.

Hening sejenak di antara ketiganya, hingga suara Mozza terdengar sampai ke telinga Daffa seperti orang yang gusar, mengumpat seseorang yang Daffa kenal.

"Aduh! Bu Jihan masuk enggak sih? Gue sudah gerah nih pakai kerudung dari tadi!" rengek manja dari Mozza yang membuat rasa tak terima dari Daffa.

"Sudah pakai saja! Lo lebih cantik kalau pakai kerudung kaya gitu!" celetuk Daffa kesal.

Mozza pun dengan senyum yang sumringah dan gaya yang dibuat-buat melirik ke arah Daffa. "Makasih Daf! Ternyata lo tak lupa kalau gue itu cantik!"

Andre dan Tata seketika tertawa tapi tertahan ketika melihat ekspresi jijik dari wajah Daffa sehingga mereka hanya melipat mulut sambil menahan tertawa.

"Eh iya, kenapa Bu Jihan lama sekali ya? Enggak sabar nunggu Bu Jihan ngajar!" Daffa menoleh ke arah jendela menunggu kedatangan Bu Jihan.

Kembali Andre dan Tata hanya bisa saling bertatapan tak percaya dengan sikap seorang Daffa. Mereka saling memberi kode lewat mata dan dagu bertanya apa yang terjadi dengan Daffa.

"Enggak salah gue? Seorang Daffa bersemangat untuk belajar? Kesambet setan apaan nih bocah?" Andre mulai menertawakan Daffa. Tetapi ujungnya dia mendapat hadiah jitakan di kepalanya dari Daffa. Hingga Andre meringis kesakitan.

"Gue cuma belum bilang terima kasih saja buat yang kemarin," Daffa beralasan dan memalingkan wajahnya agar tak terluhat sedang berbohong.

"Ooooohhhh!!" Andre dan Tata hanya tersenyum penuh arti.

Di depan pintu muncullah dua orang perempuan dengan khimar yang lebar sedang mencari seseorang. Salah satu dari perempuan itu pun mulai memberanikan diri menanyakan orang yang dia cari pada siswa yang tak jauh dari pintu.

Remaja Pengagum Perempuan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang